Pernahkah Anda melihat seorang bayi yang memiliki benjolan di leher atau kepalanya? Kemungkinan besar bayi tersebut mengalami higroma kistik, terlebih jika benjolan tersebut semakin membesar dari waktu ke waktu. Sebenarnya, mengapa higroma kistik bisa terjadi dan apa saja gejala yang timbul? Ketahui faktanya di bawah ini.
Apa itu higroma kistik?
Cystic hygroma atau higroma kistik adalah benjolan berisi cairan (kista) yang tumbuh pada sistem limfatik tubuh.
Sistem limfatik merupakan sistem yang berperan dalam kekebalan tubuh manusia.
Sistem ini terdiri dari kelenjar getah bening, timus, limpa, sumsum tulang, dan pembuluh limfatik yang ada di seluruh bagian tubuh.
Oleh karena itu, kista higroma bisa tumbuh pada bagian tubuh mana pun. Meski demikian, kista ini paling sering tumbuh pada bagian leher dan kepala.
John Hopkins Medicine menyebut higroma kistik sebagai kondisi cacat lahir. Artinya, benjolan ini sering terlihat pada bayi yang baru lahir dan telah terbentuk sejak masih dalam kandungan.
Meski demikian, kista higroma juga sering terlihat pada janin melalui USG kehamilan. Pada beberapa kasus, kista ini tidak terlihat hingga anak bertambah usia.
Tanda dan gejala higroma kistik
Gejala kista higroma bisa berbeda pada setiap orang, tergantung ukuran dan lokasi tumbuhnya.
Namun, gejala umum dari kondisi ini adalah adanya benjolan lunak yang tidak sakit di leher, kepala, ketiak, dada, atau bagian tubuh lainnya.
Bila timbul pada bayi baru lahir, benjolan ini terlihat seperti tonjolan lunak di bawah kulit. Kulit di atas benjolan ini mungkin berwarna kebiruan.
Benjolan pun bisa membesar seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, benjolan terkadang baru terlihat jelas saat anak sudah bertambah besar.
Namun terkadang, benjolan juga baru mulai terlihat jelas jika sudah terjadi infeksi atau perdarahan di dalam kista.
Saat kondisi ini terjadi, gejala lain sering kali muncul pada anak Anda, berupa:
- kesulitan saat makan dan bernapas,
- pertumbuhan terhambat,
- gejala sleep apnea, dan
- kelainan struktur tulang dan gigi.
Pada kasus yang jarang, infeksi yang terjadi pada kista higroma bisa menimbulkan perdarahan.
Penyebab higroma kistik
Higroma kistik terbentuk sejak dalam kandungan. Ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses perkembangan kantung getah bening dan pembuluh limfatik saat bayi berkembang selama kehamilan.
Pada akhir usia kehamilan 5 minggu, jaringan limfatik bayi terbentuk sebagai kantung getah bening di beberapa bagian tubuh, seperti dada, lengan, leher, dan kepala.
Kantung-kantung ini kemudian membentuk pembuluh limfatik yang mengatur cairan dalam tubuh bayi serta membawa lemak dan sel imun.
Namun, ketika terjadi kesalahan atau gangguan, kantung getah bening ini justru mengembang dengan cairan di dalamnya.
Ini kemudian menghambat seluruh atau sebagian sistem limfatik yang sedang berkembang.
Adapun kesalahan pada proses pembentukan pembuluh limfatik ini umumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu lingkungan dan genetik.
Terkait faktor lingkungan, infeksi virus serta penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol selama kehamilan diyakini dapat menyebabkan kista higroma.
Sementara terkait faktor genetik, kebanyakan kasus higroma kistik berkembang karena adanya kelainan kromosom di dalam tubuh bayi.
Kelainan kromosom tersebut mulai dari sindrom Turner, Down syndrome, trisomi 13, 18, atau 21, serta sindrom Noonan.
Apakah higroma kistik berbahaya?
Tidak semua kasus kista ini membutuhkan pengobatan. Kista yang kecil umumnya tidak membahayakan dan bisa menghilang dengan sendirinya.
Meski demikian, tergantung ukuran dan lokasi benjolan, kista higroma berpotensi menyebabkan masalah pada struktur atau organ di sekitarnya.
Masalah tersebut misalnya mengganggu pernapasan atau membuat bayi susah makan dan menelan.
Pada kondisi ini, penderitanya perlu segera mendapat pengobatan untuk mengangkat atau menghilangkan kista tersebut.
Sementara itu, higroma kistik yang terdeteksi sebelum bayi lahir terkait dengan peningkatan risiko keguguran, kematian janin, atau kematian bayi baru lahir.
Diagnosis higroma kistik
Higroma kistik terkadang dapat terlihat pada janin melalui USG kehamilan.
Namun, kondisi ini juga sering terdiagnosis pada saat baru lahir atau ketika anak berusia 2 tahun.
Untuk membuat diagnosis, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik.
Namun, bila kista mungkin mengganggu jaringan dan organ di sekitarnya, tes pencitraan mungkin saja akan dokter lakukan, seperti MRI, CT scan, atau rontgen sinar-X.
Pengobatan higroma kistik
Umumnya, pengobatan higroma kistik baru akan dokter berikan bila kista telah mengganggu fungsi organ dan menimbulkan berbagai gejala lainnya.
Pengobatan ini bertujuan untuk mengangkat atau menghilangkan kista.
Adapun prosedur pengobatan yang tersedia bisa beragam. Prosedur yang dipilih akan tergantung pada ukuran dan lokasi benjolan serta gejala lain yang muncul.
Secara umum, ada dua prosedur pengobatan yang sering dokter rekomendasikan untuk mengobati kista ini, yaitu pembedahan dan skleroterapi.
1. Operasi atau pembedahan
Operasi bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan abnormal. Sekitar 10—15% penderita kista ini sembuh setelah menjalani prosedur operasi.
2. Skleroterapi
Pada prosedur skleroterapi, dokter menyuntikkan bahan kimia ke dalam jaringan kista untuk menyusutkannya. Butuh beberapa sesi pengobatan untuk memastikan kista tak tumbuh kembali.
Selain dua prosedur yang umum, ada pula bentuk pengobatan lainnya yang bisa dokter berikan, seperti ablasi radiofrekuensi atau terapi laser.
Biasanya, pengobatan tersebut menjadi pilihan jika operasi tidak mungkin dilakukan.
Namun perlu Anda pahami, bentuk pengobatan ini bisa dokter berikan secara bersamaan agar higroma kistik tidak kembali datang. Konsultasikan kepada dokter untuk penanganan yang tepat, ya!
Kesimpulan
- Higroma kistik adalah benjolan kista yang tumbuh pada sistem limfatik tubuh yang merupakan sistem yang berperan dalam kekebalan tubuh.
- Kista higroma bisa tumbuh pada bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering di bagian leher dan kepala.
- Kista dapat muncul pada janin selama kehamilan, tetapi juga sering baru terlihat saat bayi baru lahir atau ketika berusia dua tahun. Benjolan ini terlihat seperti tonjolan lunak di bawah kulit yang terkadang berwarna kebiruan.
- Pengobatan baru diberikan bila kista telah mengganggu fungsi organ dan menimbulkan gejala lainnya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]