Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat Lainnya
Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak 2 Tahun
Bagaimana cara menghilangkan trauma pada anak? Karena dari artikel yang saya baca bahwa menghilangkan trauma pada anak bukanlah sesuatu yang mudah. Anak yang pernah mengalami trauma membutuhkan perhatian khusus agar dampak trauma yang ia rasakan tidak berkepanjangan dan bisa memengaruhi perkembangannya. Saya takut apabila anak saya punya trauma sampai dia besar nanti. Terima kasih.
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
2
1
1 komentar
Terbaru
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
HaloElena Lestari, terima kasih untuk pertanyaannya.
Sebagai orang tua tentunya mengharapkan yang terbaik buat anak sehingga berbagai cara akan dilakukan agar anak merasa nyaman dan aman menjalani hari-harinya. Kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh anak terkadang menyisakan trauma sehingga berdampak pada perilaku anak dalam menjalani keseharian, yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap keseharian orang tua dalam menjalani aktivitas.
Anda dapat mengenali sumber trauma anak sehingga lebih mudah untuk mendampingi anak melewatinya. Luangkan waktu lebih banyak untuk anak dengan melakukan aktivitas bersama, salah satunya dengan lebih banyak waktu bermain bersama. Dengan kata lain orang tua hadir secara jasmani dan rohani agar anak merasa tidak sendirian. Dalam menghadapi anak, sebaiknya tetap tenang dan jangan terbawa emosi sehingga tidak memperburuk kondisinya. Hargai setiap proses anak sehingga tidak merasa semakin tertekan.
Tingkat trauma yang dirasakan oleh anak juga berbeda sehingga dibutuhkan penanganan yang berbeda pula. Perlu diketahui bahwa untuk memastikan kondisi anak yang sebenarnya diperlukan asesmen/ pemeriksaan yang mendalam. Dengan dilakukan pemeriksaan lebih dini, maka dapat segera ditentukan pula langkah yang tepat untuk selanjutnya. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk mendiagnosa sendiri.
Anda tidak perlu ragu memeriksakan anak anda ke psikolog atau dokter spesialis anak untuk memperoleh gambaran dan penangan yang tepat.
Semoga membantu ya