🔥 Diskusi Menarik

Bingung

Saya seorang istri berumur 25th , menikah 5th lalu dan belum juga memiliki keturunan. Putus kerja setelah mnikah ,karna kebetulan saya dan suami waktu itu satu lingkup kerja. Setelah mnikah ,berat badan saya berangsur naik ,alhasil untuk mncari pekerjaan susah , mngkin jg jadi pnyebab sulit hamil ,stres sekali,apalagi hidup di desa yang apapun itu pasti ada yg brkomentar ,mmbuat saya rasanya ingin terus brsembunyi dan takut dengan dunia luar ,apalagi brtemu dengan org yg saya kenal. Dan emosi selalu datang ketika ada hal berisik ,seperti suara anak kecil yg berteriak. Saya benci itu. Kalo marah saya suka membanting sesuatu sebagai luapan emosi. Saya merasa tidak enak pada suami ,keuarga ,serta orang terdekat saya.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2
1

1 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Permasalahan yang hadir dalam hidup terkadang membuat seseorang merasa kesulitan untuk berpikir jernih, apalagi mencari solusi terbaik untuk permasalahan tersebut. Selain itu, terkadang seseorang juga lebih memilih untuk memendam emosi negatif akibat dari permasalahan yang dialami daripada menceritakannya kepada orang terdekat. Adanya emosi negatif yang terus-menerus dipendam membuat seseorang terkadang merasa putus asa menjalani hidup, dan mengalami ledakan emosi seperti "bom waktu".


Dengan menyadari kondisi diri anda saat ini merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan. Menyadari kondisi diri dapat membantu anda untuk menentukan langkah selanjutnya yang dapat anda lakukan sebagai upaya mencari pertolongan. Anda dapat mencari lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk berbagi. Anda juga dapat menemukan aktivitas yang dapat mengalihkan pikiran negatif anda. Jika dirasa belum maksimal, anda tidak perlu ragu mencari bantuan profesional sehingga kondisi anda segera tertangani dengan tepat.


Anda dan pasangan perlu membangun pola komunikasi hangat dan terbuka, seperti membahas mengenai tujuan bersama yang akan dicapai ke depan, saling memberikan feedback peran masing-masing dalam hubungan, kesediaan untuk evaluasi dan introspeksi diri, dan sebagainya. Dalam komunikasi tersebut, upayakan untuk tidak saling menghakimi, serta mendengarkan dan menghargai pendapat masing-masing. Sampaikan kekhawatiran, ketakutan, serta hal yang membuat anda merasa tidak nyaman. Dengan demikian, anda dan pasangan diharapkan dapat mengambil keputusan bersama untuk kebaikan bersama pula, serta dapat meminimalisir kesalahpahaman yang terjadi. Semoga membantu ya


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, atau boleh melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog.


1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan