backup og meta

5 Perbedaan Anyang-anyangan pada Pria dan Wanita

5 Perbedaan Anyang-anyangan pada Pria dan Wanita

Semua orang bisa mengalami anyang-anyangan dan gejala utamanya sama pada pria maupun wanita, yakni rasa sakit setiap kali kencing. Meski demikian, anyang-anyangan yang dialami pria dan wanita sebetulnya punya sedikit perbedaan.

Wanita mempunyai panjang saluran kencing yang berbeda dengan pria. Sementara itu, pria memiliki kelenjar di sekitar area saluran kencing yang dapat memengaruhi aliran urine (air kencing). Lantas, apa saja yang membedakan anyang-anyangan pada pria dan wanita?

Anyang-anyangan pada pria dan wanita

penyebab anyang-anyangan, obat anyang-anyangan, mengatasi anyang-anyangan, anyang-anyangan pada wanita

Salah satu penyakit kandung kemih ini menyerang pria dan wanita dengan cara yang sama. Akan tetapi, ada sedikit perbedaan dalam penyebab anyang-anyangan dan faktor-faktor risikonya yang dijelaskan dalam beberapa poin sebagai berikut.

1. Saluran kencing wanita lebih pendek

Ada banyak penyebab anyang-anyangan, mulai dari konsumsi makanan dan minuman yang berdampak pada saluran kemih, gangguan pada sistem perkemihan, hingga cara membersihkan alat kelamin yang kurang tepat.

Sejumlah penyakit tertentu, baik pada sistem perkemihan maupun sistem tubuh lainnya, juga dapat menjadi akar dari anyang-anyangan. Sebagai contoh, penyakit yang paling sering menyebabkan anyang-anyangan adalah infeksi saluran kemih (ISK).

Pria dan wanita sama-sama dapat mengalami ISK. Namun, wanita lebih berisiko terkena ISK karena panjang uretra atau saluran kencingnya lebih pendek. Pria memiliki penis sehingga panjang saluran kencingnya bisa mencapai 18-20 cm.

Sementara itu, rata-rata panjang saluran kencing wanita hanya 2,5-3,8 cm. Beberapa wanita mungkin memiliki uretra sepanjang 4-5 cm. Dibandingkan saluran kencing pria, ujung saluran kencing wanita juga lebih dekat dengan anus.

Kondisi fisik yang demikian membuat bakteri dari anus lebih mudah masuk ke dalam saluran kencing wanita. Inilah salah satu alasan mengapa infeksi saluran kemih dan anyang-anyangan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Risiko terkena ISK bahkan bertambah tinggi bila Anda membersihkan vagina dari belakang ke arah depan. Pasalnya, cara membersihkan vagina seperti ini justru membantu perpindahan bakteri dari anus menuju saluran kencing.

2. Wanita menopause lebih rentan terkena anyang-anyangan

Faktor lain yang membuat wanita rentan terkena anyang-anyangan adalah menopause. Jumlah hormon estrogen wanita menurun saat mencapai menopause. Padahal, hormon ini sangat dibutuhkan untuk menjaga struktur kandung kemih dan kesehatan vagina.

Penurunan hormon estrogen menyebabkan dinding kandung kemih menipis sehingga lebih mudah terkena iritasi. Dinding vagina juga mengering dan lebih rentan terinfeksi. Alhasil, risiko infeksi saluran kemih dan anyang-anyangan pada wanita pun meningkat.

3. Produk untuk vagina menyebabkan anyang-anyangan

persiapan saat new normal

Penyebab anyang-anyangan pada wanita terkadang berasal dari berbagai produk yang digunakan langsung pada vagina. Produk-produk tersebut mengandung banyak bahan kimia, dan beberapa wanita ternyata lebih sensitif terhadapnya.

Bagi orang yang sensitif, bahan kimia pada produk-produk tersebut dapat menimbulkan kemerahan, gatal, dan nyeri. Kondisi ini disebut vulvitis dan biasanya bertambah parah saat buang air kecil. Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah anyang-anyangan.

Oleh sebab itu, wanita yang sensitif terhadap bahan kimia dalam produk pembersih vagina disarankan untuk menghindari:

  • douche (semprotan) vagina,
  • sabun dan sampo mengandung parfum,
  • sabun gelembung untuk berendam,
  • sabun kewanitaan,
  • lap mengandung sabun,
  • pelumas vagina,
  • tisu toilet mengandung pewangi, dan
  • alat KB mengandung spermisida (pembunuh sperma).

4. Anyang-anyangan pada pria sering kali disebabkan masalah prostat

Rasa sakit ketika kencing adalah masalah yang cukup umum pada pria. Penyebabnya bisa jadi infeksi saluran kemih, penyakit batu ginjal, atau masalah pada kelenjar prostat. Gangguan prostat terutama paling banyak dialami pria berusia di atas 50 tahun.

Organ prostat merupakan kelenjar sebesar kacang yang terletak di depan rektum, tepatnya di antara kandung kemih dan penis. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan berbagai bahan yang diperlukan dalam cairan sperma (semen).

Seiring pertambahan usia, kelenjar prostat bisa membengkak, mengalami peradangan, atau terkena kanker. Ketiga kondisi ini dapat membuat kelenjar prostat membesar (disebut juga penyakit BPH) dari ukuran normalnya, kemudian menjepit saluran kemih dan menghambat aliran urine.

Akibatnya, akan lebih sulit untuk mengosongkan kandung kemih dan sisa urine dapat terperangkap di dalamnya. Bakteri dalam urine bisa berkembang biak, lalu memicu infeksi kandung kemih atau saluran kemih yang ditandai dengan anyang-anyangan.

5. Hubungan seksual membuat wanita lebih berisiko

Hubungan intim meningkatkan risiko terkena anyang-anyangan, terutama pada wanita. Ini disebabkan karena gerakan penis saat berhubungan intim dapat mendorong bakteri masuk ke dalam uretra. Bakteri kemudian bisa bergerak menuju kandung kemih.

Lagi-lagi hal ini berkaitan dengan ukuran saluran kencing wanita dan posisinya yang dekat dengan anus. Walaupun pria juga dapat mengalami infeksi saluran kemih akibat hubungan seksual, kondisi anatomi wanita membuat mereka berisiko lebih besar.

Tidak hanya hubungan intim yang melibatkan penetrasi, seks oral pun dapat membuat Anda terkena infeksi saluran kemih. Bakteri dari mulut dapat bergerak menuju saluran kencing dengan cara yang sama seperti bakteri dari anus.

Untungnya, ada beberapa tips yang bisa membantu Anda mencegah anyang-anyangan akibat berhubungan seksual, yakni:

  • Buang air kecil sesudah seks. Buang air kecil bisa membilas bakteri pada saluran kemih.
  • Membersihkan organ intim dengan air hangat sebelum berhubungan seksual, terutama bagi wanita.
  • Tidak melakukan douching bagi wanita.
  • Tidak menggunakan sabun antiseptik untuk membersihkan vagina, walaupun setelah berhubungan seks.
  • Tidak menggunakan alat KB diafragma atau spermisida karena meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Anyang-anyangan menimbulkan keluhan utama yang sama pada tiap orang, yakni rasa nyeri saat buang air kecil. Kendati demikian, ada beberapa penyebab serta faktor risiko yang berbeda pada pria dan wanita.

Risiko anyang-anyangan pada wanita lebih tinggi karena faktor anatomi dan perubahan kondisi tubuhnya. Apabila Anda adalah wanita yang berisiko, Anda bisa mencegahnya dengan menerapkan langkah-langkah menjaga kesehatan saluran kemih.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Urethral Syndrome in Women – Tufts Medical Center Community Care. (2020). Retrieved 20 July 2020, from https://hhma.org/healthadvisor/aha-acuretsy-wha/

Urethral Stricture Disease: Symptoms, Diagnosis & Treatment – Urology Care Foundation. (2020). Retrieved 20 July 2020, from https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/urethral-stricture-disease

Painful or Frequent Urination in Men – Harvard Health. (2020). Retrieved 20 July 2020, from https://www.health.harvard.edu/decision_guide/painful-or-frequent-urination-in-men

What causes painful urination in men?. (2020). Retrieved 20 July 2020, from https://www.plannedparenthood.org/learn/teens/ask-experts/what-causes-painful-urination-in-men

Prostate problems . (2017). Retrieved 20 July 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/prostate-problems/

Urination Pain – Female. (2020). Retrieved 20 July 2020, from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/urination-pain-female/

Versi Terbaru

16/11/2020

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Normalkah Kencing Bercabang Saat Buang Air Kecil?

7 Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil yang Mengganggu


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 16/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan