Layaknya anggota tubuh yang lain, Anda para wanita perlu mengenal vagina Anda dengan baik, termasuk apakah dalam kondisi sehat atau tidak. Salah satu cara untuk menilai kesehatan vagina adalah dengan mengenali baunya yang normal. Lantas, seperti apa bau Miss V atau vagina yang normal? Ini dia penjelasannya.
Seperti apa bau Miss V yang normal dan sehat?
Pada dasarnya, bau vagina bergantung pada tingkat pH atau keasamannya.
Bau vagina yang normal juga bisa bervariasi yang kemungkinan besar dapat dipengaruhi dari siklus menstruasi, makanan tertentu, hingga aktivitas.
Melansir Cleveland Clinic, bau vagina yang sehat dan normal dapat tercium seperti berikut ini.
1. Agak asam
Vagina biasanya mengeluarkan aroma yang tajam atau asam. Sebagian orang membandingkannya dengan bau makanan yang difermentasi, seperti yoghurt.
Bau vagina yang sedikit asam merupakan tanda bahwa kadar pH vagina Anda sedikit lebih asam dari biasanya, yaitu dengan pH sekitar 4–4,5.
Bau asam ini dikaitkan dengan bakteri baik dalam vagina Anda, Lactobacillus, yang memiliki peranan penting dalam menjaga keasaman vagina.
2. Sedikit manis
Bau vagina sedikit manis seperti roti juga masih tergolong bau vagina yang sehat.
Bau ini juga dihasilkan oleh Lactobacillus, yang tidak hanya menjaga keasaman vagina, tetapi juga berkontribusi pada aroma alami yang mirip dengan roti.
Bila Anda merasakan aroma manis seperti ini, bau vagina ini umumnya masih tergolong normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
3. Seperti logam
Sebagian wanita mungkin pernah mencium Miss V-nya mengeluarkan bau seperti logam atau metalik. Sebenarnya bau ini normal dan terjadi selama atau setelah menstruasi.
Pasalnya, selama menstruasi, darah yang mengandung zat besi ini dikeluarkan dari lapisan rahim dan mengalir melalui saluran vagina.
Namun, bau ini biasanya tidak bertahan lama dan akan hilang setelah menstruasi. Selain itu, bau logam ini dapat terjadi akibat penetrasi penis saat berhubungan intim.
4. Seperti pemutih
Bau vagina yang sehat selanjutnya juga dapat mirip dengan bau pemutih atau amonia.
Bau seperti zat kimia ini terjadi akibat penumpukan air kencing di celana atau di sekitar vulva sehingga menimbulkan bau kimia.
Meski demikian, bau seperti zat kimia ini juga dapat menjadi tanda dehidrasi dan gejala vaginosis bakterial bila disertai dengan bau amis.
5. Seperti bau badan
Pada dasarnya, tubuh mengandung dua jenis kelenjar keringat, apokrin dan ekrin. Kelenjar ekrin menghasilkan keringat untuk mendinginkan tubuh, sedangkan kelenjar apokrin merespons ketika tubuh sedang stres.
Saat bersentuhan dengan bakteri vagina, cairan ini dapat menghasilkan aroma yang mirip dengan bau badan Anda.
Yang perlu diingat adalah bau vagina ini biasanya akan bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya.
Bau tersebut mungkin berkaitan dengan perubahan hormon atau bahkan pola makan, misalnya mengonsumsi bawang putih atau ikan.
Jadi, meski berbau asam atau memiliki bau seperti yang telah dijelaskan di atas, Anda tidak perlu khawatir karena ini merupakan kondisi yang normal.
Namun, saat bau Miss V tidak normal seperti sangat menyengat, amis, busuk, dan vagina bau disertai dengan keputihan tidak wajar ini bisa menjadi tanda adanya infeksi pada vagina.
Tips menjaga bau vagina yang sehat
Guna menjaga bau vagina agar tetap sehat dan normal, berikut ini adalah beberapa kebiasan yang bisa dilakukan.
1. Jaga kebersihan
Sebaiknya mandi secara teratur menggunakan sabun lembut tanpa pewangi. Anda juga bisa membersihkan area vulva dengan air bersih. Caranya basuh dari arah vagina ke anus, terutama setelah buang air kecil.
Selain itu, sebaiknya segera mandi dan kenakan pakaian bersih setelah berolahraga, sehingga Anda tidak perlu duduk terlalu lama dengan pakaian yang panas dan berkeringat dan lembap.
Pasalnya, area yang lembap ini merupakan tempat ideal untuk pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
2. Hindari melakukan douching
Untuk menjaga bau Miss V tetap normal, hindari melakukan douching. Sebab, douching dapat mengganggu kadar pH dalam vagina, sehingga rentan terhadap infeksi.
Apabila Anda sudah mengalami infeksi, douching dapat membuat bakteri masuk lebih dalam dan menyebabkan infeksi yang lebih parah, seperti penyakit radang panggul.
3. Pilih dalaman yang tepat
Memilih pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun juga dapat membantu menjaga bau vagina yang sehat.
Hal ini karena pakaian dalam katun dapat menyerap keringat, sehingga mencegah area tersebut lembap.
Selain itu, hindari penggunaan pakaian dalam berulang atau terlalu ketat karena dapat menjadi tempat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.
4. Rutin mengganti pembalut
Saat sedang menstruasi, sebaiknya ganti secara rutin pembalut Anda, minimal empat jam sekali.
Bukan cuma itu, hindari juga menggunakan pembalut yang beraroma atau menggunakan pewangi yang rentan menimbulkan iritasi.
5. Gunakan kondom
Anda juga dapat menjaga bau vagina tetap normal dengan cara melindungi vagina saat berhubungan intim.
Gunakan kondom untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS) dan infeksi lainnya, yang dapat mengganggu kadar pH vagina Anda.
Pada dasarnya, vagina memang akan memiliki bau yang khas. Bau ini pun dapat berbeda pada setiap wanita.
Bila bau vagina masih tergolong normal, Anda tidak perlu khawatir. Namun, saat bau vagina sangat menyengat dan mengganggu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Apalagi, bila bau ini disertai dengan keputihan berlebih, rasa terbakar dan gatal, hingga terjadi jangka panjang. Dokter dapat membantu mencari tahu penyebab vagina bau yang Anda alami.
Kesimpulan
- Bau vagina dapat berkaitan dengan perubahan hormon, pola makan, dan siklus menstruasi.
- Bau vagina yang sehat dapat tercium agak asam, sedikit amis, seperti logam, seperti pemutih, hingga seperti bau badan.
- Untuk menjaga bau vagina tetap sehat Anda perlu menjaga kebersihannya, hindari melakukan douching, pilih dalaman berbahan katun, rutin mengganti pembalut, dan gunakan kondom saat berhubungan intim.
[embed-health-tool-ovulation]