Apakah kaksk saya seorang NPD?
Selamat Malam Dokter
Ijin Bertanya dan Curhat;
Saya mempunyai kakak laki-laki (nomer 2, kelahiran thn 1972) kami 5 bersaudara. Kakak saya ini sama sekali tidak memiliki rasa simpati dan empati. Terlebih saat bapak dan ibu saya sakit keras. Sampai meninggalpun dia tidak datang menjenguk. setelah di kubur baru dia datang. Padahal saya sangat membutuhkan dia (karena dia kakak laki2) saat di pemakaman untuk menurunkan jenazah ke dalam liang lahat ; jadi saya seorang diri.
Kejadian perubahannya terasa saat dia kehilangan sejumlah uang (sebut saja Rp 450 juta, pemberian dari orang tua). Padahal uang itu peninggalan terakhir orang tua saya untuk kakak saya tsb. Dia invest di koperasi dan koperasinya kolaps / bangkrut. Padahal sudah di nasehati tapi dia tetap tidak mau dengar. Akhirnya terjadilah apa yang di khawatirkan selama ini. Sehingga sekarang hidupnya bergantung kepada kakak saya no.1 (setiap bulan dikirim uang oleh kakak no.1) dia tidak mau bekerja, tidak mau berrdagang (di usahakan kakak no 1) di modalipun dia tidak mau. Jadi hidupnya sehari2 tidak melakukan apapun. Kalau di nasehati tidak mau dengar. Dia merasa yg dilakukan saat ini sudah benar. Awalnya saya tidak tahu sama sekali tentang NPD ini.. saya ingin lebih tahu lagi secara mendalam tentang NPD ini. Apakah kakak saya mengalami NPD? Waktu remaja, bpk saya memang agak keras terhadap kakak saya ini. Sehingga kelas 1 SMA dia memutuskan pinah ke bandung dari jakarta (keluar rumah) tinggal bersaama pamannya yg ada di bandung. Selesai SMA di bsndung melanjutkan universitas tapi tidak selesai.. jadi ijazahnya hanya sampai SMA. Dulu seriap saya & ibu ke bandung dia selalu jemput di stasiun bandung 1 jam sebelum kereta tiba. Tapi saat ibu sakit keras dia sama sekali tidak mau datang menjenguk padahal ibu sudah video call minta dia datang dia tetap tidak mau datang. Sampai saat ibu di kubur pun dia tidak datang. Satu hari setelah ibu di kubur baru dia datang.
Mohon pencerahannya dokter. Terima kasih
Hormat Saya;
Nama saya Bakti Darmaguna
Email : [email protected]
Halo Bakti Darmaguna, terima kasih atas pertanyaan anda
Perlu diketahui untuk mendiagnosa kondisi mental seseorang tentu diperlukan pemeriksaan/ asesmen mendalam oleh profesional sehingga tidak dianjurkan self diagnose.
Sebagai orang terdekatnya, anda hanya perlu menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi atau memberikan ceramah, serta validasi emosi dan pikiran yang diutarakan. Terkadang seseorang yang mengalami permasalahan tidak dapat berpikir secara rasional sehingga tidak mampu untuk melihat alternatif solusi lain dari permasalahannya. Ajak berbicara dari hati ke hati mengenai kondisi, pikiran, dan perasaan yang dialami. Dengan meluapkan apa yang ada dipikiran dan perasaan seseorang tersebut kepada anda, maka akan membantunya untuk merasa lebih lega dan bisa memandang masalah lebih baik. Anda dapat memberikan masukan sesuai kemampuan anda jika ia memintanya. Hal tersebut diharapkan dapat sebagai bahan introspeksi. Anda bisa saja menemui tantangan dan membutuhkan proses yang lama sampai yang bersangkutan dapat menerima kondisinya dan mulai melihat dari perspektif yang berbeda. Anda juga tidak perlu ragu memberikan tawaran untuk mendapatkan bantuan professional ke psikolog dan psikiater agar segera tertangani dengan tepat. Semoga dapat membantu
Untuk informasi lebih lanjut mengenai NPD dapat dibaca pada artikel berikut:
https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/narsistik/
hellosehat.com