Kondisi ini paling sering terjadi akibat adanya infeksi bakteri, seperti Staphylococcus dan Streptococci. Namun, ada pula kasus selulitis orbital yang dipicu oleh infeksi jamur, seperti Mucorales dan Aspergillus.
Jadi, bisa dikatakan selulitis orbital merupakan bahaya dari sinusitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Menurut sebuah artikel dari StatPearls, sekitar 86-98 persen kasus selulitis orbital berkaitan dengan sinusitis.
Meski infeksi rongga mata ini bisa terjadi di semua usia, kasus kejadiannya paling banyak ditemukan pada anak-anak.
4. Infeksi pada tulang
Bahaya atau komplikasi lain yang mengancam akibat penyakit sinusitis adalah infeksi pada tulang. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan osteomielitis.
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang terjadi akibat persebaran melalui aliran darah atau jaringan di sekitar tulang.
Kondisi ini paling umum ditemukan pada pasien yang memiliki infeksi gigi serta sinusitis.
Pada pengidap sinusitis, osteomielitis biasanya memengaruhi tulang maksila, yaitu tulang yang terletak di antara mata dan rahang.
Tidak mengherankan karena salah satu rongga sinus, sinus maksilaris, terletak di dekat tulang maksila. Ditambah lagi, sinus maksilaris adalah bagian sinus yang paling rentan terkena infeksi.
Osteomielitis biasanya akan ditangani dengan pengobatan antibiotik serta pengeluaran cairan atau nanah yang menumpuk akibat infeksi.
Bila tidak segera diatasi, osteomielitis bisa menyebabkan kematian tulang atau osteonekrosis. Tulang yang sudah mati dan tidak dialiri darah harus segera dibedah dan diangkat.

5. Kehilangan daya penciuman
Komplikasi atau bahaya lainnya akibat penyakit sinusitis adalah hilangnya daya penciuman.
Hilangnya penciuman (anosmia) biasanya bersifat sementara, tetapi tak menutup kemungkinan daya penciuman yang hilang tidak dapat dikembalikan lagi alias bersifat permanen.
Sebanyak 60-80% pasien sinusitis kronis mengalami kondisi ini.
Menghilangnya daya penciuman dapat memengaruhi berbagai aspek hidup penderita sinusitis secara mendalam, mulai dari pola makan yang buruk akibat hilangnya nafsu makan, hingga kondisi mental yang bermasalah.
6. Penyumbatan pembuluh darah di rongga sinus
Sinusitis juga dapat memicu bahaya pada pembuluh darah, yaitu risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah di rongga sinus.
Kondisi ini disebut dengan trombosis rongga sinus atau cavernous sinus thrombosis. Penyumbatan biasanya terjadi akibat penggumpalan darah.
Penggumpalan darah terbentuk untuk mencegah infeksi sinus menyebar ke organ tubuh lainnya. Namun, hal tersebut justru mengakibatkan darah tidak dapat mengalir ke otak dengan lancar.
Sebagian besar kasus trombosis rongga sinus ditemukan pada usia anak-anak dan masa dewasa awal.
Meski komplikasi ini sangat jarang terjadi, trombosis rongga sinus sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan kematian.
7. Infeksi otak
Apabila infeksi akibat penyakit sinusitis sudah merambat hingga ke otak, hal tersebut bisa mengakibatkan bahaya yang cukup fatal.
Salah satu infeksi yang berdampak ke otak adalah meningitis atau peradangan pada cairan dan selaput yang menyelimuti otak.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, sakit kepala parah, muntah, serta leher kaku.
Selain meningitis, sinusitis juga berpotensi menimbulkan bahaya lainnya pada otak, seperti abses otak dan empyema subdural.
Jika Anda mengalami sinusitis dan ada gejala tambahan yang tidak biasa, seperti demam tinggi, kemerahan dan bengkak di sekitar mata hingga hidung, pandangan buram, serta ketidaksadaran, segera periksakan ke dokter.
Gejala-gejala tersebut bisa saja menandakan adanya komplikasi dari sinusitis yang Anda miliki.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar