Penggunaan rokok elektrik atau vape semakin populer, termasuk di kalangan wanita. Banyak yang beranggapan vape lebih aman dibanding rokok konvensional. Namun, apakah vape berbahaya untuk wanita?
Meski tidak mengandung tembakau, nyatanya ada berbagai dampak penggunaan vape untuk kesehatan wanita. Cari tahu di sini!
Bahaya vape untuk wanita
Dari masalah pernapasan, gangguan hormon, hingga risiko kehamilan, efek samping penggunaan vape bagi wanita tidak boleh dianggap sepele.
Berikut ini beberapa risiko yang perlu Anda waspadai dari penggunaan vape.
1. Membahayakan kesehatan paru-paru
Banyak yang percaya bahwa vape lebih aman dibandingkan rokok biasa karena tidak mengandung tar.
Sayangnya, cairan dalam vape tetap mengandung zat berbahaya, seperti nikotin dan formaldehida, yang bisa merusak paru-paru.
Studi dari International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan bahwa vape bisa merusak paru-paru, terutama pada wanita.
Zat pada vape bisa memicu peradangan dan meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, penggunaan vape jangka panjang berisiko tinggi terhadap pneumonia.
2. Memengaruhi keseimbangan hormon

Selain merusak paru-paru, vape ternyata bisa memengaruhi keseimbangan hormon wanita.
Pasalnya, nikotin pada vape dapat mengganggu produksi estrogen, hormon yang sangat penting untuk kesehatan reproduksi dan metabolisme wanita.
Kadar estrogen yang tidak stabil bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur, perubahan suasana hati, bahkan meningkatkan risiko osteoporosis di masa depan.
Penggunaan vape jangka panjang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS).
3. Meningkatkan risiko infertilitas
Bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya menghindari vape.
Pasalnya, nikotin dalam vape bisa mengurangi kualitas sel telur dan menghambat ovulasi. Kondisi ini bisa mengurangi peluang terjadinya kehamilan.
Efek vape bagi wanita yang sedang menjalani program kehamilan juga bisa berdampak pada perkembangan janin.
Nikotin dapat mengurangi suplai oksigen ke plasenta sehingga berisiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau bahkan keguguran.
4. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Tidak hanya pada paru-paru, dampak negatif vape juga menyerang organ vital wanita lainnya, yakni jantung.
Kandungan nikotin dapat meningkatkan tekanan darah dan mempersempit pembuluh darah. Hal ini meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke, terutama bagi wanita yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Wanita juga lebih rentan terhadap efek negatif nikotin pada sistem kardiovaskular dibandingkan pria.
Beberapa zat kimia dalam vape bisa menyebabkan peradangan pembuluh darah yang meningkatkan risiko pembekuan darah. Kondisi ini pun bisa memengaruhi kesehatan jantung.
Bagaimana vaping memengaruhi tubuh wanita?
Kebiasaan vaping dapat mengganggu paru-paru, hormon, dan kesuburan wanita. Nikotin dalam vape bisa menyebabkan gangguan menstruasi, meningkatkan risiko penyakit jantung, serta merusak kulit. Bagi wanita hamil, vaping berisiko membahayakan janin.
5. Memiliki dampak negatif terhadap kulit dan kecantikan
Jika peduli dengan kesehatan kulit, Anda wajib menghindari vape yang merupakan sumber radikal bebas perusak sel-sel kulit.
Nikotin pada vape juga bisa memperlambat produksi kolagen sehingga mempercepat munculnya tanda-tanda penuaan kulit.
Beberapa kandungan liquid dalam vape juga bisa menyebabkan peradangan pada kulit, yang berujung pada jerawat dan iritasi.
Bahkan, beberapa pengguna vape mengalami kondisi yang dikenal sebagai vape tongue, yakni kondisi lidah kehilangan sensitivitas akibat bahan kimia dalam uap vape.
6. Komplikasi kehamilan dan cacat lahir

Wanita hamil yang menggunakan vape bisa membahayakan kesehatan janin. Seperti yang sudah disebutkan, nikotin dapat menghambat aliran oksigen ke janin.
Hal ini tentu bisa menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga gangguan perkembangan otak pada bayi.
Bukan hanya itu, beberapa zat dalam cairan vape juga berisiko menyebabkan cacat lahir.
7. Risiko kecanduan yang tinggi
Banyak yang berpikir bahwa vape tidak membuat ketagihan seperti bahaya rokok biasa terhadap wanita, padahal tidak demikian.
Kandungan nikotin dalam vape tetap bisa menyebabkan ketergantungan. Bahkan dalam beberapa kasus, pengguna vape mengalami kecanduan yang lebih parah dibanding perokok konvensional.
Kecanduan nikotin ini bisa membuat wanita lebih sulit berhenti dan semakin banyak mengonsumsi rokok elektrik ini tanpa sadar.
Beberapa produk vape juga memiliki kadar nikotin yang lebih tinggi dibanding rokok biasa, sehingga risiko ketergantungan menjadi lebih besar.
Dari berbagai poin di atas, jelas bahwa bahaya vape untuk wanita tidak bisa dianggap remeh. Walaupun vape vs. rokok biasa terlihat lebih aman, tetap saja kebiasaan vaping berisiko bagi kesehatan.
Jika ingin hidup lebih sehat, sebaiknya hindari vape atau jenis rokok alternatif lain yang masih mengandung nikotin dan bahan adiktif.
Anda yang ingin berhenti merokok sebaiknya melakukan terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy). Salah satunya dengan mengganti kebiasaan oral merokok atau vaping dengan mengunyah permen karet, lozenges, atau camilan sehat.
Kesimpulan
Vape bisa memberikan dampak negatif ini untuk kesehatan wanita.
- Membahayakan paru-paru.
- Mengganggu keseimbangan hormon.
- Meningkatkan infertilitas (ketidaksuburan).
- Meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Menurunkan kesehatan dan kecantikan kulit.
- Komplikasi kehamilan dan cacat janin.
- Meningkatkan risiko kecanduan.
[embed-health-tool-ovulation]