Tak hanya pada pria, wanita juga secara alami mempunyai hormon testosteron di dalam tubuh. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak pria.
Sebenarnya, apa peran hormon ini pada tubuh wanita? Bagaimana kalau seorang wanita mengalami kelebihan atau kekurangan hormon tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa fungsi hormon testosteron pada wanita?
Mengutip dari laman Hormone, testosteron adalah hormon seks utama pada pria yang fungsi utamanya yaitu mengontrol perubahan fisik.
Namun, wanita juga mempunyai hormon testosteron yang diproduksi dalam ovarium dan kelenjar adrenal, tetapi dengan kadar yang jauh lebih rendah daripada pria.
Saat hormon testosteron atau androgen lainnya diproduksi, tubuh akan dengan mudah mengubahnya menjadi hormon seksual.
Berikut adalah fungsi dari adanya hormon testosteron.
- membantu menjaga kesehatan tulang,
- menyeimbangkan kesuburan,
- membantu menjaga kesehatan payudara,
- meningkatkan hasrat seksual,
- menjaga kesehatan saat menstruasi, serta
- menjaga kesehatan vagina.
Kadar hormon testeosteron dan androgen lainnya pada wanita dapat diukur melalui tes darah. Pada wanita, kadar normal berkisar antara 15—70 nanogram per desiliter darah.
Apabila setelah melakukan tes lalu kadar hormon testosteron Anda hasilnya lebih tinggi atau lebih rendah, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengecek efeknya pada tubuh Anda.
Kelainan terkait hormon testosteron pada wanita
Ketidakseimbangan hormon testosteron dapat memengaruhi penampilan fisik dan juga kondisi kesehatan wanita. Berikut penjelasannya.
1. Kelebihan hormon testosteron
Peningkatan produksi hormon testosteron dapat menyebabkan perubahan atau gejala yang terjadi pada tubuh, seperti:
- tumbuh rambut berlebih pada wajah dan area tubuh lainnya,
- timbulnya jerawat berlebih,
- perubahan suara,
- peningkatan massa otot,
- siklus menstruasi tidak teratur, dan
- ukuran payudara mengecil.
Pada kondisi hormon testosteron yang terlalu tinggi, ada kemungkinan wanita juga dapat mengalami peningkatan berat badan serta masalah kesuburan.
Kadar hormon testosteron yang tinggi juga mungkin mengindikasikan adanya tumor pada area ovarium atau kelenjar adrenal.
Salah satu penyebab terjadinya peningkatan hormon testosteron adalah saat Anda mengalami sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS).
PCOS adalah kondisi hormon androgen yang berlebih pada wanita hingga berakibat pada resistensi insulin.
Untuk menurunkan kadar hormon testosteron, dokter akan merekomendasikan obat serta kontrasepsi minum untuk memblokir produksi hormon testosteron pada wanita.
Dokter juga mungkin akan memberikan terapi hormon progestin untuk mengembalikan siklus menstruasi dan membantu meningkatkan kesuburan.