3. Trauma seksual adalah penyebab vaginismus
Tak sedikit orang yang percaya jika vaginismus terjadi akibat trauma seksual atau gangguan psikis di masa lalu. Perlu Anda pahami bahwa hal ini sepenuhnya tidaklah benar, bisa jadi mitos.
Beberapa kasus vaginismus mungkin saja terjadi karena hal tersebut. Akan tetapi, tidak semua wanita yang terkena vaginismus pernah mengalami trauma seksual atau memiliki gangguan psikis. Faktanya, beberapa pasien yang mengalami vaginismus mengaku tidak pernah mengalami trauma seksual atau gangguan psikis sebelumnya.
Hingga saat ini penyebab pasti dari vaginismus tidak diketahui secara pasti, seperti dikutip dari laman Cleveland Clinic. Hal ini juga meluruskan bahwa melahirkan, takut melakukan hubungan seks, atau memiliki pandangan yang negatif tentang seks, bukan menjadi penyebab dari vaginismus. Namun, bisa jadi faktor-faktor pendukung yang mungkin meningkatkan risikonya.
4. Vaginismus tidak bisa disembuhkan

Salah satu mitos yang bisa berdampak buruk bagi pengidap vaginismus adalah mengenai penyakitnya yang tidak bisa disembuhkan. Vaginismus adalah penyakit yang bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Umumnya, vaginismus bisa disembuhkan dengan terapi dilatasi ditambah konseling bersama psikolog.
“Terapi dilatasi sendiri adalah metode penyembuhan kekakuan otot pada vaginismus dengan bukti ilmiah paling valid dan jumlah pasien paling banyak,” papar dr. Robbi.
Lewat perawatan ini kekakuan otot-otot pada vagina akan dikurangi dengan alat bantu medis sehingga menjadi tidak kaku lagi. Terapi dilatasi bisa dilakukan sendiri (terapi dilatasi mandiri), maupun dibantu oleh dokter.
Studi pada jurnal Sexual medicine menunjukkan 171 dari 241 pasien mengalami penurunan rasa nyeri saat penetrasi vagina selama lebih dari 5 minggu perawatan dilatasi. Itu artinya, terapi dilatasi cukup efektif dalam mengobati vaginismus.
Sementara terapi psikis seperti melakukan konseling dengan psikolog tidak cukup efektif dalam mengatasi vaginismus. Akan tetapi, bisa membantu mengurangi efek buruk vaginismus terhadap kesehatan mental. Oleh karena itulah, akan lebih baik jika keduanya dilakukan bersamaan.
Perawatan lainnya yang bisa membantu pasien untuk sembuh dari vaginismus meliputi senam kegel, hipnoterapi, injeksi botolinum toxin, psikoterapi, dan prosedur dilatasi berbantu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar