backup og meta

Glomerulonefritis

Glomerulonefritis

Definisi

Apa itu glomerulonefritis?

Glomerulonefritis adalah penyakit pada glomerulus, ketika terjadi peradangan di salah satu bagian ginjal Anda. Organ ginjal memiliki penyaring atau filter kecil yang terdiri atas pembuluh darah kecil yang akan menyaring darah jika terjadi kelebihan cairan, elektrolit, dan limbah. Kemudian, kelebihan tersebut akan dikeluarkan melalui urine.

Glomeruli adalah bagian di ginjal yang berbentuk bola dan terdiri atas pembuluh darah kapiler. Dalam jumlah yang banyak, struktur berukuran kecil ini disebut glomerulus. Glomerulus berfungsi untuk menyaring darah yang membentuk urine dan salah satu organ yang membentuk nefron.

Jika glomeruli hancur, fungsi ginjal tidak lagi dapat bekerja dengan baik. Akibatnya, Anda berisiko mengalami gagal ginjal. Penyakit yang menyerang glomerulus ini dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau bertahap (kronis). 

Seberapa umumkah glomerulonefritis?

Umumnya, glomerulonefritis terjadi di negara-negara berkembang. Dilansir dari American Kidney Fund, satu dari empat pasien penyakit ini tidak pernah menderita penyakit ginjal apa pun. 

Kondisi ini dapat dialami oleh pasien pada usia berapa saja. Namun, Anda dapat mengendalikan sakit ginjal yang satu ini dengan mengurangi faktor risiko.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala glomerulonefritis?

Pada umumnya, gejala glomerulonefritis terjadi cukup lambat. Bahkan, beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka tengah mengalami penyakit ini.

Berikut tanda dan gejala glomerulonefritis berdasarkan jenisnya yang perlu Anda waspadai.

Glomerulonefritis akut

Penyakit glomerulonefritis akut biasanya terjadi secara tiba-tiba. Pada beberapa kasus, penyakit ini terjadi dan akan mengembangkan gejala setelah adanya infeksi di kulit atau tenggorokan. 

Pada waktu-waktu tertentu, gejala penyakit pada glomerulus di ginjal ini akan membaik dengan sendirinya. Namun, tidak jarang penyakit ini juga dapat menyebabkan fungsi ginjal berhenti karena tidak ditangani sejak dini. Gejala awal penyakit glomerulonefritis akut adalah:

  • wajah bengkak di pagi hari,
  • darah dalam urine (hematuria),
  • sesak napas dan batuk akibat paru terisi cairan, dan
  • tekanan darah tinggi (hipertensi).

Glomerulonefritis kronis

Berbeda dengan glomerulonefritis akut, glomerulonefritis kronis dapat berkembang tanpa memperlihatkan gejala selama bertahun-tahun. Gejala penyakit ginjal yang tidak terlihat sering menyebabkan gagal ginjal total karena tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Berikut ini beberapa tanda dan gejala penyakit pada glomerulus yang termasuk kronis. 

  • Darah atau protein dalam urine (proteinuria).
  • Tekanan darah dan kolesterol tinggi.
  • Pembengkakan pada wajah, lengan, dan kaki (edema).
  • Sering buang air kecil pada malam hari.
  • Kencing terlihat keruh dan berbusa.
  • Sakit perut.
  • Mudah lelah akibat anemia.
  • Sering mimisan.

Kemungkinan ada beberapa gejala yang mungkin tidak disebutkan di atas. Jika memiliki kekhawatiran terhadap gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami tanda atau gejala yang disebutkan, atau mempunyai pertanyaan khusus, silakan diskusikan dengan dokter. Hal ini dikarenakan reaksi tubuh setiap orang berbeda-beda. Konsultasi ke dokter akan memudahkan Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Penyebab

Apa penyebab glomerulonefritis?

Kebanyakan kasus glomerulonefritis disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Bahkan, penyakit ginjal ini juga terkadang juga menyebar di keluarga atau tidak diketahui sebabnya.

Berikut beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan peradangan pada glomerulus di ginjal, baik pada glomerulonefritis kronis dan akut.

1. Infeksi radang tenggorokan (strep throat)

Tidak jarang penyakit yang menyerang glomerulus ini terjadi satu atau dua minggu setelah Anda pulih dari infeksi radang tenggorokan. Terkadang infeksi kulit (impetigo) juga dapat menghasilkan antibodi ekstra yang dapat menetap di glomerulus dan menyebabkan peradangan. 

Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Namun, mereka disebut dapat pulih dengan cepat. 

2. Infeksi virus

Infeksi virus, seperti HIV, hepatitis B dan hepatitis C ternyata juga dapat memicu glomerulonefritis. Walaupun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengapa hal ini dapat terjadi. 

3. Penyakit imun

Penyakit imun seperti lupus,kelainan imun pada paru (goodpasture’s syndrome), dan IgA nephropathy dapat menyebabkan peradangan pada glomerulus. Hal ini dikarenakan sistem imun yang bermasalah justru dapat berbalik menyerang organ tubuh penting, seperti glomerulus. 

Sebagai contoh, goodpasture’s syndrome dapat menyerupai pneumonia. Akibatnya, penyakit ini menyebabkan perdarahan di paru-paru dan masalah pada glomerulus.

4. Penyebab glomerulonefritis lainnya

Selain ketiga masalah kesehatan di atas, ada beberapa kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan peradangan di glomerulus ginjal, yaitu:

  • Vaskulitis, yaitu polyarteritis dan Wegener’s granulomatosis.
  • Tekanan darah tinggi yang menyebabkan kerusakan pada ginjal.
  • Penyakit ginjal diabetik (nefropati diabetik).
  • Poliarteritis nodosa, ketika sel-sel menyerang arteri.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko terkena glomerulonefritis?

Jika Anda mengalami masalah kesehatan di bawah ini, kemungkinan besar berisiko terhadap glomerulonefritis, baik kronis dan akut.

  • Gangguan darah.
  • Terpapar bahan kimia atau obat-obatan yang merusak ginjal.
  • Penggunaan non-steroid anti-inflamasi berlebihan, seperti ibuprofen.
  • Riwayat penyakit kanker.
  • Mengalami infeksi jantung.
  • Amyloidosis, penumpukan zat amyloid pada jaringan tubuh.
  • Membranoproliferative GN.
  • Henoch-Schönlein purpura.
  • Focal segmental glomerulosclerosis, luka pada jaringan ginjal.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana penyakit ini didiagnosis?

Pada dasarnya, petunjuk utama dari penyakit ini adalah tanda dan gejala. Namun, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan ginjal. Hal ini bertujuan untuk memastikan jenis penyakit apa yang Anda miliki dan bagaimana tingkat keparahannya. 

  • Tes urine untuk menunjukkan sel darah merah dalam urine yang menjadi indikator kerusakan glomerulus.
  • Tes darah untuk mengukur penumpukan limbah di ginjal, seperti kreatinin dan kadar urea darah. 
  • USG dan CT-scan untuk melihat bentuk dan ukuran ginjal.
  • Biopsi ginjal dengan mengambil sampel jaringan ginjal untuk mengetahui penyebab peradangan glomerulus.

Bagaimana cara mengobati glomerulonefritis?

Pilihan pengobatan untuk mengatasi kondisi ini tergantung pada penyebab, jenis, dan tingkat keparahan gejala. Salah satu perawatan yang paling penting adalah mengontrol tekanan darah yang menjadi penyebab umum kerusakan pada glomerulus ini. 

Sayangnya, penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total. Namun, perawatan yang dilakukan bertujuan untuk meringankan gejala sakit ginjal dan mencegah komplikasi. 

  • Obat pengendali tekanan darah, seperti ACE Inhibitors.
  • Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi strep atau bakteri lain.
  • Obat kortikosteroid dan imunosupresif untuk menurunkan respons sistem imun yang menyerang ginjal.
  • Plasmapheresis, yaitu menghilangkan bagian cairan dari darah (plasma) dengan intravena (IV) atau plasma yang didonorkan.
  • Diuretik (pil air) untuk mengeluarkan cairan berlebih dari tubuh.
  • Menjalani diet rendah garam dan rendah protein.
  • Dialisis dan transplantasi ginjal jika sudah memasuki tahap gagal ginjal.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi glomerulonefritis?

Selain mendapatkan perawatan dari dokter, Anda juga perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Hal ini bertujuan agar pengobatan penyakit ginjal yang satu ini dapat lebih efektif dan menjaga fungsi ginjal agar bekerja lebih baik. 

  • Jaga berat badan tetap ideal.
  • Batasi makanan tinggi garam dan tinggi protein.
  • Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
  • Kurangi makanan tinggi kalium.
  • Kontrol kadar gula darah (glukosa) jika mengidap diabetes.
  • Berhenti merokok dan hindari asap rokok.

Jika ada pertanyaan, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Komplikasi

Apa yang terjadi jika penyakit ini tidak segera diobati?

Jika glomerulonefritis tidak ditangani dengan baik, risiko komplikasi pun semakin besar hingga dapat menghilangkan fungsi ginjal sepenuhnya. Pasalnya, glomerulus di ginjal tidak lagi dapat menyaring cairan dan limbah berlebih. Akibatnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan limbah pun terjadi. 

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu:

  • cedera ginjal akut,
  • gagal ginjal kronis,
  • tekanan darah tinggi,
  • sindrom nefrotik,
  • infeksi ginjal, dan
  • hiperkalemia. 

Jika Anda mendapatkan penanganan dari dokter sedini mungkin, beberapa komplikasi di atas sangat mungkin bisa dihindari. Oleh sebab itu, ketika ada pertanyaan atau mengalami gejala tertentu, segera periksakan diri ke dokter.

Semakin cepat Anda mendapatkan perawatan, semakin banyak kerusakan ginjal yang dapat dicegah. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Glomerulonephritis: Symptoms and Causes. (2020). Mayoclinic. Retrieved 12 June 2016, from  https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glomerulonephritis/symptoms-causes/syc-20355705

Glomerulonephritis: Diagnosis and Treatment. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 21 July 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glomerulonephritis/symptoms-causes/syc-20355705

Latif, W. (2019). Glomerulonephritis. Medline Plus. Retrieved 21 July 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/000484.htm

Glomerular Disease. (2014). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Retrieved 21 July 2020, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/glomerular-diseases

Versi Terbaru

26/11/2020

Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Interstitial Cystitis (Sistitis)

Ginjal Polikistik


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 26/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan