Perubahan waktu makan dan minum saat berpuasa bisa memengaruhi kondisi kesehatan orang yang memiliki penyakit ginjal, termasuk batu ginjal. Anda perlu mengikuti pantangan dan pola makan tertentu agar tidak memperparah atau mengakibatkan kekambuhan batu ginjal. Seperti apa cara puasa yang tepat untuk penderita batu ginjal?
Cara puasa penderita batu ginjal yang sebaiknya dilakukan
Batu ginjal adalah endapan kristal pada ginjal yang terbentuk dari kalsium oksalat, asam urat (uric acid), struvite, atau cystine.
Penyebab batu ginjal umumnya diakibatkan kekurangan asupan air, olahraga terlalu berat atau justru kurang berolahraga, hingga mengonsumsi asupan tinggi garam atau gula.
Untuk itu, penderita batu ginjal perlu menghindari kebiasaan tidak sehat tersebut selama puasa sebagai cara mengendalikan penyakitnya.
Inilah anjuran cara puasa penderita batu ginjal yang bisa Anda ikuti.
1. Penuhi asupan air
Agar tidak memperparah kondisi batu ginjal, selalu penuhi kebutuhan cairan harian saat berbuka dan sahur.
Anda sebaiknya memenuhi asupan air putih harian sebanyak 8–12 gelas atau setara dengan 2–3 liter sebagai cara puasa penderita batu ginjal.
Selain dengan minum air, Anda bisa memenuhi asupan cairan harian dari makanan seperti sup atau kuah sayur.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa makanan kaya air bisa menambah asupan cairan sebanyak sekitar 20 persen.
Anda bisa mengonsumsi buah pengganti cairan tubuh saat puasa seperti semangka dan blewah.
Asupan air yang cukup membantu melarutkan senyawa-senyawa di urine sehingga tidak mengkristal dan bisa dikeluarkan saat buang air kecil dengan lancar.
2. Konsumsi asupan tinggi kalsium
Kristal pembentuk batu ginjal bisa berasal dari senyawa kalsium oksalat. Meski begitu, mencukupi asupan kalsium dan mengurangi asupan oksalat sekaligus akan menekan risiko terbentuknya batu ginjal.
Sebelum disaring di dalam ginjal, kedua senyawa ini bisa saling mengikat dan segera diserap di sepanjang saluran usus. Hal ini mencegah terbentuknya endapan kristal kalsium oksalat pada ginjal.
Anjuran untuk mengonsumsi asupan tinggi kalsium ini dijelaskan dalam studi terbitan Translational Andrology and Urology (2014).
Untuk itu, konsumsi makanan kaya kalsium sebanyak 1.000–1.200 mg per hari. Anda bisa mendapatkanya dengan cara mengonsumsi tiga gelas susu dan produk olahannya untuk melengkapi menu buka puasa sehat.
Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kalsium karena justru meningkatkan risiko pembentukan batu kalsium oksalat.
3. Seimbangkan asupan karbohidrat
Beberapa jenis karbohidrat, seperti pati dan gula, akan dicerna dan dipecah oleh tubuh menjadi gula darah atau glukosa.
Nantinya, glukosa akan memicu kenaikan kadar insulin di dalam tubuh.
Kadar hormon insulin yang tinggi akibat konsumsi karbohidrat berlebih bisa meningkatkan kadar kalsium di urine dan meningkatkan risiko batu ginjal.
Jika gula darah selalu tinggi dalam jangka waktu lama, hal ini bisa menyebabkan resistensi insulin atau tubuh tidak lagi bisa merespons insulin untuk mengendalikan gula darah.
Resistensi insulin ini ternyata menaikkan kadar amonia di dalam urine sehingga meningkatkan keasaman urine.
Tingginya keasaman urine menyebabkan pembentukan batu ginjal yang berasal dari asam urat dan cystine.
Jadi, cara yang tepat adalah penderita batu ginjal mengurangi asupan gula tambahan selama puasa dari makanan manis, terutama saat berbuka dan sahur.
Sebagai gantinya, Anda bisa mengonsumsi karbohidrat tinggi serat, seperti nasi merah atau oat, serta menambah asupan serat dari sayur dan buah.
4. Kontrol berat badan
Pada dasarnya, berpuasa bisa membantu menurunkan berat badan sehingga mengurangi risiko berat badan berlebih.
Puasa membuat durasi makan Anda berkurang sehingga bisa mengurangi kalori harian Anda. Nah, menjaga berat badan tetap ideal ternyata penting bagi penderita batu ginjal.
Penelitian terbitan International Journal of Urology (2015) menemukan bahwa penurunan berat badan dengan cara membatasi kalori makanan dan olahraga membantu mencegah pembentukan batu ginjal.
Pasalnya, Anda cenderung memilih asupan dengan rendah gula tambahan saat diet. Hal ini membantu mencegah dan memperbaiki resistensi insulin.
Selain itu, olahraga pun turut membantu mengurangi resistensi insulin. Berkurangnya risiko resistensi insulin membuat keasaman urine pun berkurang.
Oleh karena itu, ini bisa menurunkan risiko pembentukan batu ginjal yang tersusun atas kalsium oksalat dan uric acid.
5. Kelola stres
Stres meningkatkan produksi hormon paratiroid dan hormon adrenokortikotropik. Hormon ini ternyata mengubah susunan kimia pada urine.
Dalam hal ini, kedua hormon tersebut meningkatkan kadar kalsium, asam urat, dan oksalat di dalam urine. Ketiga senyawa ini erat kaitannya dengan risiko penyakit urologi yang satu ini.
Hormon-hormon stres ini pun bisa menurunkan jumlah urine yang dikeluarkan dari ginjal. Hal ini membuat urine lebih pekat sehingga rentan mengkristal.
Selain itu, stres bisa memengaruhi pola makan. Anda lebih memilih konsumsi asupan tinggi gula, tinggi garam, dan kurang minum air.
Pola makan tinggi gula ini juga erat kaitannya dengan risiko pembentukan dan kekambuhan batu ginjal.
Untuk itu, cara puasa penderita batu ginjal tidak lepas dari menjaga kesehatan mental Anda.
Cobalah mengendalikan stres dengan beberapa cara, seperti:
- berbicara kepada orang yang dipercaya,
- melakukan hobi dan aktivitas favorit,
- istirahat cukup,
- meditasi, dan
- olahraga.
Bila perlu, Anda juga bisa menemui psikolog dan psikiater untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pantangan saat berpuasa bagi penderita batu ginjal
Tidak hanya anjuran cara puasa, ada beberapa hal yang harus dihindari bagi penderita batu ginjal. Apa saja?
1. Jauhi asupan tinggi garam
Cara puasa yang harus dijauhi penderita batu ginjal adalah mengonsumsi makanan tinggi garam.
Makanan tinggi garam membuat ginjal harus membuang kelebihan natrium melalui urine. Hal ini ternyata membuat kalsium di dalam tubuh pun ikut terbuang melalui urine.
Padahal, kalsium diperlukan untuk mengikat oksalat sehingga bisa diserap di dalam usus.
Adanya kandungan kalsium berlebih di dalam urine ini bisa memicu pengkristalan urine sehingga batu ginjal pun terbentuk.
2. Hindari konsumsi suplemen vitamin C
Cara puasa penderita batu ginjal adalah dengan menghindari asupan suplemen vitamin C.
Vitamin C merupakan senyawa yang diperlukan untuk membentuk oksalat. Oleh karena itu, hindari asupan vitamin C berlebihan untuk mengurangi risiko pembentukan batu ginjal.
Pada dasarnya, orang Indonesia hanya memerlukan asupan vitamin C sebanyak 75–90 mg per hari.
Jadi, pengidap batu ginjal tidak perlu menambahkan konsumsi vitamin C dari suplemen.
3. Kurangi asupan tinggi protein
Protein memang zat gizi yang diperlukan tubuh. Akan tetapi, membatasinya adalah salah satu cara puasa penderita batu ginjal.
Asupan tinggi protein ternyata bisa membuat Anda rentan menambah keparahan batu ginjal, terutama protein hewani.
Protein hewani bisa meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh yang bisa membentuk batu ginjal.
Selain itu, makanan tinggi protein menurunkan kadar sitrat yang ada di dalam urine. Sitrat adalah senyawa yang diperlukan untuk mencegah pembentukan kristal pada urine.
Jenis zat gizi ini pun memicu produksi oksalat dan membuat kandungan urine kalsium sehingga rentan mengkristal dan menjadi batu ginjal.
4. Kurangi asupan tinggi oksalat
Beberapa jenis asupan kaya akan senyawa oksalat yang bisa memicu pembentukan batu ginjal. Sebaiknya, hindari beberapa asupan berikut sebagai cara berpuasa bagi penderita batu ginjal.
- Buah bit.
- Cokelat.
- Bayam.
- Teh.
- Sebagian besar kacang-kacangan.
5. Kurangi makan jeroan dan kerang
Jeroan dan kerang mengandung senyawa yang bernama purin. Jika dicerna, purin akan dipecah menjadi asam urat yang bisa mengkristal menjadi batu ginjal.
Jadi, menghindari dua asupan ini penting sebagai cara puasa bagi penderita batu ginjal.
Secara umum, penderita batu ginjal perlu memperhatikan asupan saat sahur dan berbuka.
Asupan yang tepat akan mengurangi jumlah senyawa dan mineral pada urine yang bisa menyebabkan terbentuknya kristal di ginjal.
Meski demikian, jangan lupakan untuk menjalani pola sehat, seperti minum air cukup, beraktivitas fisik, dan mengelola stres.
Ketiganya juga berperan penting untuk menjaga kesehatan ginjal secara umum.
[embed-health-tool-bmi]