backup og meta

Berbagai Gejala Penyakit Prostat yang Harus Anda Waspadai

Berbagai Gejala Penyakit Prostat yang Harus Anda Waspadai

Penyakit prostat merupakan salah satu penyakit yang umum diderita oleh pria, terutama pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Sayangnya, banyak yang belum mengetahui berbagai gejala penyakit prostat yang bisa menyerang pada awal penyakitnya.

Padahal, dengan menyadari gejala yang muncul, Anda bisa mengurangi kemungkinan komplikasi penyakit prostat dan mendapatkan penanganan lebih cepat.

Gejala yang jadi pertanda penyakit prostat

Terdapat tiga jenis penyakit yang kerap menyerang prostat, yaitu radang prostat atau prostatitis, penyakit BPH (pembesaran prostat jinak), dan kanker prostat. Memang, ketiganya memiliki gejala yang berbeda-beda, tetapi ada juga beberapa gejala serupa yang harus Anda waspadai.

Biasanya gejala-gejala ini kerap terjadi di awal kemunculan penyakitnya. Apa saja?

1. Retensi urine

retensi urin gejala penyakit prostatitis
Sumber: TheHealthSite

Retensi urine merupakan sebuah kondisi ketika Anda merasakan urgensi untuk buang air kecil tapi tak bisa mengeluarkan urine atau tersendat walau Anda telah berusaha untuk mendorongnya.

Ketika berhasil keluar pun alirannya akan cenderung lemah. Terjadinya retensi urine inilah yang membuat Anda tak bisa menuntaskan buang air kecil. Akibatnya, Anda akan terus-terusan merasa kandung kemih terisi penuh.

Terkadang hal ini bisa dirasakan hanya beberapa hari. Namun, berhati-hatilah bila hal ini telah terjadi setelah beberapa lama, bisa jadi sulitnya buang air kecil merupakan gejala dari penyakit prostat.

Gejala ini rentan dialami oleh orang-orang yang terkena penyakit pembesaran prostat jinak (BPH). Karena ukuran prostat yang membesar lebih dari seharusnya, saluran uretra yang berada di tengahnya pun terdesak dan menghalangi jalan keluarnya urine.

2. Keinginan buang air kecil berlebih

Salah satu gejala yang juga umum dialami pada penyakit prostat adalah ingin buang air terus-terusan. Anda akan merasa tak nyaman pada sekitaran kandung kemih yang alhasil membuat Anda jadi sering kebelet.

Jika lebih parah, gejala ini seringnya tak bisa dikendalikan. Bahkan ketika Anda baru saja buang air kecil beberapa menit yang lalu, tak lama kemudian rasa kebelet itu akan kembali muncul.

3. Inkontinensia urine

penyebab sering ngompol

Inkontinensia urine terjadi ketika kandung kemih mengalami kebocoran urine yang tidak terkontrol.  Sebenarnya, inkontinensia urine lebih erat kaitannya dengan penyakit infeksi saluran kemih (UTI). Kebocoran urine juga bisa menjadi efek samping dari konsumsi beberapa jenis obat tertentu seperti diuretik dan antihistamin.

Meski demikian, gejala inkontinensia urine juga banyak dialami oleh orang-orang yang menderita penyakit prostat.

Perlu diketahui, saat kandung kemih telah terisi setengahnya, cincin otot atau yang disebut juga dengan otot sfingter uretra akan mengendur dan membuka jalannya. Setelah itu, otot kandung kemih akan berkontraksi untuk mengeluarkan urine. Nantinya otot sfingter akan menutup lagi setelah selesai buang air kecil untuk menjaga urine dalam kandung kemih.

Pada inkontinensia urine, fungsi ini mengalami gangguan yang juga disebut overactive bladder. Karena penyakit prostat membatasi jumlah urine yang keluar, hal ini bisa memicu kegagalan fungsi otot kandung kemih yang terus berkontraksi.

4. Sering buang air kecil malam hari (nokturia)

Pada dasarnya, gejala yang disebut juga dengan nokturia ini akan membuat Anda lebih sering ke kamar mandi, tapi intensitasnya akan meningkat di malam hari. Jika biasanya produksi urine menurun saat Anda tertidur, hal ini berbeda dengan apa yang dirasakan ketika prostat mengalami masalah.

Nokturia tentunya sangat mengganggu jam tidur Anda. Anda akan sering terbangun karena kebelet yang tiba-tiba muncul dan ujungnya jam istirahat pun jadi berkurang. Efeknya, Anda bisa saja merasa lelah di pagi hari.

5. Anyang-anyangan (disuria)

Disuria atau lebih dikenal dengan anyang-anyangan adalah sensasi nyeri seperti terbakar yang dirasakan saat buang air kecil. Pada pria, sensasi ini biasanya dirasakan di bagian uretra dan perineum, area di antara skrotum dan anus.

Dalam beberapa kasus, gejala disuria muncul karena adanya infeksi pada organ di sekitar sistem urinaria. Gejala ini kerap dirasakan oleh orang-orang yang terkena prostatitis. Namun, gejala ini juga umum terjadi pada penyakit BPH.

6. Nyeri setelah ejakulasi

Serupa dengan gejala sebelumnya, bedanya nyeri dirasakan setelah ejakulasi. Bila Anda mengalami gejala yang juga disertai oleh disuria, mungkin Anda harus waspada akan kemungkinan terkena penyakit radang prostat.

Nyeri saat ejakulasi tentu saja akan mengganggu kehidupan seksual Anda. Terlebih jika terus berlangsung, hal ini bisa membuat Anda tertekan, hilang percaya diri, atau bahkan tak mau berhubungan seksual karena cemas akan rasa sakit yang bisa muncul setelahnya.

7. Bau urine yang tidak biasa

Gejala ini lebih banyak terjadi pada pasien prostatitis. Infeksi bakteri pada prostatitis dapat mengontaminasi urine yang membuat urine berbau seperti sulfur. Meski demikian, hal ini juga bisa muncul pada pasien BPH akibat retensi urine.

Pada beberapa kasus, ada pula pasien yang mengalami gejala kencing berdarah. Akan tetapi, gejala ini termasuk hal yang jarang terjadi pada penyakit prostat.

Kapan harus ke dokter?

Granuloma Inguinale adalah

Terkadang beberapa gejala di atas belum tentu merupakan tanda dari penyakit, atau mungkin juga disebabkan oleh penyakit lainnya. Namun, bukan berarti Anda bisa membiarkan gejala begitu saja, terutama jika gejala tersebut sudah dirasakan selama beberapa hari dan tak kunjung menghilang.

Selain mengganggu kualitas hidup dan kegiatan seksual Anda, penyakit prostat juga bisa menimbulkan penyakit lainnya bila tak segera ditangani. Beberapa penyakit meliputi infeksi saluran kemih, kencing batu, sampai gagal ginjal.

Oleh karena itu, segera konsultasikan gejala yang Anda rasakan pada dokter. Apalagi jika Anda termasuk ke dalam kelompok yang berisiko seperti berusia lanjut dan memiliki riwayat medis keluarga dengan penyakit prostat.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah Anda benar-benar mengalami gangguan prostat atau penyakit lainnya. Semakin cepat Anda pergi ke dokter, semakin dini pula perawatan yang akan didapatkan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

An enlarged prostate gland and incontinence. Retrieved 2 July 2020, from https://www.health.harvard.edu/mens-health/an-enlarged-prostate-gland-and-incontinence

Frequent or urgent urination. Retrieved 2 July 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/003140.htm

Nocturia – Nighttime Trips to the Bathroom. Retrieved 2 July 2020, from https://simonfoundation.org/nocturia/

Painful Ejaculation. Retrieved 2 July 2020, from https://menshealthfoundation.ca/health-information/penis/painful-ejaculation/

Prostate Problems. (2016). Retrieved 2 July 2020, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/prostate-problems

Urinary retention. Retrieved 2 July 2020, from https://www.healthdirect.gov.au/urinary-retention

Versi Terbaru

19/01/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Ciri-Ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya

Pijat Prostat, Benarkah Bisa Atasi Masalah Prostat dan Seksual?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 19/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan