backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan

Sebenarnya, Apa Beda Cemas dan Gangguan Kecemasan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 24/06/2024

Sebenarnya, Apa Beda Cemas dan Gangguan Kecemasan?

Setiap orang pasti pernah merasa cemas. Namun, apakah munculnya rasa cemas merupakan pertanda bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan? Nah, artikel ini akan membahas beda cemas dan gangguan kecemasan yang penting untuk Anda pahami.

Apa yang dimaksud cemas dan gangguan kecemasan?

Anda mungkin berpikir bahwa rasa cemas menandakan gangguan kecemasan. Meskipun saling berkaitan, kedua kondisi tersebut tidaklah sama.

Rasa cemas sifatnya sementara sebagai respons terhadap stres. Kemungkinan kondisi ini akan segera hilang setelah situasi yang menyebabkannya berlalu.

Perasaan cemas sangatlah wajar dan bisa memotivasi tindakan positif, seperti ketika Anda mempersiapkan diri menghadapi ujian atau meningkatkan kewaspadaan dalam situasi berbahaya.

Akan tetapi, cemas beda dengan gangguan kecemasan alias anxiety disorder. Dikutip dari Mayo Clinic, orang dengan anxiety disorder merasakan kecemasan yang sangat intens hampir sepanjang waktu.

Mereka cenderung menghindari situasi yang memicu kecemasan. Hal ini sering kali tidak dapat dihadapi sendiri sehingga aktivitas sehari-hari pun terganggu.

Sebagai salah satu jenis gangguan mental, gangguan kecemasan umumnya perlu ditangani oleh seorang profesional.

Beda antara cemas dan gangguan kecemasan

kecemasan berlebihan

Penting untuk memahami perbedaan antara cemas dan gangguan kecemasan agar Anda bisa mengambil langkah yang tepat dalam menghadapinya. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Perbedaan pemicunya

Kondisi-kondisi tertentu memang dapat memicu rasa cemas, seperti ujian semester, pertengkaran dengan teman, atau deadline pekerjaan yang sudah dekat.

Namun, ini adalah rasa cemas yang wajar terjadi. Ini berarti sebagian besar orang yang mengalami situasi serupa mungkin juga merasakan kecemasan seperti Anda.

Sementara itu, pemicu stres dan cemas pada orang dengan gangguan kecemasan berasal dari hal-hal sederhana yang terjadi sehari-hari. 

Contohnya adalah pergi ke toko atau bertemu dengan teman di pusat perbelanjaan yang biasanya tidak dicemaskan oleh sebagian besar orang.

Bahkan, kerap kali pengidap gangguan mental ini ini tidak memahami sepenuhnya pemicu dari kecemasannya tersebut.

2. Intensitas dan frekuensi

Setiap orang bisa merasa cemas tepat beberapa saat sebelum menjalani ujian. Akan tetapi, pengidap anxiety disorder bisa jadi sudah merasa cemas berminggu-minggu sebelum hari-H.

Bahkan, tepat sebelum menjalani ujian, bisa saja muncul gejala gangguan kecemasan intens yang membuat mereka tidak mampu mengikuti ujian tersebut. 

Jika demikian, rasa cemas yang dialami bisa bertahan berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Rasa cemas yang muncul akibat gangguan kecemasan memiliki frekuensi dan intensitas tinggi. Untuk mengatasinya, Anda perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

3. Gejala fisik dan psikologis

manfaat reiki untuk kurangi cemas dan depresi

Ketika merasa cemas, Anda mungkin akan mengalami kepanikan biasa dan masih bisa fokus pada pemicu rasa cemas tersebut. Namun, berbeda saat Anda mengalami gangguan kecemasan.

Selain rasa cemas, Anda juga akan mengalami berbagai gejala lainnya, seperti serangan panik, berkeringat, gemetar, sakit kepala, mual, dan tidak bisa bernapas.

Tidak hanya itu, terdapat pula gejala psikologis yang mungkin muncul, misalnya kesulitan berkonsentrasi dan ketidakmampuan untuk berpikir dengan baik.

4. Gangguan aktivitas sehari-hari

Perbedaan antara kecemasan dan anxiety disorder juga bisa Anda perhatikan dalam aktivitas sehari-hari. 

Ketika merasa cemas, Anda masih mampu berkegiatan seperti biasa, apalagi bila pemicunya cemas sudah hilang atau berhasil Anda lalui.

Namun, hal ini belum tentu berlaku pada gangguan kecemasan. Mengingat rasa cemas muncul cukup sering dan intens, pengidapnya sering kali memilih untuk menghindari pemicu stres.

Yang menjadi masalah, pengidap gangguan ini bisa saja merasakan kecemasan dari hal-hal sederhana, seperti bekerja dan pergi ke kantor maupun pergi belanja ke supermarket.

Kesimpulan

  • Rasa cemas adalah respons alami dan sementara terhadap stres, sedangkan gangguan kecemasan berlangsung terus-menerus dan dengan intensitas yang tinggi.
  • Gangguan kecemasan kerap kali membuat pengidapnya menghindari situasi yang dapat memicu kecemasan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Itu sebabnya, konsultasi dengan psikolog atau psikiater pada umumnya diperlukan agar pengidap gangguan kecemasan bisa beraktivitas dengan semestinya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 24/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan