Rinitis alergi merupakan peradangan pada hidung yang muncul akibat paparan pemicu alergi. Kondisi ini dapat membaik seiring waktu dengan pengobatan alami atau medis. Namun, pada kasus tertentu, rinitis alergi berkepanjangan bisa memperburuk gangguan kesehatan yang telah ada atau berujung menjadi komplikasi.
Apa saja komplikasi yang dapat disebabkan oleh alergi yang satu ini?
Komplikasi rinitis alergi bila tidak ditangani
Peradangan pada rinitis alergi tidak sekadar berdampak pada hidung, tapi juga rongga dalam tengkorak (sinus), telinga bagian dalam, hingga saluran pernapasan bawah. Ini disebabkan karena seluruh area tersebut terhubung antara satu sama lain.
Mencari tahu cara mencegah alergi berarti mengurangi risiko komplikasi terjadi. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita rinitis alergi karena gejalanya begitu mirip dengan flu atau pilek biasa.
Padahal, rinitis alergi yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Perennial allergic rhinitis
Perennial allergic rhinitis, atau rinitis perennial, merupakan reaksi alergi yang bersifat kronis. Berbeda dengan rinitis alergi yang muncul hanya saat menghirup alergen, rinitis perennial berlangsung sepanjang tahun seperti pilek yang tidak kunjung sembuh.
Pemicu rinitis perennial yang paling umum adalah tungau debu, kemudian diikuti hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. Meski begitu, zat apa pun yang berada di sekitar Anda sehingga sering terhirup sebenarnya bisa memicu kondisi ini.
Jika tidak terdiagnosis atau ditangani dengan baik, rinitis perennial dapat menyebabkan sinusitis kronis, pertumbuhan polip hidung, dan gangguan kesehatan lain seperti:
- otitis media (peradangan telinga bagian tengah),
- konjungtivitis mata (alergi mata),
- gangguan saluran eustachius,
- gangguan tidur,
- kelelahan kronis, dan
- gangguan belajar.
Gejala perennial allergic rhinitis sama seperti rinitis alergi pada umumnya. Anda mungkin merasakan gatal, hidung meler atau mampet, serta bersin-bersin. Gejala ini biasanya berlangsung sepanjang tahun dan semakin parah pada waktu-waktu tertentu.
Rinitis perennial didiganosis oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Dokter akan bertanya mengenai gejala Anda, lalu melanjutkan dengan tes alergi, tes darah, atau tes pencitraan (CT-scan dan MRI) untuk melihat bagian dalam hidung.
Seperti pengobatan alergi umumnya, Anda dapat mengatasi rinitis perennial dengan berupaya mengurangi sumber alergen di rumah. Jika cara ini tidak membuahkan hasil, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin untuk meredakan gejala alergi.
Sementara bagi penderita rinitis perennial yang berlangsung menahun, terdapat opsi imunoterapi untuk melatih sistem imun agar tidak lagi sensitif terhadap alergen. Terapi ini memakan waktu bulanan hingga tahunan, tapi pengaruhnya terbilang efektif.
2. Sinusitis
Sinusitis adalah salah satu komplikasi yang paling sering dialami penderita rinitis alergi. Kondisi ini ditandai dengan peradangan dan pembengkakan pada sinus, yakni rongga dalam tengkorak yang berhubungan dengan saluran hidung.
Sinus secara alamiah menghasilkan lendir yang mengalir keluar menuju hidung melalui saluran-saluran kecil. Namun, jika saluran ini meradang atau terhalang (misalnya akibat rinitis alergi atau polip hidung), lendir akan terjebak di dalamnya dan mengalami infeksi.
Jika dilihat sekilas, gejala alergi dan sinusitis memang mirip. Keduanya ditandai dengan hidung tersumbat dan sakit kepala yang semakin parah saat ditekan. Akan tetapi, alergi maupun sinusitis sebenarnya mempunyai gejala khas yang bisa Anda amati.
Tanda dan gejala yang khas dari alergi adalah:
- hidung meler dan bersin-bersin,
- mata gatal dan berair, serta
- napas terdengar nyaring (mengi).
Sementara itu, gejala sinusitis yang paling khas adalah:
- nyeri di sekitar pipi dan mata,
- terdapat lendir kental yang berwarna kuning atau hijau,
- berkurangnya kemampuan mencium bau atau mengecap,
- sakit gigi,
- demam ringan,
- bau mulut, dan
- kelelahan.
Gejala alergi biasanya hanya muncul ketika Anda bersentuhan atau menghirup alergen. Namun, jika Anda mengalami gejala alergi disertai hidung tersumbat terus-menerus selama 3-8 minggu, bisa jadi Anda terkena sinusitis akut.
Lebih dari itu, segera periksakan diri ke dokter karena kemungkinan Anda mengalami sinusitis kronis. Dokter akan melakukan tes alergi, pemeriksaan sampel lendir, atau tes pencitraan seperti CT-scan dan endoskopi hidung untuk mendiagnosis kondisi ini.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat sinusitis, dokter biasanya memberikan obat sinusitis semprot atau obat sinusitis tetes dekongestan. Obat ini dapat membantu melembapkan saluran hidung dan meredakan peradangan.
Dokter mungkin juga akan meresepkan obat antibiotik jika sinusitis yang Anda alami disebabkan oleh infeksi bakteri. Antibiotik harus dikonsumsi hingga habis, jadi pastikan untuk selalu mematuhi aturan minum obat supaya hasilnya efektif.
3. Polip hidung
Polip hidung adalah daging yang tumbuh di bagian dalam rongga hidung atau sinus. Pertumbuhan jaringan disebabkan oleh peradangan pada lapisan dalam hidung dan terkadang menjadi komplikasi dari rinitis alergi yang tidak kunjung ditangani.
Ukuran polip amat bervariasi, mulai dari sebesar tetesan air saat baru tumbuh hingga seukuran buah anggur begitu pertumbuhannya sudah maksimal. Polip dapat muncul sendiri-sendiri atau berbentuk kumpulan benjolan di kedua lubang hidung.
Jika ukurannya sangat besar atau tumbuh dalam kelompok, polip dapat menghambat aliran udara dan mengurangi kemampuan mencium bau. Polip juga bisa menghalangi saluran sinus sehingga menyebabkan sinusitis.
Orang yang memiliki polip hidung biasanya mengalami gejala berupa:
- hidung meler,
- hidung tersumbat,
- berkurangnya kemampuan mengecap rasa,
- mimisan,
- terdapat lendir pada kerongkongan,
- sering mendengkur, dan
- gejala mirip sinusitis bila polip menutup sinus.
Polip hidung sering kali menimbulkan kumpulan gejala mirip pilek, tapi pilek cenderung membaik dalam beberapa hari. Sementara itu, gejala polip hidung tidak akan berkurang kecuali Anda mengobatinya.
Ini sebabnya Anda perlu mengunjungi dokter bila mengalami gejala polip hidung. Jika terbukti ada polip pada hidung Anda, dokter akan memberikan obat tetes kortikosteroid untuk mengempiskan polip tersebut.
Dokter juga dapat meresepkan tablet kortikosteroid untuk diminum selama dua minggu bila ukuran polip amat besar atau obat tetes tidak efektif. Jika tidak ada perkembangan selama 10 minggu, dokter mungkin akan menyarankan operasi pengangkatan polip.
4. Infeksi telinga tengah
Infeksi telinga tengah merupakan salah satu komplikasi berbagai penyakit pada hidung, termasuk rinitis alergi. Infeksi disebabkan karena rinitis mengganggu fungsi saluran eustachius yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga tengah.
Apabila fungsi saluran eustachius terganggu, cairan dapat menumpuk di telinga bagian tengah dan memicu infeksi. Pada sejumlah kasus, infeksi juga bisa berawal dari bagian belakang hidung, kemudian terbawa menuju telinga lewat saluran eustachius.
Penderita infeksi telinga bagian tengah biasanya merasakan gejala berupa:
- sakit telinga,
- demam tinggi melebihi 38 derajat Celsius,
- badan lesu,
- keluarnya cairan dari telinga,
- rasa penuh atau tertekan dalam telinga,
- gatal dan iritasi di dalam dan sekitar telinga,
- tidak enak badan, serta
- terganggunya fungsi pendengaran.
Infeksi telinga tengah umumnya membaik dalam beberapa hari. Guna meredakan nyeri, Anda bisa mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen. Bila gejala tidak membaik, segera kunjungi dokter agar Anda mendapatkan perawatan yang tepat.
5. Apnea tidur obstruktif
Rinitis alergi yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi berupa gangguan tidur. Pada beberapa penderita, gangguan tidur tersebut mungkin berbentuk apnea. Apnea adalah terhentinya napas selama beberapa saat ketika Anda tertidur.
Melansir laman Sleep Foundation, gangguan tidur seperti apnea sangat umum dijumpai pada penderita rinitis alergi. Bahkan, pengaruhnya cukup besar dan dapat menurunkan kualitas tidur penderita secara drastis.
Bila rinitis alergi sudah mengganggu tidur, Anda akan lebih cepat lelah dari biasanya. Anda juga lebih mudah mengantuk pada siang hari dan kurang produktif saat menjalani pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu mengobati rinitis alergi yang menjadi penyebabnya. Ada sejumlah obat rinitis alergi yang dapat Anda gunakan, termasuk antihistamin dan dekongestan. Diskusikanlah dengan dokter untuk menemukan yang sesuai bagi Anda.
Pada kasus tertentu, dokter mungkin meresepkan obat kortikosteroid untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat sehingga kualitas tidur dapat meningkat. Ada pula pilihan pengobatan berupa suntik alergi untuk rinitis alergi yang terbilang parah.
Rinitis alergi yang dibiarkan begitu saja tidak hanya menyebabkan komplikasi pada sistem pernapasan, tapi juga dapat mengganggu pendengaran dan kualitas tidur. Oleh sebab itu, segera periksakan diri bila Anda merasa mengalami gejalanya.
Pengobatan rinitis alergi mungkin tidak akan sepenuhnya menyembuhkan rinitis alergi. Meski demikian, hal ini dapat meringankan gejala dan mengurangi risiko timbulnya komplikasi di masa yang akan datang.
[embed-health-tool-bmr]