Menurutnya, vaginismus bukanlah kelainan pikiran, melainkan masalah fisik pada vagina pasien. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika masalah psikis memainkan peran dalam meningkatkan risiko dari hambatan penetrasi vagina, seperti yang dilaporkan berbagai jurnal ilmiah.
2. Vaginismus bisa sebabkan masalah psikis pada penderitanya

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masalah psikis bisa jadi faktor risiko dari vaginismus. Hubungan keduanya tak hanya itu. “Bagi saya dari literatur ilmiah yang saya punya, yang saya jadikan referensi, dan dari pengalaman saya menangani pasien-pasien, ternyata vaginismus bisa menyebabkan masalah psikis,” ucap dr. Robbi.
Dari pendapat dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang bertugas di RSIA Limijati, Bandung ini, Anda bisa melihat adanya benang merah antara vaginismus dengan masalah mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, relasi yang buruk, dan masalah keharmonisan dalam membangun rumah tangga.
Hal tersebut bisa terjadi sebab kondisi vaginismus menimbulkan gejala yang mengganggu bagi si pasien. Apalagi ketika penetrasi penis ke vagina gagal terjadi, yang timbul bukan hanya rasa nyeri, tapi juga kekecewaan. Semakin sering kegagalan penetrasi terjadi, tentu rasa kecewa akan semakin membesar, bahkan bisa menghilangkan kepercayaan diri si pasien.
Semua emosi negatif tersebut bisa bermanifestasi menjadi kecemasan dan stres, yang akhirnya meningkatkan berbagai masalah psikis. Hal tersebut kian memburuk ketika pasien harus menghadapi tekanan dari suami yang menginginkan kehidupan seks normal atau harapan keluarga yang menginginkan adanya keturunan.
Hal tersebut menjadi beban berat yang harus dipikul oleh pejuang vaginismus. Dia tidak hanya harus mengobati penyakitnya namun juga menanggung beban mental yang dapat menyebabkan stres bahkan depresi.
Untuk itu perlu adanya dukungan yang kuat dari pasangan, keluarga, atau kerabat terdekat agar pasien bisa lebih fokus dalam menyembuhkan penyakitnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar