Tes keputihan biasanya dilakukan jika dokter mencurigai adanya masalah kewanitaan pada vagina, seperti peradangan, infeksi jamur vagina, atau vaginosis bakterialis. Selain mendeteksi penyakit di area kewanitaan, pemeriksaan cairan mukosa vagina juga dapat membantu mengetahui masa subur Anda. Untuk tahu lebih lanjut tentang tes ini, simak ulasan berikut!
Apa tujuan tes keputihan?
Tujuan utama dilakukannya tes ini adalah untuk mengetahui apakah Anda terkena penyakit kelamin, seperti vaginitis.
Melansir situs American Family Physician, tes keputihan dapat membantu mendiagnosis kondisi berikut:
- vaginosis bakterialis,
- trichomoniasis,
- vulvovaginal candidiasis,
- atrofi vaginitis,
- penyakit menular seksual, atau
- iritasi vagina (alergi dermatitis kontak).
Selain tujuan-tujuan di atas, Anda bisa memeriksa keputihan untuk mengetahui masa subur Anda sehingga dapat membantu untuk mencegah atau merencanakan kehamilan.
Berbeda dengan tes keputihan untuk mengetahui infeksi, pemeriksaan cairan vagina bisa dilakukan secara sederhana di rumah.
Caranya dengan mencatat kondisi cairan vagina setiap hari di sepanjang siklus menstruasi Anda. Hal-hal yang perlu dicatat meliputi kekentalan, warna, aroma, dan jumlahnya.
Setelah itu, berikan catatan tersebut pada dokter untuk diteliti pada hari apa biasanya Anda mengalami masa subur.
Keputihan itu disebabkan oleh apa?
Apa saja jenis-jenis tes keputihan?
Terdapat beberapa jenis tes keputihan yang akan disarankan oleh dokter sesuai tujuan diagnosis Anda.
Secara umum, prosedur pengambilan sampel keputihan sama saja pada setiap jenis tesnya. Namun, yang membedakan adalah alat uji dan metode pemeriksaan sampel yang digunakan.
Melansir University of Michigan Health, jenis-jenis tes keputihan antara lain sebagai berikut.
1. Pemeriksaan sel keputihan (wet mount)
Di dalam laboratorium, sampel keputihan Anda akan diletakkan pada piringan kaca untuk uji sampel lalu dicampur dengan larutan garam.
Selanjutnya, piringan tersebut diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari tahu apakah ada tanda-tanda infeksi seperti bakteri, sel jamur, trikomonas, sel darah putih, atau sel petunjuk adanya infeksi bacterial vaginosis.
2. Pemeriksaan aroma (whiff test)
Selain memeriksa sel-sel pada cairan keputihan, tes keputihan dapat dilakukan dengan memeriksa aromanya.
Beberapa tetes larutan kalium hidroksida (KOH) akan ditambahkan ke sampel keputihan untuk membantu memperjelas aromanya.
Bila tercium bau amis yang kuat dari campuran tersebut berarti Anda terkena infeksi bacterial vaginosis.
3. Pemeriksaan pH (tingkat keasaman)
Pengujian lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan mengetes tingkat keasaman (pH) cairan keputihan Anda.
Sampel keputihan yang telah dikumpulkan kemudian dites menggunakan alat pengukur pH. Vagina normal memiliki pH 3,8 hingga 4,5.
Bagaimana prosedur tes keputihan?
Tes ini dilakukan dengan prosedur yang hampir sama dengan pemeriksaan kewanitaan lainnya seperti pemeriksaan panggul dan pap smear. Berikut langkah-langkahnya.
- Petugas kesehatan meminta Anda untuk melepaskan pakaian bawahan termasuk pakaian dalam. Sebagai gantinya, Anda akan diberikan diberikan gaun atau sprei sebagai penutup.
- Kemudian Anda diminta berbaring telentang di tempat tidur atau kursi periksa dengan posisi kaki terangkat dan ditahan oleh penyangga.
- Petugas kesehatan memasukkan alat khusus yang disebut spekulum ke dalam vagina Anda. Vagina Anda akan dibuka secara perlahan menggunakan alat tersebut.
- Selanjutnya, petugas menggunakan kapas atau semacam tongkat kecil untuk mengumpulkan sampel keputihan Anda.
- Sampel keputihan tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Penting untuk diperhatikan, Anda tidak boleh menggunakan tampon, pembersih kewanitaan (seperti sabun kewanitaan dan douche vagina), atau berhubungan seks minimal 24 jam sebelum tes ini dilakukan.
Ini karena hal-hal tersebut dapat memengaruhi kondisi cairan vagina Anda sehingga hasil tes menjadi tidak akurat.