backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Apakah PCOS Bisa Didiagnosis Lewat USG? Cek Faktanya!

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 05/07/2023

Apakah PCOS Bisa Didiagnosis Lewat USG? Cek Faktanya!

Haid tidak teratur disertai dengan tumbuhnya rambut di bagian tubuh tertentu bisa menjadi tanda dari PCOS (polycystic ovary syndrome/sindrom ovarium polikistik). Untuk memastikan diagnosis tersebut, pemeriksaan oleh dokter sangat diperlukan. Namun, apakah PCOS bisa didiagnosis lewat USG? Cek ulasan di bawah ini untuk tahu jawabannya.

Apakah PCOS bisa didiagnosis lewat USG?

Jawaban singkatnya adalah bisa. Ultrasound atau ultrasonografi (USG) merupakan salah satu jenis tes kesehatan wanita yang dapat membantu dokter mendiagnosis PCOS.

Jadi, jika Anda mengalami gejala-gejala PCOS yang disebut di awal, dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk menjalani pemeriksaan ini.

Meski begitu, melansir Mayo Clinic, tidak ada tes tunggal yang secara khusus dapat mendiagnosis sindrom ovarium polikistik.

Artinya, tes USG saja tidak cukup untuk mengatakan bahwa seseorang terkena PCOS. Dokter umumnya memerlukan tes atau pemeriksaan lainnya untuk menegakkan diagnosis penyakit tersebut.

Di sisi lain, pada kasus tertentu, tes ultrasound mungkin tidak selalu dibutuhkan untuk mendiagnosis PCOS.

Selama ada gejala haid yang tidak teratur serta tanda dari hiperandrogenisme (kadar androgen yang lebih tinggi dalam darah), penyakit PCOS sudah bisa ditegakkan.

Bahkan, melansir Jean Hailes for Women’s Health, USG tidak dianjurkan pada wanita di bawah usia 20 tahun selama tidak memiliki dua kriteria di atas.

Kriteria Rotterdam untuk mendiagnosis PCOS

Setidaknya Anda harus memiliki dua dari tiga kondisi berikut untuk mendapat diagnosis PCOS.
  • Gangguan ovulasi atau siklus haid. Misalnya oligomenorea atau amenore.
  • Hiperandrogenisme. Ini bisa dibuktikan lewat tes darah atau dari tanda yang terlihat, seperti pertumbuhan rambut yang tak biasa dan masalah kulit (jerawat dan kulit berminyak).
  • Ovarium polikistik. Adanya folikel kecil di bawah permukaan ovarium.

Prosedur pemeriksaan USG untuk mendiagnosis PCOS

usg transvaginal

Meski tak selalu dibutuhkan, pemindaian dengan USG tetap berguna untuk membantu dokter menegakkan PCOS.

Pada pasien dengan gejala PCOS, tes USG dapat memeriksa kondisi indung telur (ovarium), rahim, dan panggul.

Hasil USG dapat menunjukkan apakah ada ‘kista’ (folikel telur yang belum berkembang sepenuhnya) di ovarium atau kemungkinan indung telur yang membesar.

Umumnya, hasil USG yang menunjukkan PCOS akan terlihat adanya kumpulan 12 atau lebih ‘kista’ di bawah permukaan ovarium. Biasanya, ‘kista’ ini berdiameter tidak lebih dari 8 mm.

Menurut Cedars Sinai, jumlah ‘kista’ yang kurang dari 12 pada hasil USG tidak memenuhi kriteria diagnosis PCOS. Ini bisa jadi merupakan kista ovarium dalam jenis lain.

Di sisi lain, tak semua penderita PCOS pasti memiliki ‘kista’ di ovariumnya. Itulah mengapa pemeriksan ini tak selalu dilakukan selama dua kriteria lainnya telah teridentifikasi.

Selain mengecek kemungkinan ‘kista’, tes USG ini juga bermanfaat untuk memeriksa ketebalan lapisan rahim.

Lapisan rahim yang menebal karena menstruasi yang sangat tidak teratur merupakan faktor risiko dari kanker rahim.

Adapun untuk mendapatkan kemungkinan hasil di atas, ada dua jenis USG yang mungkin akan dokter rekomendasikan, yaitu sebagai berikut.

  • USG transvaginal internal. Jenis USG ini dilakukan dengan memasukkan probe ultrasound melewati vagina. Jenis ini lebih sering dipilih oleh dokter karena ‘kista’ yang kecil lebih dapat ditemukan secara tepat.
  • USG perut atau eksternal. Sama halnya dengan USG untuk kehamilan, jenis ini dilakukan dengan menjalankan probe ultrasound di bagian atas perut Anda.

Cara lain untuk mengetahui diagnosis PCOS

gejala wanita ke dokter

USG bukanlah satu-satunya prosedur yang akan dokter lakukan untuk mengetahui diagnosis PCOS. Ada beberapa jenis tes atau pemeriksaan lainnya yang mungkin akan dokter sarankan.

Berikut adalah beberapa cara lain untuk membantu dokter menegakkan diagnosis PCOS atau sindrom ovarium polikistik.

1. Pemeriksaan fisik

Pada awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari kemungkinan gejala PCOS, seperti pertumbuhan rambut yang berlebih atau jerawat.

Dokter umumnya juga akan memeriksa dan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk berat badan, tekanan darah, indeks massa tubuh, dan bagaimana siklus menstruasi Anda.

2. Pemeriksaan panggul

Setelah itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan panggul. Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan dua jarinya ke dalam vagina Anda.

Ia kemudian akan memeriksa kemungkinan pertumbuhan massa, perubahan pada organ reproduksi, atau kelainan lainnya.

3. Tes darah

Tes darah untuk diagnosis PCOS dilakukan dengan mengukur kadar hormon, terutama androgen. Untuk mengukur kadar androgen, berikut beberapa jenis tes darah yang mungkin dokter rekomendasikan.

  • Free androgen index (FAI).
  • Sex hormone-binding globulin (SHBG).
  • Dehydroepiandrosterone sulphate (DHEAS).
  • Androstenedione.

Tes AMH untuk mengukur jumlah anti-müllerian hormone (AMH) dalam darah serta jenis tes untuk mengukur kadar hormon lainnya mungkin diperlukan.

Bukan cuma itu, dokter juga mungkin merekomendasikan jenis tes darah lainnya, seperti kadar kolesterol dan trigliserida.

Pastikan Anda berkonsultasi pada dokter untuk jenis tes atau pemeriksaan yang tepat sesuai kondisi Anda.

Ini termasuk apakah Anda perlu menjalani USG untuk mendiagnosis PCOS yang mungkin Anda alami, sekaligus mendapatkan pengobatan PCOS yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 05/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan