backup og meta

Ketahui 4 Jenis Tes Alergi Kulit dan Kapan Harus Melakukannya

Ketahui 4 Jenis Tes Alergi Kulit dan Kapan Harus Melakukannya

Tes alergi kulit dapat membantu Anda dan dokter untuk menentukan perawatan kulit yang tepat untuk mengatasi masalah kulit karena alergi yang Anda alami.

Pasalnya, alergi kulit bisa diakibatkan oleh berbagai macam jenis alergen sehingga memerlukan uji reaksi untuk melihat penyebab pasti masalah alergi kulit Anda.

Apa saja jenis tes alergi kulit yang umum dilakukan?

Jenis tes alergi kulit

Pada umumnya tes alergi dilakukan oleh dokter dengan bantuan seorang perawat

Pemeriksaan ini akan berlangsung sekitar 20 – 60 menit dengan hasil yang keluar dalam waktu yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis pemeriksaan alergi kulit yang dilakukan.

Beberapa jenis tes dapat mendeteksi reaksi alergi secara langsung. 

Sementara itu, tes lainnya memerlukan jangka waktu tertentu untuk melihat reaksi kulit dengan alergen, atau disebut juga tes alergi tertunda.

Berikut ini beberapa jenis pengujian reaksi alergi di kulit yang perlu Anda ketahui.

1. Skin prick test (tes tusuk kulit)

skin prick test adalah uji tusuk kulit alergi

Skin prick test atau tes tusuk kulit adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi alergen yang memicu reaksi alergi. 

Tes alergi kulit satu ini biasanya dilakukan untuk menguji alergi makanan, serbuk, jamur, bulu hewan, hingga serangga (tungau debu).

Pada orang dewasa, pemeriksaan akan dilakukan pada lengan bawah.

Sementara itu, uji tusuk kulit akan dilakukan di punggung atas pada anak-anak.

Normalnya, pengujian ini tidak menimbulkan rasa sakit karena jarum yang disuntikkan tidak menembus struktur kulit bagian terluar.

Berikut ini tahapan skin prick test yang biasanya dilakukan di fasilitas layanan kesehatan.

  1. Dokter akan membersihkan area kulit yang akan ditusuk.
  2. Kulit akan digores sehingga alergen masuk ke bawah permukaan kulit.
  3. Perawat menyuntikkan sejumlah kecil ekstrak alergen yang dicurigai.
  4. Dokter mengamati perubahan kulit untuk memeriksa apakah terjadi reaksi alergi.
  5. Hasil reaksi dari pemeriksaan ini dapat terlihat 15 – 20 menit kemudian.

Selain ekstraksi penyebab alergi kulit, ada dua zat tambahan yang digoreskan ke permukaan kulit, yakni histamin dan gliserin.

Uji tusuk kulit memang terbilang aman dan efektif. Namun, ada kalanya tes alergi ini tidak memberikan hasil yang cukup akurat.

Hal ini dapat disebabkan oleh jarak pengujian yang terlalu singkat antara beberapa larutan alergen dalam area pengujian yang berdekatan. 

2. Skin injection test (tes injeksi kulit)

Berbeda dengan tes tusuk kulit, uji alergi kulit yang satu ini menyuntikkan ekstrak alergen yang dicurigai ke area bawah permukaan kulit.

Tes ini dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan alergi terhadap racun lebah, penisilin, dan jenis obat-obatan tertentu.

Berikut ini langkah-langkah yang biasanya dilakukan pada tes injeksi kulit.

  1. Dokter akan membersihkan area kulit yang akan diuji.
  2. Sejumlah kecil alergen akan disuntikkan ke dalam kulit.
  3. Dokter kemudian mengawasi reaksi di area tersebut selama 15 – 20 menit.
  4. Umumnya, reaksi alergi yang paling sering muncul adalah ruam yang disertai dengan bengkak dan kemerahan.

Tes injeksi kulit, atau disebut juga intradermal skin test, cenderung lebih sensitif dibandingkan tes tusuk kulit. 

Metode ini dinilai menghasilkan reaksi yang lebih pasti.

Selain itu, tes alergi kulit ini juga dilakukan jika hasil tes tusuk dirasa kurang meyakinkan.

3. Patch skin test (tes tempel kulit)

reaksi hipersensitivitas

Patch skin test adalah tes alergi kulit yang dilakukan untuk mendeteksi dermatitis kontak alergi, seperti yang disebutkan dalam situs Cleveland Clinic.

Berbeda dengan kedua tes sebelumnya yang melibatkan jarum suntik, tes tempel kulit menggunakan koyo atau tempelan khusus yang ditempelkan ke punggung. 

Tempelan tersebut telah diberikan sejumlah kecil ekstrak alergen, seperti:

  • lateks,
  • obat-obatan,
  • pengawet,
  • cat rambut, dan
  • logam.

Setelah punggung ditempeli koyo, dokter akan menutupi tempelan tersebut dengan pita hipoalergenik.

Tempelan akan dibuka 48 jam setelah pemeriksaan dilakukan.

Selama 48 jam tersebut, Anda akan diminta untuk tidak mandi dan menghindari aktivitas yang menyebabkan tubuh berkeringat. 

Kemudian Anda akan kembali ke dokter untuk membuka tempelan dan melihat hasil tes alergi.

Perlu diingat bahwa patch skin test tidak digunakan untuk menguji urtikaria (gatal-gatal) atau alergi pada makanan.

4. Skin Scrape Test

Skin scrape test merupakan teknik alternatif dan pelengkap untuk tes alergi kulit yang mampu mendeteksi sensitisasi imun IgE, yaitu antibodi yang berperan dalam hal alergi.

Biasanya, uji alergi kulit ini akan dilakukan jika hasil tes tusuk kulit belum memberikan hasil yang pasti.

Tes ini dilakukan dengan menghilangkan sebagian kecil lapisan kulit terluar. Dengan begitu, larutan alergen dapat masuk ke jaringan kulit yang lebih dalam daripada uji tusuk.

Berikut ini langkah-langkah melakukan skin scrape test.

  1. Dokter akan melakukan disinfeksi atau membersihkan area yang akan diuji.
  2. Area yang akan diuji akan digores sedikit hingga terlihat kulit tipis yang mengelupas.
  3. Alergen dan larutan kontrol akan dioleskan pada bagian tersebut.
  4. Dokter akan mengawasi selama sekitar 15 – 20 menit untuk mengetahui reaksi kulit.
  5. Setelah mendapatkan hasil, area yang diuji kembali akan dikeringkan menggunakan kertas serap khusus.
  6. Area pengujian akan dicuci dan dapat digunakan untuk menguji dengan alergen lainnya.

Uji alergi ini sering digunakan untuk mengetahui alergi terhadap jenis parasit yang menimbulkan penyakit kulit, seperti kudis sarcoptic, cheyletiellosis, dan demodicosis.

Kapan waktu yang tepat untuk tes alergi kulit?

Pada dasarnya, tes alergi dilakukan untuk mengetahui senyawa apa yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit

Dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk melakukan uji alergi kulit jika dicurigai memiliki beberapa gejala berikut.

  • Gejala asma atau sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan obat,
  • Sering bersin-bersin, batuk, dan mata merah.
  • Gatal dan kemerahan di kulit akibat perubahan suhu ekstrem atau mengonsumsi makanan tertentu.
  • Ruam kulit atau bengkak usai terpapar sesuatu.

Pemeriksaan alergi ini sebenarnya cukup aman, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.

Namun, tes ini justru tidak disarankan pada kasus berikut ini.

  • Pernah mengalami reaksi alergi yang parah (anafilaksis),
  • Minum obat yang dapat memengaruhi hasil tes seperti antihistamin.
  • Memiliki penyakit kulit tertentu, seperti psoriasis yang parah.

Apabila hal ini terjadi, dokter mungkin akan merekomendasikan jenis tes alergi kulit lainnya.

Jika Anda khawatir memiliki alergi terhadap  alergen tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Allergy skin tests – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 14 September 2022, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/allergy-tests/about/pac-20392895

Encyclopedia, M., & skin, A. (2022). Allergy testing – skin: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 14 September 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/003519.htm

Olivier, C., Argentão, D., Acácia Pereira Goncalves dos Santos, R., Dias da Silva, M., Patussi Santos Lima, R., & de Lima Zollner, R. (2013). Skin Scrape Test: An Inexpensive and Painless Skin Test For Recognition Of Immediate Hypersensitivity In Children And Adults. The Open Allergy Journal, 6(1). DOI:10.2174/1874838401306010009

Allergy Testing: What It Is, Indications & Types. (2022). Retrieved 14 September 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/21495-allergy-testing

Allergy Testing | Skin Testing | AAAAI . (2022). Retrieved 14 September 2022, from https://www.aaaai.org/tools-for-the-public/conditions-library/allergies/allergy-testing

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Mencegah Reaksi Alergi Makanan, di Rumah dan di Restoran

Ragam Pencegahan dan Obat untuk Mengatasi Alergi Mata


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan