backup og meta

Korpus Luteum: Fungsinya dalam Sistem Reproduksi Wanita

PengertianFungsiGangguan

Korpus luteum (corpus luteum) memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan hormon reproduksi dan proses kehamilan. Jika terjadi pembuahan, korpus luteum akan aktif mendukung kehamilan hingga plasenta mengambil alih fungsi produksi hormon. 

Sebaliknya, jika tidak ada pembuahan, korpus luteum akan mengalami degenerasi hingga terjadi penurunan kadar hormon yang memicu menstruasi dan siklus reproduksi dimulai kembali.

Apa itu korpus luteum?

Korpus luteum adalah kumpulan sel sementara yang terbentuk di ovarium setelah ovulasi, yaitu saat sel telur dilepaskan dari folikel ovarium. 

Struktur ini berasal dari folikel yang pecah dan berperan dalam produksi hormon, terutama progesteron, serta sedikit estrogen. 

Hormon-hormon ini membantu mempersiapkan dan mempertahankan lapisan rahim (endometrium) untuk kemungkinan kehamilan.

Jika terjadi kehamilan, corpus luteum akan terus menghasilkan progesteron hingga plasenta berkembang cukup untuk mengambil alih fungsinya, sekitar minggu ke-10 hingga ke-12 kehamilan. 

Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum akan mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Hal ini menyebabkan penurunan progesteron dan akhirnya menstruasi.

Fungsi korpus luteum

Korpus luteum memiliki peran penting dalam reproduksi dan fase menstruasi, terutama dalam mendukung kehamilan tahap awal. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya.

1. Produksi hormon

Korpus luteum berfungsi menghasilkan beberapa hormon penting yaitu progesteron, estrogen, dan inhibin. 

Progesteron berperan dalam menebalkan serta mempertahankan lapisan rahim agar siap untuk implantasi embrio, sekaligus mencegah kontraksi rahim dini yang dapat mengganggu kehamilan. 

Estrogen mendukung pertumbuhan endometrium serta membantu mengatur keseimbangan hormon dalam siklus menstruasi. 

Sementara itu, inhibin berfungsi menghambat hormon perangsang folikel (FSH) untuk mencegah pematangan folikel baru selama fase luteal sehingga menjaga stabilitas siklus reproduksi.

2. Menjaga kehamilan awal 

Korpus luteum berperan penting dalam menjaga kehamilan pada tahap awal dengan menghasilkan progesteron.

Hormon ini diperlukan untuk mempertahankan lingkungan rahim agar mendukung perkembangan embrio. 

Progesteron membantu menebalkan dan mempertahankan lapisan endometrium sehingga memungkinkan embrio menempel dengan baik dan mendapatkan nutrisi yang cukup.

Selain itu, hormon ini mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan keguguran pada fase awal kehamilan.

3. Memicu siklus menstruasi

hormon menstruasi

Jika sel telur tidak dibuahi, corpus luteum akan mengalami degenerasi dan berubah menjadi korpus albikan, yaitu jaringan parut kecil di ovarium yang tidak lagi aktif menghasilkan hormon. 

Akibat degenerasi ini, produksi progesteron dan estrogen menurun secara drastis. 

Penurunan hormon tersebut menyebabkan endometrium (lapisan rahim) tidak lagi dipertahankan sehingga mulai meluruh dan dikeluarkan dalam bentuk darah menstruasi.

Selain itu, berkurangnya progesteron dan estrogen memberi sinyal kepada kelenjar pituitari untuk mulai kembali memproduksi hormon perangsang folikel (FSH). 

FSH akan merangsang pematangan folikel baru di ovarium, yang pada akhirnya memicu ovulasi dan memulai kembali siklus menstruasi.

4. Mempengaruhi sistem reproduksi 

Corpus luteum berperan dalam mengatur berbagai aspek sistem reproduksi wanita melalui produksi hormon, terutama progesteron.

Selama fase luteal, jika tidak terjadi pembuahan, progesteron membuat lendir serviks menjadi lebih kental dan tidak ramah terhadap sperma

Lendir yang lebih tebal ini menghambat pergerakan sperma sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan pada siklus tersebut.

Corpus luteum juga membantu menghambat pematangan folikel baru dengan menekan produksi hormon perangsang folikel (FSH). 

Hal ini mencegah ovulasi ganda dalam satu siklus, menjaga keseimbangan hormon, dan memastikan bahwa tubuh hanya mempersiapkan satu siklus kehamilan dalam satu waktu. 

Gangguan pada korpus luteum

Gangguan pada jaringan ini dapat memengaruhi siklus menstruasi dan kesuburan seorang wanita. Berikut beberapa gangguan yang dapat terjadi pada corpus luteum.

1. Cacat korpus luteum 

Kondisi ini terjadi ketika corpus luteum tidak menghasilkan progesteron dalam jumlah yang cukup atau hormon tidak bertahan cukup lama untuk mempertahankan lapisan rahim.

Akibatnya, endometrium tidak dapat mendukung implantasi embrio yang bisa menyebabkan kesulitan hamil atau keguguran dini.

Gejalanya meliputi siklus menstruasi yang lebih pendek, bercak sebelum menstruasi, atau kesulitan mempertahankan kehamilan awal.

2. Kista korpus luteum

Terkadang, corpus luteum akan terus tumbuh alih-alih hancur. Kondisi inilah yang menyebabkan terbentuknya kista corpus luteum.

Dikutip dari Cleveland Clinic, kista ini tidak berbahaya dan dapat hilang sendiri pada trimester kedua jika Anda hamil.

Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan nyeri panggul, perdarahan tidak normal, atau pecahnya kista yang menimbulkan nyeri hebat.

Kista ini umumnya terdeteksi melalui USG dan jarang memerlukan tindakan medis kecuali menimbulkan komplikasi.

3. Korpus luteum yang bertahan terlalu lama

torsi ovarium

Pada beberapa kasus, corpus luteum tetap aktif meskipun tidak terjadi kehamilan sehingga produksi progesteron terus berlanjut lebih lama dari seharusnya. 

Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, yang berakibat pada gangguan siklus menstruasi. 

Salah satu dampaknya adalah menstruasi yang tertunda, di mana lapisan endometrium tetap dipertahankan lebih lama sebelum akhirnya luruh. 

Selain itu, produksi progesteron yang berkepanjangan dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, siklus haid yang lebih panjang, atau bercak darah yang muncul secara tidak menentu. 

4. Sindrom hiperstimulasi ovarium

Sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome) dapat terjadi akibat penggunaan obat penyubur.

Obat penyubur merangsang ovulasi yang menyebabkan pembesaran korpus luteum secara berlebihan dan peningkatan produksi hormon dalam tubuh. 

Kondisi ini membuat ovarium membesar secara tidak normal dan dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu. 

Gejala awal yang sering muncul meliputi kembung, nyeri perut, serta penumpukan cairan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada perut atau anggota tubuh lainnya. 

Corpus luteum memainkan peran penting dalam sistem reproduksi wanita, baik dalam mendukung kehamilan maupun dalam mengatur siklus menstruasi.

Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk memahami fungsi jaringan ini serta mengenali tanda-tanda gangguan yang mungkin terjadi. Dengan begitu, Anda bisa segera mendapat penanganan yang tepat.

Ringkasan

  • Korpus luteum memiliki peran penting dalam sistem reproduksi wanita, terutama dalam mendukung kehamilan dan mengatur siklus menstruasi.
  • Jaringan ini menghasilkan hormon-hormon penting yang mempersiapkan rahim untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan awal.
  • Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum mengalami degenerasi dan menyebabkan penurunan hormon yang memicu menstruasi.
  • Gangguan pada jaringan ini dapat memengaruhi kesuburan dan keseimbangan hormon, seperti kista atau produksi hormon yang tidak stabil.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

professional, C. C. medical. (2025). What Is the Corpus Luteum? Retrieved 27 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/body/21849-corpus-luteum

Oliver, R. (2023). Anatomy, Abdomen and Pelvis, Ovary Corpus Luteum. Retrieved 27 March 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539704/

Corpus Luteum. (N.d.). Retrieved 27 March 2025, from https://radiopaedia.org/articles/corpus-luteum

Corpus Luteum Cyst: Causes, Symptoms & Treatment. (2025). Retrieved 27 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22340-corpus-luteum-cyst

Corpus Luteum Development. (n.d.). Retrieved 27 March 2025, from https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=Corpus_Luteum_Development#Introduction

Corpus luteum cyst. (n.d.). Retrieved 27 March 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/multimedia/corpus-luteum-cyst/img-20007971

Anne Marie Williams, R. (2024). FAM Basics: What is the Corpus Luteum? Retrieved 27 March 2025, from https://naturalwomanhood.org/fam-basics-what-is-the-corpus-luteum/

Versi Terbaru

13/04/2025

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

7 Buah Pembersih Rahim setelah Keguguran yang Bisa Dicoba

Ini Beda Fibroid Rahim dan PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)


Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Diperbarui 13/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan