Pernahkah Anda merasakan vagina atau Miss V kering? Ketika mengalaminya, mungkin Anda menduga-duga berbagai alasan, bahkan cemas akan mengalami gejala awal menopause. Akan tetapi, masalah vagina kering yang dialami oleh wanita muda bisa disebabkan oleh beberapa penyebab dan faktor risiko. Ketahui apa saja penyebab vagina kering di bawah ini.
Berbagai penyebab vagina kering
Pada beberapa kondisi, seperti saat berhubungan intim, vagina basah bisa menjadi pertanda bahwa penetrasi Mr. P sudah bisa dilakukan ke dalam Miss V.
Namun pada beberapa wanita, vagina mungkin akan lebih sulit basah atau bahkan kering.
Menurut studi pada jurnal Menopause, vagina kering menjadi masalah yang semakin meningkat pada wanita.
Maka dari itu, penting untuk waspada terhadap beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab kenapa Miss V kering. Berikut di antaranya.
1. Menopause dan perimenopause
Selama perimenopause dan menopause, penurunan kadar estrogen menyebabkan penipisan jaringan vagina, yang dikenal sebagai atrofi vagina.
Kondisi ini mengakibatkan gejala seperti kekeringan, peradangan, rasa gatal, dan nyeri saat berhubungan intim.
Meski umum terjadi, gejala-gejala ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup wanita, termasuk memengaruhi hubungan dengan pasangan.
2. Pascapersalinan dan menyusui
Setelah melahirkan, tubuh wanita mengalami perubahan hormonal yang signifikan, termasuk penurunan kadar estrogen.
Penurunan ini dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, yang sering kali berlangsung selama 6 hingga 12 minggu setelah persalinan.
Bagi ibu menyusui, kadar estrogen tetap rendah untuk mendukung produksi ASI. Meskipun bermanfaat untuk menyusui, rendahnya estrogen dapat memperpanjang periode kekeringan vagina.
3. Faktor gaya hidup
Faktor gaya hidup tertentu dapat berkontribusi pada kekeringan vagina.
Merokok, misalnya, dapat mengurangi sirkulasi darah ke area genital, yang berdampak negatif pada kesehatan jaringan vagina dan mengurangi kelembapan alami.
Selain itu, stres kronis dapat mengganggu keseimbangan hormonal tubuh, termasuk hormon yang memengaruhi lubrikasi vagina.
Penggunaan produk kebersihan tertentu, seperti sabun beraroma dan douching, juga dapat mengiritasi atau mengganggu keseimbangan alami vagina, sehingga menyebabkan kekeringan.
4. Kurangnya gairah
Salah satu penyebab umum kenapa vagina kering, yaitu rendahnya libido atau permasalahan seksual dengan pasangan.
Contohnya, pasangan mungkin memiliki performa berhubungan yang kurang, melewatkan foreplay, atau mengalami ejakulasi dini.
Kondisi ini mengurangi kemampuan tubuh untuk menghasilkan cairan pelumas secara alami, sehingga menyebabkan rasa kering dan tidak nyaman.
5. Iritasi
Produk perawatan tubuh juga bisa memicu kekeringan pada vagina, seperti sabun berbahan kimia, macam-macam produk kebersihan, dan parfum.
Beberapa wanita memiliki masalah alergi terhadap detergen dan sabun. Begitu pun dengan pakaian, seperti celana dalam dan handuk, dapat membuat iritasi vagina Anda.
Alergi yang timbul tersebut bisa dipicu oleh penggunaan pelumas Miss V atau objek, seperti bakteri, yang berada di vagina Anda.
6. Kecemasan
Faktor psikologis dan emosional bisa mengganggu gairah berhubungan dan membuat vagina Anda menjadi kering.
Ketika wanita merasa cemas, akan terjadi kekurangan aliran darah, sehingga kekeringan di area vagina pun terjadi.
Kecemasan juga akan memicu hormon kortisol. Hormon ini dapat mengganggu cara kerja estrogen.
7. Pengaruh obat-obatan
8. Pengobatan medis tertentu
Terapi kanker, seperti kemoterapi dan radiasi, dapat menjadi penyebab vagina kering sebagai efek samping akibat penurunan kadar estrogen.
Obat-obatan seperti tamoxifen dan inhibitor aromatase, yang digunakan untuk mengobati kanker payudara, bekerja dengan menurunkan produksi estrogen, yang penting untuk menjaga kelembapan dan kesehatan vagina.
Pengobatan ini mengurangi pelumasan alami dan menyebabkan gejala seperti kekeringan, iritasi, dan ketidaknyamanan, yang sering dialami oleh pasien selama atau setelah pengobatan kanker.
Terapi radiasi pada area pelvis juga dapat merusak jaringan yang menghasilkan cairan pelumas alami.
9. Operasi pengangkatan ovarium (ooforektomi)
Operasi pengangkatan ovarium atau ooforektomi dapat menyebabkan kekeringan vagina karena prosedur ini menghilangkan ovarium yang bertanggung jawab untuk produksi estrogen.
Estrogen berperan penting dalam menjaga kelembapan dan elastisitas vagina.
Tanpa ovarium, tubuh mengalami penurunan kadar estrogen yang drastis, mirip dengan efek menopause, yang sering kali menyebabkan gejala, seperti kekeringan vagina, iritasi, dan rasa tidak nyaman.
Penurunan hormon ini juga dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menghasilkan pelumas alami, sehingga meningkatkan risiko kekeringan vagina pasca-operasi.
10. Gangguan autoimun
Gangguan autoimun, seperti sindrom Sjögren, merupakan penyebab kenapa Miss V kering karena sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi cairan tubuh, termasuk kelenjar yang menghasilkan pelumas alami vagina.
Kondisi ini mengarah pada penurunan produksi cairan, yang menyebabkan kekeringan pada berbagai bagian tubuh, termasuk vagina.
Selain itu, pengobatan untuk gangguan autoimun, seperti obat imunosupresan, dapat memperburuk gejala kekeringan karena mengurangi kemampuan tubuh untuk memproduksi cairan pelumas secara alami.
Faktor yang meningkatkan risiko vagina kering
Kesimpulan
- Vagina kering disebabkan oleh berbagai faktor, terutama penurunan kadar hormon estrogen yang umum terjadi selama menopause, menyusui, atau pascamelahirkan.
- Faktor lain meliputi penggunaan obat-obatan tertentu seperti antihistamin dan antidepresan, kondisi medis seperti sindrom Sjögren, stres berlebihan, merokok, serta paparan bahan kimia iritatif dari produk kebersihan.
- Selain itu, faktor usia, perubahan hormon akibat siklus menstruasi, dan kurangnya rangsangan juga dapat berkontribusi.
- Mendeteksi penyebabnya penting untuk menentukan langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat.
[embed-health-tool-ovulation]