šŸ”„ Diskusi Menarik

Apa yang harus saya lakukan saat terlanjur marah, di saat banyak beban fikiran

Saya lagi hamil ke 2 usia 24wk, Rasa cemas dan gelisah mulai menghantui saya, sperti memikirkan bagaimana nanti saat persalinan, bahkan sampai soal kematian saat proses melahirkan, saya selalu ketakutan, dalam fikiran saya gak mau meninggalkan anak2 saya,namun pada minggu2 ini saya sering Emosi dg klakuan anak pertama saya, dia selalu membuat saya emosi tak terkontrol hingga saya membentak dan memukulnya, Namun setelah itu saya menyesal dan menangis tersendu2 rasanya saya telah gagal menjadi seorang ibu, hingga keluar kata2 yg menakutkan anak saya ttng kematian saya atau saat saya tinggalkan,, dan itu terjadi bbrapa kali terakhir ini.

Dan ini semua bikin saya stress saya bingung, menyesal, kasihan dan marah,,,

Setelah itu apa yang harus saya lakukan selanjutnya,, saya hanya bisa menangis dan memeluk anak saya, sementara saya bingung dg kata2 yg sudah terlanjur dilontarkan kpda anak saya, saya takut akan membekas di hatinya, dan menjadi beban fikiran nya, dan itu semua membuat saya frustasi

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
28
2
2

2 komentar

wah semoga kaka bisa mendapat dukungan agarmerasa tenang menghadapi kehamilan keduanya yaa. sehat2 terus kak!

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kehamilan merupakan masa yang membahagiakan bagi para ibu ataupun calon ibu. Namun, terkadang proses kehamilan hingga persalinan menimbulkan rasa takut dan cemas. Hal tersebut adalah hal yang wajar dirasakan, terutama mendekati proses persalinan. Kekhawatiran dan ketakutan tersebut bisa saja dipicu oleh bayangan memikirkan hal-hal buruk selama persalinan, komplikasi persalinan, kemungkinan kelahiran melalui operasi caesar atau normal, atau berbagai hal lainnya. Setiap wanita hamil merasakan ketakutan dan kecemasan yang berbeda, sehingga langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali sumber perasaan tersebut.


Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan marah anda agar tidak meledak-ledak yaitu, melakukan relaksasi pernapasan sampai anda merasa tenang dan rileks. Dengan kondisi tenang, anda dapat berpikir lebih jernih untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda merespon dengan marah yang meledak-ledak. Selain itu, anda juga dapat berhitung mundur dan melakukan self-talk untuk mencoba tetap tenang dalam merespon. Anda sebaiknya tetap menggunakan energi yang dimiliki untuk mengontrol yang dapat anda kendalikan seperti pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya, daripada energi anda terkuras untuk mencoba mengendalikan respon/ sikap orang lain terhadap anda.


Anda tidak perlu malu untuk meminta maaf kepada anak dan menyampaikan perasaan bersalah anda, ajak mereka berdiskusi dan bebicara dari hati ke hati (tanyakan pikiran, perasaan, dan harapan). Berikan mereka pelukan lebih sering dari biasanya, apresiasi setiap pencapaian (baik besar maupun kecil) yang mereka raih. Anda juga dapat mengembangkan pola komunikasi hangat dan terbuka dengan pasangan karena berumah tangga dan mengurus anak adalah tanggung jawab bersama. Kembangkan sikap memaafkan pada masa lalu yang membuat anda tidak nyaman.


Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga ringan, asupan nutrisi yang tercukupi, pola tidur yang cukup sehingga akan membantu untuk menstabilkan kondisi emosi anda. Anda dapat menuliskan situasi yang memicu emosi marah anda pada jurnal harian secara berkala, sehingga anda dalam melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak. Anda sebaiknya tetap terkoneksi dengan sekitar, agar tidak merasa semakin terasingkan.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar segera tertangani dengan tepat.

Semoga proses kehamilan sampai persalinan anda lancar

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan