Ada beragam pilihan alat kontrasepsi. Salah satu kontrasepsi yang cukup populer digunakan oleh wanita adalah IUD (intrauterine device) atau KB spiral. Namun kabarnya, seorang wanita berisiko mengalami radang panggul akibat IUD. Benarkah demikian? Simak penjelasan berikut!
Mungkinkah bisa menderita radang panggul akibat pakai IUD?
Ya, penggunaan IUD memang dapat meningkatkan risiko infeksi panggul, tetapi risikonya sangat rendah.
Jika ternyata seorang wanita mengalami radang panggul saat pakai IUD, kemungkinan infeksinya bukan akibat IUD, tetapi karena faktor lain.
Faktor lain tersebut mungkin saja gonore dan penyakit menular seksual lainnya. Penyakit menular ini bisa jadi sudah Anda alami sebelum memakai IUD.
Jadi, sebelum memasang alat tersebut, sebaiknya lakukan tes skrining kesehatan untuk memastikan organ reproduksi Anda sehat.
Jika ditemukan infeksi bakteri, sebaiknya diobati lebih dulu sebelum pasang IUD.
Gejala radang panggul akibat infeksi
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah penyakit yang terjadi akibat adanya infeksi pada organ reproduksi wanita.
Jika radang panggul terjadi setelah pemasangan IUD, biasanya gejala muncul akibat infeksi yang terjadi saat atau setelah prosedur pemasangan.
Saat pemasangan IUD, ada kemungkinan bakteri dari vagina atau leher rahim masuk ke dalam rahim.
Berikut kemungkinan gejala PID yang muncul karena pemasangan IUD.
- Jika bakteri menyebar ke saluran tuba dan ovarium, peradangan dapat menyebabkan nyeri di area panggul atau perut bagian bawah.
- Infeksi yang berkembang akibat bakteri yang masuk saat pemasangan IUD bisa memicu keputihan berlebihan, sering kali berwarna kuning, hijau, atau abu-abu, dengan bau tidak sedap.
- Jika infeksi berkembang menjadi radang panggul yang lebih parah, tubuh bisa merespons dengan meningkatkan suhu untuk melawan bakteri, menyebabkan demam dan menggigil.
- Jika infeksi menyebar dan menyebabkan peradangan di organ reproduksi, jaringan menjadi lebih sensitif sehingga hubungan seksual terasa menyakitkan.
- Peradangan akibat PID bisa memengaruhi area sekitar kandung kemih, menyebabkan sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hatilah saat memasang IUD. Hindari pasang IUD di klinik yang tidak resmi atau oleh orang yang tidak profesional alias bukan tenaga medis.
Jangan sampai alat yang digunakan untuk memasukkan IUD tidak disterilkan dengan baik sehingga terkontaminasi bakteri.
Kontaminasi inilah yang dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh Anda, termasuk radang panggul.
Bagaimana jika mengalami nyeri panggul setelah pakai IUD?

Setelah memasang IUD, biasanya dokter akan meminta Anda untuk rutin kontrol setiap minggu.
Hal ini bertujuan untuk memantau kondisi Anda dan memastikan IUD yang terpasang dalam posisi yang pas.
Saat mengalami nyeri, dokter akan memastikan apakah ini karena radang panggul (PID) atau hanya nyeri panggul yang wajar Anda rasakan sebagai proses adaptasi tubuh akibat pasang IUD.
Jika ternyata Anda mengalami radang panggul, IUD mungkin tidak langsung dikeluarkan.
Dokter akan memberikan obat-obatan untuk menyembuhkan peradangan yang terjadi.
Obat tersebut dapat berupa obat minum, obat suntik, ataupun tablet yang dimasukkan ke dalam vagina.
Setelah itu, kondisi Anda akan dipantau selama 2 – 3 hari. Jika tidak membaik, dokter baru akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan IUD.
Cara mencegah radang panggul akibat IUD
Mengutip situs CDC, radang panggul setelah penggunaan IUD merupakan kondisi yang cukup sulit dideteksi penyebabnya.
Ini karena ada berbagai faktor yang mungkin menjadi alasan terjadinya radang panggul.
Namun, terdapat sejumlah cara untuk mencegah hal ini terjadi, antara lain sebagai berikut.
1. Terapkan seks aman
Salah satu faktor penyebab radang panggul (PID) adalah penyakit infeksi menular seksual.
Untuk mencegah tertular penyakit tersebut, hindari bergonta-ganti pasangan dan gunakanlah kondom saat berhubungan intim.
2. Hindari douching vagina
Pembersihan vagina dengan metode douching dapat mematikan flora alami vagina.
Akibatnya, terdapat ketidakseimbangan bakteri dalam vagina yang membuat Anda rentan terinfeksi penyakit.
3. Patuhi jadwal kontrol

Biasanya, dokter akan menjadwalkan kontrol secara berkala pada awal pemakaian IUD. Sebaiknya, patuhi jadwal tersebut agar kondisi Anda dapat terpantau.
Sampaikan pula keluhan yang Anda rasakan secara terbuka agar dapat mengobati sejak dini gejala penyakit PID.
4. Periksakan kondisi pasangan
Untuk mencegah penyakit radang panggul akibat IUD, sebaiknya periksakan juga kondisi pasangan.
Jika pasangan mengalami penyakit infeksi, sebaiknya obati lebih dulu sebelum berhubungan dengan Anda.
Ringkasan
- IUD atau intrauterine device (KB spiral) adalah alat kontrasepsi yang populer, tetapi sering dikaitkan dengan risiko radang panggul (PID).
- Sebenarnya, IUD tidak langsung menyebabkan PID, tetapi pemasangan yang tidak steril atau infeksi menular seksual sebelumnya dapat meningkatkan risikonya.
- Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining kesehatan sebelum pemasangan.
[embed-health-tool-ovulation]