backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Pantangan Bagi Penderita Sinusitis, Mulai dari Aktivitas Sampai Makanan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 06/10/2021

    Pantangan Bagi Penderita Sinusitis, Mulai dari Aktivitas Sampai Makanan

    Bila mengalami sinusitis, ada serangkaian pantangan yang perlu Anda perhatikan. Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan sinus yang dilapisi membran penghasil lendir di dalam rongga hidung. Berikut beberapa hal yang sebaiknya Anda hindari bila mengalami sinusitis, mulai dari aktivitas sampai makanan. 

    Pantangan bagi penderita sinusitis

    Sinusitis karena bentuk hidung

    Sinusitis terjadi ketika jaringan sinus membengkak sehingga membuat aliran lendir tersumbat. 

    Lendir membuat tekanan pada wajah sampai sakit pada kepala. 

    Sinusitis juga bisa membuat hidung tersumbat yang sangat mengganggu aktivitas. Nah, bagi penderita sinusitis, ada serangkaian pantangan yang perlu Anda perhatikan. 

    Untuk lebih jelasnya, berikut pantangan bagi penderita sinusitis.

    1. Berada di udara yang kering

    Udara yang kering akan membuat kondisi sinus lebih parah karena tidak ada kelembapan yang dihirup oleh hidung. 

    Mengutip dari Harvard Health Publishing, sebaiknya Anda menggunakan humidifier atau pelembap ruangan di kamar tidur.

    Pelembap udara dapat membantu mencegah saluran hidung mengering. Tetap jaga udara ruangan tetap bersih dan bebas dari bakteri serta jamur.

    2. Naik pesawat terbang

    Naik pesawat terbang merupakan pantangan bagi penderita sinusitis. Pasalnya, tekanan udara yang berbeda bisa memicu nyeri telinga yang tidak tertahankan. 

    Namun, kalau Anda memang mendadak harus naik pesawat terbang, sebaiknya tutup lubang hidung dan mulut, kemudian mencoba bernapas lewat hidung.

    Nantinya Anda akan merasa udara tertahan di hidung. Anda juga bisa menguap dan menelan saat pesawat sedang lepas landas atau mendarat.

    Kegiatan tersebut membantu menjaga saluran tenggorokan ke telinga tetap bersih.

    3. Menghirup polusi udara

    Ada penderita sinusitis yang memiliki alergi terhadap partikel polusi udara. 

    Ketika terpapar alergen tersebut, sistem kekebalan tubuh akan menganggapnya sebagai sesuatu yang berbahaya.

    Sebagai langkah perlindungan, tubuh memproduksi zat kimia yang membuat selaput lendir hidung bengkak.

    Produksi lendir hidung yang meningkat bisa menyebabkan sinusitis semakin parah.

    Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini bisa menjadi sinusitis kronis bila berlangsung lebih dari 3 minggu.

    Mengutip dari John Hopkins Medicine, bernapas pada udara yang kotor menyebabkan gangguan pada saluran sinus.

    polusi udara

    4. Konsumsi minuman beralkohol

    Pada dasarnya, minuman beralkohol memang tidak baik untuk kesehatan, tetapi sebagian orang masih bisa mengonsumsinya.

    Namun, untuk penderita sinusitis, minuman ini menjadi pantangan.

    Saat menderita sinusitis, Anda memang membutuhkan banyak cairan, tetapi bukan berarti bisa minum minuman beralkohol.

    Minuman beralkohol justru membuat tubuh dehidrasi dan menyebabkan sinus serta lapisan hidung membengkak.

    Hal ini bisa memperburuk kondisi sinusitis Anda.

    5. Berenang

    Ada beragam manfaat berenang untuk kesehatan, seperti melatih pernapasan dan otot-otot tubuh.

    Namun, bagi yang sedang mengalami sinusitis, berenang adalah pantangan yang sebaiknya tidak dilakukan.

    Kandungan klorin pada air kolam renang bisa masuk ke telinga dan memperparah iritasi. Meski begitu, masih perlu penelitian lebih dalam mengenai hal ini.

    Untuk mengurangi risiko sinusitis lebih parah, Anda bisa menggunakan penjepit hidung dan penutup telinga saat berenang. 

    Kedua alat ini bisa menurunkan risiko perburukan pada sinusitis. 

    6. Membuang ingus terlalu kencang

    Saat membersihkan hidung dari ingus, pantangan sinusitis adalah mendorong ingus terlalu kencang.

    Terlalu kuat saat membuat ingus bisa membuat iritasi saluran hidung. Selain itu, cara ini juga berisiko mendorong lendir yang mengandung bakteri ke dalam sinus.

    Jadi, sebaiknya, Anda mengeluarkan ingus dengan lembut dan lakukan bergiliran dari lubang kiri lalu kanan.

    obat aterosklerosis

    7. Memakai antihistamin tanpa resep dokter

    Sifat dari antihistamin bisa membuat lendir menjadi lebih kental dan sulit Anda keluarkan.

    Oleh karena itu, Anda hanya boleh mengonsumsi obat ini bila sudah mendapat resep dari dokter.

    Biasanya, dokter memberikan antihistamin bila alergi yang menjadi penyebab sinusitis.

    8. Merokok

    Mengutip dari Cleveland Clinic, asap rokok bisa meningkatkan risiko infeksi sinusitis. 

    Tidak hanya perokok aktif, perokok pasif yang hanya menghirup kepulan asapnya saja sudah berisiko terkena infeksi.

    Racun dalam rokok bisa menyebabkan iritasi pada saluran napas bagian atas. Amonia dan formaldehid juga bisa menyebabkan hidung dan sinus memproduksi lebih banyak lendir.

    Jika produksi lendir terlalu banyak, Anda rentan mengalami pilek, alergi, sampai gangguan pada paru-paru.

    Peradangan sinusitis terjadi pada rongga udara belakang tulang pipi dan dahi.

    Bila Anda merasa gejala semakin parah dan nyeri wajah tidak tertahankan, segera periksa ke dokter agar mendapat penanganan lebih lanjut.

    9. Produk susu dan olahannya

    Produk susu dan olahan kerap dianggap dapat meningkatkan produksi lendir dan dahak yang berisiko memperparah gejala sinusitis.

    Itu sebabnya, kelompok makanan dan minuman ini, termasuk susu, keju, yoghurt, dan lainnya, dikelompokkan sebagai pantangan untuk penderita sinusitis.

    Jika Anda merasa gejala sinusitis bertambah parah setelah mengonsumsi makanan dan minuman olahan susu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan coba hindari asupan makanan dan minuman ini.

    Anda bisa mengonsumsi buah-buahan sebagai makanan sehat untuk penderita sinusitis.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 06/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan