🔥 Diskusi Menarik

Cara Mengatasi Pelaku Mental Abuse

Saya menyadari bahwa saya terjebak di dalam hubungan yang tidak baik. Saya merasa tertekan dan selalu merasa bersalah, saya tidak berani mengambil keputusan sendiri. Saya sangat di kekang sampai saya tidak mengenali diri saya sendiri lagi. Akan tetapi pasangan saya tidak menyadari bahwa dia adalah pelaku mental abuse. bagaimana cara supaya dia sadar? Apakah tindakan saya meninggalkan dia akan berdampak pada kesehatan mentalnya? Akankah ada kemungkinan dia bunuh diri mengingat selama hubungan, dia selalu mengancam menyakiti dirinya sendiri apabila saya tidak nurut. Apa yang harus saya lakukan agar keluar dari lingkaran ini dok? Terimakasih.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
27
1

1 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Dalam menjalani sebuah hubungan pacaran/ pernikahan, terkadang sulit membedakan antara cinta dan obsesi. Namun, pada kenyataannya kedua hal tersebut sangat berbeda. Cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata.

Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan. Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan lainnya antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi komitmen dan rasa percaya untuk tumbuh bersama, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki saja. Dengan beberapa gambaran perbedaan antara cinta dan obsesi di atas, dapat membantu anda untuk mengevaluasi diri dan perasaan anda saat ini untuk memutuskan menjalin relasi dengan pasangan.


Perlu disadari bahwa hal yang dapat dilakukan agar tercapainya hubungan yang harmonis, yaitu membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi, serta saling menghargai.


Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan, pikiran, perasaan, perilaku, dbs), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri/ pasangan anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar segera tertangani dengan tepat.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan