Diagnosis
Bila Anda mencurigai gejala alergi yang dialami disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung wijen, segera periksakan diri ke dokter.
Dokter nantinya akan mendiagnosis kondisi ini berdasarkan riwayat reaksi setelah mengonsumsi atau terpapar biji wijen.
Setelah itu, Anda mungkin menjalani sejumlah tes alergi tambahan, seperti tes tusuk kulit atau tes IgE darah.
Tes IgE biasanya dilakukan untuk mendukung hasil diagnosis, tapi tidak dapat digunakan sendiri.
Pasalnya, beberapa orang dapat memiliki tes alergi positif, tetapi mempunyai toleransi terhadap makanan tersebut sehingga tidak mengalami reaksi apa pun.
Obat dan pengobatan alergi biji wijen
Sama seperti jenis alergi makanan lainnya, pengobatan alergi biji wijen membutuhkan dosis epinefrin (adrenalin) yang disuntikkan.
Cara pengobatan ini biasanya diperlukan untuk reaksi alergi yang serius.
Epinefrin bertujuan membalikkan respons syok anafilaksis sehingga reaksi alergi mereda.
Anda mungkin juga perlu membawa suntikan otomatis yang mengandung epinefrin (EpiPen) ke mana pun bila memiliki alergi terhadap wijen.
Dengan begitu, Anda bisa menyuntikkan epinefrin segera ke lengan atau kaki beberapa saat bila reaksi terjadi.
Penanganan yang cepat akan mengurangi risiko komplikasi yang parah.
Cara mencegah reaksi alergi biji wijen

Bila Anda memiliki alergi terhadap biji wijen, penting untuk menghindari pemicu alergi guna mengurangi risiko terjadinya reaksi alergi yang parah.
Sayangnya, tidak sedikit bahan wijen dicantumkan dengan nama-nama yang mungkin tidak umum.
Meski begitu, selalu baca label makanan atau tanyakan kepada pelayan restoran terkait bahan yang digunakan sebelum memesan makanan.
Guna memudahkan Anda, usahakan untuk menghindari konsumsi makanan yang dicampurkan bahan-bahan berikut:
- benne, biji benne, biji bennis,
- gingelly atau minyak gingelly,
- gomasio (garam wijen),
- halva,
- tepung wijen,
- minyak wijen,
- pasta wijen,
- biji wijen, atau
- tahini, tahina, tehina.
Makanan yang mengandung wijen
Bahan-bahan wijen yang telah disebutkan biasanya dapat dijumpai pada makanan tertentu.
Anda mungkin bisa lebih waspada ketika hendak mengonsumsi makanan tersebut, terutama ketika makan di luar, dengan bertanya kepada pihak restoran.
Ada pun beberapa jenis makanan yang biasanya mengandung wijen antara lain:
- makanan yang dipanggang, seperti bagel, roti, roti burger, atau roti gulung,
- sereal, seperti granola dan muesli,
- keripik, yaitu keripik bagel atau tortila,
- saus, hummus, atau tahini,
- mie, risoto, atau shish kebab,
- minuman herbal,
- daging atau sosis olahan,
- makanan ringan, seperti pretzel, kue beras, atau permen,
- sushi,
- tempe, dan
- burger vegetarian.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar