Hot flashes adalah sensasi panas tiba-tiba yang umum terjadi pada wanita menopause. Kondisi ini dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Memahami penyebab hot flashes pada menopause penting untuk membantu wanita mengelola gejalanya dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup di masa transisi ini.
Penyebab hot flashes pada wanita menopause
Salah satu gejala menopause yang banyak dialami wanita yaitu hot flashes.
Kondisi ini ditandai dengan wajah dan kulit tubuh (terutama leher dan dada) yang memerah dan terasa hangat, berkeringat, dan rasa kesemutan di jari-jari.
Namun, tidak semua wanita menopause mengalami kondisi yang cukup mengganggu ini. Berikut adalah penyebab utama hot flashes saat menopause.
1. Penurunan hormon estrogen
Penyebab hot flashes pada menopause yang utama yaitu kadar estrogen dalam tubuh menurun drastis. Estrogen berperan dalam mengatur suhu tubuh.
Ketika kadar estrogen menurun, pusat pengatur suhu di otak (hipotalamus) menjadi lebih sensitif.
Akibatnya, perubahan kecil pada suhu tubuh dapat memicu reaksi berlebihan seperti rasa panas mendadak dan keringat berlebih.
2. Perubahan fungsi hipotalamus
Penyebab sensasi panas saat menopause lainnya yaitu karena berubahnya hipotalamus, yaitu bagian otak yang berfungsi mengatur suhu tubuh.
Penurunan hormon menyebabkan hipotalamus salah mengartikan suhu tubuh sehingga tubuh bereaksi seolah sedang kepanasan meski suhu sebenarnya normal.
Inilah yang kemudian memicu munculnya hot flashes pada sebagian wanita menopause.
3. Fluktuasi zat kimia otak
Badan gerah saat menopause juga bisa disebabkan perubahan hormon yang memengaruhi keseimbangan neurotransmiter seperti serotonin dan norepinefrin.
Kedua zat kimia otak ini turut mengatur suhu tubuh dan sirkulasi darah sehingga ketidakseimbangannya bisa memicu sensasi panas.
Ketika sistem ini terganggu, tubuh menjadi lebih rentan mengalami hot flashes secara tiba-tiba.
4. Respons pembuluh darah yang berlebihan

Penyebab hot flashes pada menopause juga karena pembuluh darah di permukaan kulit tiba-tiba melebar (vasodilatasi).
Kondisi ini menyebabkan aliran darah meningkat ke area wajah, leher, dan dada.
Akibatnya, area tersebut terasa hangat atau panas secara mendadak.
5. Usia menopause lebih dini
Dikutip dari Cedar Sinai, wanita yang mengalami menopause dini, yaitu sebelum usia 45 tahun, cenderung menghadapi gejala hot flashes yang lebih berat.
Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen yang terjadi lebih cepat dan drastis dibanding menopause pada usia normal.
Perubahan hormon secara tiba-tiba pada menopause dini membuat tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi sehingga gejala menjadi lebih parah.
6. Merokok
Kebiasaan merokok juga termasuk penyebab hot flashes pada menopause karena dapat menurunkan kadar estrogen dalam tubuh lebih cepat dibanding wanita yang tidak merokok.
Penurunan hormon ini membuat tubuh lebih rentan mengalami gejala menopause, termasuk hot flashes yang lebih sering dan intens.
Selain itu, zat-zat beracun dalam rokok dapat mengganggu fungsi pembuluh darah dan sistem saraf sehingga memperparah respons tubuh terhadap perubahan suhu.
7. Obesitas atau berat badan berlebih
Penyebab hot flashes pada menopause lainnya yaitu obesitas. Hal ini tertulis dalam salah satu penelitian dalam jurnal Menopause yang meneliti efek obesitas terhadap kondisi hot flashes.
Penelitian yang melibatkan 749 wanita usia 45 – 60 tahun ini menunjukkan bahwa obesitas berkaitan dengan gejala menopause yang lebih berat, terutama hot flashes.
Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 cenderung mengalami keluhan seperti sensasi panas berlebih, nyeri otot dan sendi, inkontinensia urine, dan sering kencing.
8. Kurangnya aktivitas fisik

Gaya hidup yang tidak aktif atau kurang bergerak juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hot flashes saat menopause.
Kurangnya aktivitas fisik dapat memperlambat metabolisme, mengganggu keseimbangan hormon, serta memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur suhu.
Selain itu, wanita yang jarang berolahraga cenderung memiliki berat badan lebih tinggi, yang juga menjadi faktor pemicu hot flashes.
9. Riwayat keluarga
Faktor genetik juga merupakan penyebab hot flashes pada menopause.
Jika ibu atau saudara perempuan mengalami gejala menopause yang berat, termasuk hot flashes, kemungkinan Anda juga akan mengalaminya.
Ini menunjukkan bahwa kecenderungan mengalami gejala tertentu selama menopause bisa diturunkan dalam keluarga.
10. Stres dan kecemasan berlebihan
Stres, kecemasan, dan gangguan emosional termasuk kondisi psikologis yang dapat memperburuk gejala menopause, termasuk hot flashes.
Kondisi ini dapat memengaruhi kerja hormon dalam tubuh, terutama hormon yang berperan dalam pengaturan suhu dan suasana hati.
Akibatnya, wanita yang sering merasa cemas atau stres lebih rentan mengalami hot flashes yang lebih sering dan intens.
Cara mengurangi gejala hot flashes saat menopause
Berikut berbagai cara mengurangi hot flashes yang bisa dilakukan.
- Hindari makanan penyebab menopause lebih cepat, seperti makanan pedas, kafein, alkohol, dan ruangan panas.
- Kelola stres dengan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau napas dalam.
- Rutin berolahraga untuk menyeimbangkan hormon dan menjaga berat badan.
- Kenakan pakaian tipis dan berbahan adem, serta gunakan kipas saat diperlukan.
- Tidur di ruangan sejuk dan gunakan sprei berbahan menyerap keringat.
- Jaga pola makan sehat, termasuk konsumsi makanan tinggi fitoestrogen, seperti kedelai.
- Berhenti merokok karena merokok memperparah gejala menopause.
- Bagi suami yang istrinya mengalami menopause, berikan dukungan emosi dan kesabaran menghadapi perubahan ini.
Meski terdengar sangat umum, hot flashes saat menopause mungkin bisa menjadi tantangan sendiri bagi wanita maupun pasangan.
Perubahan pada pola hubungan intim mungkin menjadi salah satu dampak menopause pada pasangan.
Oleh karena itu, jika Anda merasa hot flashes mulai mengganggu, jangan ragu konsultasikan dengan dokter.
Ringkasan
- Penyebab hot flashes pada menopause yaitu penurunan hormon estrogen, gangguan fungsi hipotalamus sebagai pengatur suhu tubuh, serta ketidakseimbangan zat kimia otak seperti serotonin.
- Faktor lain yang memperparah hot flashes meliputi menopause dini, kebiasaan merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, stres, hingga riwayat keluarga.
- Untuk mengurangi gejalanya, penting menghindari pemicu seperti makanan pedas dan kafein, mengelola stres, rutin olahraga, menjaga pola makan sehat, dan mengenakan pakaian yang nyaman.
- Jika keluhan semakin mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang sesuai.
[embed-health-tool-ovulation]