Bertanya
Halo dokter umur aku baru naik 17 tahun tapi pas udh 17 tahun ibu semakin tinggi emosinya ,aku bingung harus gimana ke ibu aku mau ikut ekskul basket g boleh akhirnya keluar trs paskib juga g boleh akhirnya keluar jalan 1 1 nya osis buat aku mengekspresikan diri aku tapi tetep gboleh cuman kalo yg OSIS ini beneran deh aku sibuk banget bahkan harusnya aku nginep aku g nginep karena takut aku OSIS kalo pulang sekolah 2 Minggu ini banyak kegiatan makannya aku pulangnya jam 8 MLM , aku bingung kalo emg dia kekeh g boleh jangan ngomong anjing babi dll ke aku jadinya kepikiran trs udh 1 Minggu ini kepala sakit banget kalo mau tdr minum panadol 4 biar g sakit, tiap hari nangis trss gimana ya caranya berhenti sedih, dok kalo emg saya di agnosa sakit kejiwaan aku cabut
Halo Insira Sira, terima kasih untuk pertanyaannya.
Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang mendukung, maka orang tersebut relatif lebih nyaman dalam menjalani keseharian. Sebaliknya, apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu.
Anda dapat menenangkan diri terlebih dahulu, mengelola pikiran dan emosi sehingga anda dapat berpikir secara jernih untuk mengambil langkah selanjutnya. Kemudian, ajak orang tua berdiskusi dan berbicara dari hati ke hati sehingga dapat menemukan solusi bersama. Jika diperlukan, anda dapat meminta bantuan pihak keluarga yang dianggap mampu bersikap netral dan bijaksana sebagai penengah. Anda tidak perlu ragu untuk mengunjungi psikolog, agar mendampingi anda mengatasi kondisi tertekan tersebut.
Saya bisa memahami kondisi yang anda alami saat ini, semoga jawaban di atas dapat membantu, serta membantu pula agar anda lebih siap menghadapi kenyataan yang terjadi.
wah kak udah pernah ngobrol baik2 sama ibunya klo kakak butuh kegiatan ekskul demi diri kaka dan bahwa kegiatan yang kakak lakukan itu bermanfaat? mungkin ibu kakak terlalu posesif kali ya jadi ngelarang ini itu. duh semoga bisa menemukan jalan kluar trbaik ya kak..