🔥 Diskusi Menarik

Benci dengan hobi sendiri

Saya ibu rumah tangga, 2 anak (8&6 th). Dulu saya sangat menyenangi dunia masak dan baking. Pernah menerima orderan baking dan sejenisnya.


Suatu ketika saya memasak untuk acara di keesokan harinya. Sekitar pukul 23.00 WIB baru selesai pekerjaan dapur saya. Dalam kondisi lelah dan ingin beristirahat tiba-tiba suami marah, melempar bantal dan guling saya keluar kamar dan menyuruh saya tidur di luar dengan alasan saya terlalu sibuk dengan dunia saya sendiri. Seketika perasaan saya hancur. Tidak pernah terlintas sy totalitas dengan hobi yang membuat suami marah. Saya hanya berusaha menekan pengeluaran dengan meminimalisir biaya konsumsi untuk acara di rumah.


Sejak saat itu saya begitu benci dengan urusan dapur. Saya merasa tidak ada gunanya berlelah-lelah di dapur. Hobi saya sirna seketika. Sering merasa tidak bersemangat, semua terasa sia-sia dan tidak berguna.


Apakah hal ini termasuk depresi? Sy ingin kembali menekuni hobi, tapi selalu terbayang-bayang kemarahan suami meski suami mengakui hanya salah paham dan sudah meminta maaf sebelumnya.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
22
1

1 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga keadaan traumatis tersebut akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.

Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Anda juga dapat mengalihkan pikiran tersbut kepada hal-hal positif yang anda senangi. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, pasangan, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.

Untuk info lebih lanjut mengenai trauma psikologis dapat dibaca pada artikel berikut: https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/trauma/


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan