backup og meta

Berbagai Pilihan Obat dan Perawatan untuk Sakit Ginjal

Berbagai Pilihan Obat dan Perawatan untuk Sakit Ginjal

Pada umumnya obat dan perawatan untuk sakit ginjal dilakukan berdasarkan penyebab dan jenis penyakitnya. Perlu diingat bahwa beberapa penyakit ginjal dapat disembuhkan, tetapi ada pula yang tidak bisa sembuh total. Walaupun demikian, pengobatan penyakit ginjal dilakukan untuk meringankan gejala. 

Pilihan obat dan perawatan sakit ginjal

gejala awal sakit ginjal

Penyakit ginjal sering disebut sebagai silent killer karena mengurangi fungsi organ berbentuk kacang ini secara perlahan. Bahkan, gejala sakit ginjal yang cukup parah tidak jarang baru muncul ketika akan memasuki stadium akhir. 

Maka dari itu, semakin cepat pasien penyakit ginjal diberikan obat dan menjalani perawatan, semakin besar peluang mereka untuk sembuh. Berikut ini ada cara yang dapat digunakan dalam mengobati penyakit ginjal. 

1. Obat sakit ginjal yang diberikan dokter

Pada saat dokter mengobati sakit ginjal, mereka akan mulai dari mengatasi penyebab yang mendasarinya. Salah satu cara untuk mengatasi sakit ginjal adalah memberikan pasien beberapa obat, yaitu:

a. Obat pengendali tekanan darah

efek obat pada ginjal

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyebab penyakit ginjal. Kebanyakan orang yang mengalami hipertensi membutuhkan obat agar tekanan darah mereka turun. Obat untuk mengendalikan tekanan darah ini ternyata juga bisa digunakan untuk mengatasi sakit ginjal dan memperlambat tingkat keparahannya. 

Hal ini dikarenakan tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, jantung, dan ginjal. Apabila dibiarkan terlalu lama, Anda mungkin akan membutuhkan transplantasi ginjal atau dialisis lebih awal. 

Ada dua jenis obat penurun tekanan darah yang juga digunakan untuk mengobati sakit ginjal. Pertama, obat ACE Inhibitor yang membantu memperbesar pembuluh darah agar tekanan darah berkurang. 

Selain itu, obat ARBs juga digunakan untuk mengobati penyakit ginjal. Obat yang membutuhkan resep dokter ini menyebabkan otot di sekitar pembuluh darah berkontraksi dan membuatnya menjadi lebih kecil. Kemudian, ARBs akan melindungi pembuluh darah dari efek angiotensin II agar tekanan darah dapat terkendali. 

b. Diuretik

Selain obat penurun tekanan darah, diuretik pun juga digunakan oleh dokter untuk mengatasi sakit ginjal. Apabila ginjal rusak, produksi urine pun terganggu dan menyebabkan cairan dan limbah beracun menumpuk di tubuh. Akibatnya, pergelangan kaki membengkak dan Anda mungkin kesulitan bernapas. 

Oleh sebab itu, diuretik digunakan untuk merangsang ginjal menghasilkan lebih banyak urine. Obat diuretik yang paling sering digunakan adalah Furosemide dan menyebabkan frekuensi pergi ke toilet lebih sering. 

Normalnya, dokter spesialis ginjal mungkin akan menganjurkan Anda untuk tidak minum air telalu banyak ketika mengonsumsi diuretik. Pasalnya, cairan yang terlalu banyak membuat obat kurang efektif, sehingga Anda perlu menambah dosis obat. 

c. Injeksi EPO 

Injeksi vaksin hepatitis C

EPO atau eritropoetin merupakan hormon yang dihasilkan oleh ginjal yang sehat untuk merangsang sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah. Namun, ginjal tidak dapat menghasilkan EPO yang cukup ketika mengalami gangguan. 

EPO yang rendah dapat menyebabkan anemia dan membuat tubuh mudah lelah, kedinginan, dan tidak sehat. Oleh sebab itu, ada kalanya dokter meresepkan Anda injeksi EPO sebagai cara untuk mengobati penyakit ginjal. Kabar baiknya, injeksi ini dapat dilakukan sendirian setelah diajari bagaimana cara melakukannya. 

Pemberian obat-obatan di atas biasanya dilakukan agar tubuh tetap sehat ketika menghadapi penyakit ginjal. Sementara itu, bagi Anda yang telah memasuki tahap pertengahan sakit ginjal kronis, pengobatan dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi. 

2. Dialisis

Selain obat yang diresepkan oleh dokter, metode dialisis akan digunakan untuk mengatasi sakit ginjal ketika sudah memasuki stadium akhir. Pasalnya, stadium akhir dari penyakit ginjal menyebabkan tubuh tidak mampu membuang limbah dan cairan berlebih dari tubuh. 

Dilansir dari Kidney Health Australia, metode yang menggunakan alat ini perlu dilakukan selama sisa hidup Anda atau setidaknya sampai mendapatkan donor ginjal. Jika tidak berhasil, dialisis akan diulang kembali. 

Jenis dialisis pun beragam, ada beberapa yang dapat dilakukan di rumah (dialisis peritoneal). Namun, tidak sedikit pula yang dapat dilaksanakan di kedua tempat, baik di rumah maupun rumah sakit (hemodialisis). 

3. Transplantasi ginjal

Transplantasi ginjal adalah prosedur yang menggantikan ginjal yang rusak dengan yang sehat dari tubuh orang lain. Ginjal baru dan sehat ini biasanya berasal dari orang yang masih hidup atau baru saja meninggal. 

Operasi pemindahan ginjal ini tidak mudah dilakukan karena umumnya memiliki daftar tunggu yang cukup panjang berdasarkan prioritas kondisi pasien. Setelah transplantasi ginjal dilakukan, pasien akan tetap menjalani perawatan pasca operasi, seperti konsumsi obat agar sakit ginjal tidak semakin parah. 

4. Terapi konservatif

puasa untuk pasien ginjal

Bagi Anda yang telah memasuki tahap akhir dari penyakit ginjal dan tidak ingin melakukan transplantasi ginjal dan dialisis, terapi konservatif adalah jalan terakhir. Terapi konservatif adalah perawatan penyakit ginjal yang berfokus meningkatkan kualitas hidup dengan berusaha mengendalikan gejala yang dialami. 

Umumnya, metode perawatan ini sering dipilih oleh lansia dan memiliki masalah kesehatan seperti demensia. Berikut ini beberapa hal yang dilakukan oleh tim dokter dalam membantu merencanakan perawatan:

  • Pemberian obat untuk meringankan gejala akibat sakit ginjal
  • Perubahan pola makan 
  • Membantu mengelola penyakit lain yang disebabkan penyakit ginjal

Bagaimana dengan obat herbal alami untuk sakit ginjal?

obat herbal kanker payudara

Beberapa dari Anda mungkin mempertimbangkan untuk memakai obat tradisional untuk membantu mengatasi sakit ginjal. Namun, perlu diketahui bahwa Anda harus berhati-hati dengan obat dan suplemen herbal. 

Pemakaian beberapa obat tradisional dan herbal tidak direkomendasikan untuk pasien sakit ginjal. Pasalnya, suplemen herbal berisiko menimbulkan kerusakan pada ginjal hingga memperburuk kondisi Anda saat ini. Akibatnya, ginjal tidak dapat membersihkan cairan dan limbah berlebih dari tubuh. 

Selain itu, beberapa bahan herbal mengandung zat aktif seperti steroid yang justru dapat merusak ginjal.

Walaupun obat alami tersebut terlihat ampuh pada beberapa orang, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mencobanya. Hal ini dikarenakan tidak semua orang mendapatkan efek yang sama dari obat herbal. 

Pilihan obat dan perawatan untuk mengatasi sakit ginjal sebaiknya didiskusikan dengan dokter sebelum memulainya sendiri. Setiap orang memiliki jenis penyakit ginjal yang berbeda dengan pengobatan yang beragam, sehingga diperlukan diagnosis lebih lanjut agar penanganannya tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Conservative management for kidney failure. (2018). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Retrieved 02 July 2020, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/kidney-failure/conservative-management#what

Dialysis. Kidney Health Australia. Retrieved 02 July 2020, from https://kidney.org.au/your-kidneys/support/kidney-disease/treatment/dialysis

Herbal Supplements and Kidney Disease. (2019). National Kidney Foundation. Retrieved 02 July 2020, from https://www.kidney.org/atoz/content/herbalsupp

Kidney Disease Treatment. (2019). Health Direct Australia. Retrieved 02 July 2020, from https://www.healthdirect.gov.au/kidney-disease-treatment

Versi Terbaru

05/11/2021

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Konsumsi Daun Seledri Berikan 4 Manfaat Ini untuk Ginjal

Hemodialisis, Prosedur Cuci Darah untuk Penyakit Gagal Ginjal


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 05/11/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan