backup og meta

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPerawatan rumahan

Hampir semua wanita pernah mengalami PMS atau premenstrual syndrome. Kondisi ini umumnya ditandai dengan mood yang mudah berubah, sakit kepala, hingga payudara yang agak bengkak. Namun, kalau gejala PMS sudah sangat parah, bisa jadi Anda punya premenstrual dysphoric disorder.

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Apa itu premenstrual dysphoric disorder?

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) adalah gangguan dengan serangkaian gejala yang jauh lebih parah dari PMS pada umumnya. 

Gejala PMDD bisa muncul 1—2 minggu sebelum hari pertama menstruasi. Biasanya, gejala akan hilang 2—3 hari setelah menstruasi terjadi.

Lalu, apakah PMDD berbahaya? John Hopkins Medicine menyebutkan bahwa PMDD adalah kondisi kronis yang serius.

Oleh karena itu, penderitanya memerlukan perawatan secara medis untuk dapat mengatasi gangguan ini.

Meski demikian, berbeda dengan PMS yang cukup umum dialami wanita, PMDD terbilang jarang sekali terjadi.

Apa bedanya PMDD dan PMS?

  • Meski sama-sama menunjukkan gejala fisik dan emosional, gejala PMDD cenderung lebih parah. 
  • Umumnya, orang yang mengalami PMS masih mampu beraktivitas. Sementara PMDD bisa menyebabkan gejala ekstrem, bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari atau hubungan dengan orang terdekat. 
  • Kasus PMDD biasanya membutuhkan penanganan medis, sedangkan PMS tidak selalu.
  • Dalam kasus tertentu, wanita yang mengidap PMDD bisa memiliki pikiran untuk bunuh diri. Biasanya, hal ini terjadi pada wanita yang memiliki riwayat depresi sebelumnya.

Tanda dan gejala premenstrual dysphoric disorder

Tanda-tanda atau gejala PMDD bisa bervariasi pada tiap orang. Beberapa tanda atau gejala umum dari premenstrual dysphoric disorder adalah sebagai berikut.

  • Rasa lemas dan lelah yang luar biasa. 
  • Perubahan mood yang ekstrem sampai muncul kecemasan atau depresi.
  • Sulit berkonsentrasi. 
  • Palpitasi jantung (jantung berdebar cepat).
  • Paranoid (padahal biasanya tidak memiliki gangguan kepribadian paranoid). 
  • Citra diri yang negatif. 
  • Koordinasi tubuh berkurang. 
  • Mudah lupa. 
  • Kembung, sakit perut, dan perubahan nafsu makan. 
  • Sakit kepala. 
  • Kejang otot atau nyeri sendi. 
  • Masalah kulit, seperti jerawat, gatal, atau kemerahan. 
  • Hot flashes
  • Pusing. 
  • Pingsan (hilang kesadaran). 
  • Sulit untuk tidur. 
  • Gejala terkait retensi cairan, seperti pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, dan tangan, atau buang air kecil berkurang. 
  • Payudara nyeri atau payudara bengkak.
  • Gangguan penglihatan dan mata. 
  • Gangguan pernapasan, seperti alergi atau infeksi
  • Nyeri haid
  • Kehilangan gairah seksual. 

Penyebab premenstrual dysphoric disorder

obat progesteron

Para ahli belum memahami secara pasti penyebab dari PMDD. Namun, para ahli menduga kondisi ini sebagai reaksi abnormal tubuh terhadap perubahan hormon yang terjadi pada siklus menstruasi wanita.

Mengutip Cleveland Clinic, perubahan hormon ini menyebabkan kadar serotonin dalam tubuh wanita berkurang.

Serotonin merupakan zat dalam otak dan usus yang mempersempit pembuluh darah dan dapat memengaruhi suasana hati serta beberapa gejala fisik pada tubuh seperti nyeri payudara, sakit kepala, atau nyeri sendi.

Dengan demikian, bila serotonin berkurang, gejala yang terkait dengan fisik serta suasana hati tersebut bisa muncul.

Akan tetapi, para ahli belum mengetahui secara pasti mengapa hormon serotonin pada orang tertentu bisa menurun drastis saat menstruasi.

Faktor risiko premenstrual dysphoric disorder

Meski tidak ada penyebab yang pasti, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami PMS yang parah yaitu sebagai berikut.

  • Riwayat keluarga dengan PMS atau PMDD.
  • Punya riwayat depresi, depresi postpartum (pascamelahirkan), dan gangguan mood lain, baik yang terjadi pada diri sendiri atau dalam anggota keluarga. 
  • Kebiasaan merokok.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang.
  • Gangguan tiroid.
  • Kelebihan berat badan.
  • Kurang berolahraga.

Diagnosis premenstrual dysphoric disorder

Gejala PMDD bisa mirip dengan kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk fisik dan mental.

Hal ini berguna untuk memastikan Anda tidak mengidap penyakit lainnya. Dokter juga mungkin akan meminta Anda untuk membuat catatan mengenai gejala apa saja yang muncul dan kapan gejala tersebut terjadi.

Biasanya, pencatatan tersebut perlu Anda lakukan selama beberapa bulan atau beberapa kali siklus menstruasi untuk memastikan diagnosis PMDD.

Adapun untuk menentukan diagnosis PMDD, paling tidak Anda harus memiliki lima atau lebih dari gejala gangguan ini, termasuk yang berhubungan dengan suasana hati.

Pengobatan premenstrual dysphoric disorder

obat menyebabkan penyakit ginjal

Pengobatan secara medis untuk premenstrual dysphoric disorder dapat membantu meredakan dan mengurangi tingkat keparahan gejala.

Beberapa perawatan yang umum untuk PMDD yaitu sebagai berikut.

  • Obat antidepresan, yaitu jenis selective serotonin reuptake inhibitors atau SSRI, seperti fluoxetine dan sertraline.
  • Pil KB. 
  • Suplemen vitamin, seperti vitamin B6, kalsium, dan magnesium. 
  • Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau aspirin, untuk meredakan sakit kepala, nyeri sendi, atau kram perut menstruasi.
  • Obat diuretik untuk mengatasi gejala retensi cairan. 

Selain obat-obatan tersebut, Anda mungkin bisa melakukan terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT).

Terapi ini dapat membantu mengatasi gejala PMDD yang terkait dengan kondisi mental. 

Perawatan rumahan premenstrual dysphoric disorder

Tak hanya itu, Anda pun perlu tetap menjalani gaya hidup sehat untuk membantu meredakan gejala PMDD, termasuk: 

  • olahraga rutin,
  • mengurangi konsumsi kafein, alkohol, garam, dan gula,
  • meningkatkan asupan protein dan karbohidrat,
  • berhenti merokok,
  • tidur dan istirahat yang cukup setiap hari, dan 
  • mengelola stres seperti belajar teknik relaksasi (meditasi), yoga, atau melakukan aktivitas yang Anda sukai. 

Jika Anda merasa mengalami gejala fisik dan emosional yang parah menjelang menstruasi hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. 

Penanganan yang tepat dapat membantu mengelola gejala PMDD yang dialami sehingga Anda bisa beraktivitas dengan lebih nyaman.

Kesimpulan

  • Premenstrual Dysphoric Disorder adalah serangkaian gejala parah yang muncul menjelang menstruasi. Kondisi ini diduga disebabkan oleh penurunan kadar hormon serotonin dalam tubuh wanita.
  • Gejalanya dapat berupa rasa lemas atau lelah, perubahaan suasana hati ekstrem sampai muncul kecemasan atau depresi, sulit konsentrasi, jantung berdebar cepat, atau sakit kepala, atau kejang otot.
  • Pengobatan kondisi ini yaitu obat antidepresan, pil KB, suplemen vitamin seperti vitamin B6, kalsium, atau magnesium, obat pereda nyeri, dan obat diuretik.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Premenstrual syndrome (PMS) | Mayo Clinic. (2022). Retrieved 05 August 2025, from http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premenstrual-syndrome/basics/definition/con-20020003

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) | John Hopkins Medicine. (n.d). Retrieved 05 August 2025, from http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/conditions/gynecological_health/premenstrual_dysphoric_disorder_pmdd_85,P00580/

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD). OASH. (2021). Retrieved 05 August 2025, from https://www.womenshealth.gov/menstrual-cycle/premenstrual-syndrome/premenstrual-dysphoric-disorder-pmdd.

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD): A severe form of PMS. Mayo Clinic. (2024). Retrieved 05 August 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premenstrual-syndrome/expert-answers/pmdd/faq-20058315.

Premenstrual dysphoric disorder: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Medlineplus.gov. (2024). Retrieved 05 August 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/007193.htm.

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). (2023). Retrieved 05 August 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9132-premenstrual-dysphoric-disorder-pmdd

Versi Terbaru

05/08/2025

Ditulis oleh Ihda Fadila

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Benarkah Saat Menstruasi Tidak Boleh Tidur Siang? Ini Jawabannya

Cara Menghitung Siklus Haid Setiap Bulannya


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Ihda Fadila · Diperbarui 05/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan