🔥 Diskusi Menarik

anak saya tidak mau sekolah

Selamat pagi Dokter, mohon bantuan solusi, anak saya kelas 4 SD, pada waktu TK pernah main polisi penjahat sama teman-temannya, dikeroyok dan kena pukul dadanya sampai bengkak, sekarang di SD diolok-olok karena takut suntik, untuk menghindari suntik tidak masuk sekolah. Setelah ikut vaksinasi susulan di puskesmas, di sekolah diolok-olok tukang bolos, sekarang tidak mau sekolah, saya sudah dipanggil wali kelas dan kepala sekolah, dikasih tahu kemungkinan bisa tidak naik kelas karena absen lama, apa yang harus saya lakukan, setiap pagi anak saya beralasan ngantuk supaya tidak bangun pagi dan sekolah, minder, suka teriak-teriak kalau bicara, tidak mau main keluar rumah

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
5
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kami memahami kekhawatiran anda sebagai orang tua.

Kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh anak terkadang menyisakan trauma sehingga berdampak pada perilaku anak dalam menjalani keseharian, yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap keseharian orang tua dalam menjalani aktivitasnya. Pengalaman traumatik tersebut bisa saja memicu munculnya respon cemas, takut, menarik diri, bahkan mempengaruhi perubahan pada kondisi fisik. Secara alamiah, anak akan mencari berbagai alasan untuk menghindari ketidaknyamanan tersebut.


Sebagai orang tua tentunya mengharapkan yang terbaik buat anak sehingga berbagai cara akan dilakukan agar anak merasa nyaman dan aman menjalani hari-harinya. Anda dapat membantu anak untuk mengenali dan menangani rasa traumanya secara bertahap. Dapat dimulai dengan mengajak anak berkomunikasi terbuka dengan berbicara dari hati ke hati, dengarkan semua yang disampaikan tanpa menghakimi ataupun menyalahkan anak. Kemudian validasi semua emosi yang dirasakan. Lalu tanyakan ppula harapannya. Dengan komunikasi ini, anda dan anak dapat bersama-sama menemukan alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi. Selain itu, ajari anak untuk membela diri di depan teman-temannya. Bantu anak mengenali potensi yang dimiliki agar ia merasa berharga. Hargai setiap proses anak, agar anak tidak merasa semakin tertekan selama menjalani proses tersebut. Berikan apresiasi setiap perkembangan anak, sehingga termotivasi untuk mempertahankan perilaku baiknya.


Untuk memastikan kondisi anak yang sebenarnya diperlukan asesmen/ pemeriksaan yang mendalam oleh professional. Dengan dilakukan pemeriksaan lebih dini, maka dapat segera ditentukan pula langkah yang tepat untuk selanjutnya.


Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak/ pendidikan jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya memahami kekhawatiran Anda terkait anak yang tidak mau sekolah. Berikut adalah beberapa saran yang dapat Anda pertimbangkan:
  1. Komunikasi dengan anak: Bicarakan dengan anak secara terbuka dan penuh perhatian untuk mencari tahu alasan mengapa ia tidak mau sekolah. Dengarkan dengan empati dan berikan dukungan kepada anak.

  2. Bantu anak mengatasi trauma masa lalu: Jika anak mengalami kejadian traumatis di masa lalu, seperti dikeroyok atau ditakutkan dengan suntikan, penting untuk memberikan dukungan emosional dan membantu anak mengatasi rasa takutnya. Anda dapat mencari bantuan dari psikolog anak untuk membantu anak mengatasi trauma tersebut.

  3. Libatkan pihak sekolah: Berkomunikasilah dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk menjelaskan situasi anak dan mencari solusi bersama. Mereka mungkin dapat memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan untuk membantu anak kembali ke sekolah.

  4. Cari tahu penyebab diolok-olok: Jika anak diolok-olok di sekolah, penting untuk mencari tahu penyebabnya. Bicarakan dengan anak dan pihak sekolah untuk menemukan solusi yang tepat, seperti mengadakan pertemuan dengan teman sekelas atau mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah.

  5. Berikan motivasi dan dorongan: Bantu anak untuk melihat nilai penting pendidikan dan manfaatnya dalam kehidupan. Berikan pujian dan dorongan ketika anak berani pergi sekolah dan mengatasi rasa takutnya.

  6. Bantu anak mengembangkan keterampilan sosial: Ajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan di luar sekolah, seperti olahraga atau klub, untuk membantu anak memperluas lingkaran pertemanan dan meningkatkan rasa percaya diri.

  7. Bekerjasama dengan guru dan konselor: Libatkan guru dan konselor sekolah dalam membantu anak mengatasi masalahnya. Mereka dapat memberikan saran dan dukungan yang lebih spesifik sesuai dengan situasi anak.

  8. Tetap konsisten dan tegas: Tetapkan aturan yang jelas dan konsisten terkait kehadiran anak di sekolah. Berikan konsekuensi yang sesuai jika anak terus membolos sekolah tanpa alasan yang valid.

  9. Cari bantuan profesional: Jika masalah anak terus berlanjut dan sulit diatasi, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari psikolog anak atau konselor yang dapat memberikan pendampingan dan terapi yang sesuai.

Ingatlah bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda. Penting untuk memberikan dukungan, pemahaman, dan kesabaran kepada anak dalam menghadapi masalah ini. Jika masalah terus berlanjut, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau pendidikan untuk mendapatkan bantuan yang lebih spesifik.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan