Anda yang pernah mengalami aborsi medis tentu membutuhkan waktu untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis seperti semula. Tidak dapat dipungkiri bahwa aborsi cukup membuat Anda merasa terpukul, sedih, hingga rasa bersalah. Hubungan seks memang dipercaya dapat memberikan ketenangan dan memulihkan perasaan Anda, tapi bagaimana bila dilakukan setelah aborsi? Apa saja yang harus diperhatikan sebelum berhubungan seks setelah aborsi? Baca terus ulasan berikut ini.
Kapan bisa mulai bercinta lagi setelah aborsi?
Aborsi adalah suatu tindakan mengakhiri masa kehamilan sebelum waktunya. Di Indonesia sendiri, aborsi hanya dilegalkan dengan persetujuan dokter berdasarkan alasan medis yang bisa membahayakan kesehatan ibu atau ada masalah pada janin.
Aborsi yang dilakukan dengan prosedur yang tepat tentu lebih aman dan lebih sedikit komplikasi. Meski demikian, tidak sedikit pula wanita yang mengalami beberapa efek samping pasca aborsi, di antaranya kram perut, perdarahan, mual, muntah, nyeri payudara, dan kelelahan. Alasan inilah yang membuat wanita takut untuk kembali berhubungan seks setelah aborsi.
Pada dasarnya, Anda dan pasangan boleh kembali berhubungan seks setelah aborsi atau dikuret. Hanya saja, berikan jeda waktu sekitar 2 sampai 3 minggu sejak awal upaya pemulihan untuk mengurangi risiko infeksi.
Pasalnya, apapun yang dimasukkan ke dalam vagina wanita, termasuk dengan penetrasi penis saat berhubungan seksual, dapat membuat mikroorganisme masuk ke vagina dan menginfeksi rahim. Karena itu, Anda tidak dianjurkan untuk terburu-buru berhubungan seks setelah aborsi, baik dengan penetrasi maupun masturbasi.
Untuk menentukan apakah Anda telah siap berhubungan seks setelah aborsi, segera temui dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul menggunakan dengan alat khusus (spekulum) untuk melihat sejauh mana proses pemulihan Anda dari efek aborsi.
Bila dokter telah menyatakan Anda dalam kondisi sehat dan pulih, itu artinya Anda sudah boleh kembali melakukan hubungan intim dengan pasangan.
Perhatikan hal ini dulu sebelum kembali berhubungan seks setelah aborsi
1. Pastikan kondisi kesehatan Anda sudah pulih
Sebelum memutuskan untuk kembali berhubungan seks setelah aborsi, pastikan dulu bahwa tubuh Anda telah siap dan pulih sepenuhnya secara fisik dan mental.
Baik setelah aborsi medis maupun bedah, Anda mungkin akan mengalami perdarahan dan beberapa ketidaknyamanan seperti kram perut, mual, muntah, dan kelelahan. Hal ini tentu akan membuat Anda semakin stres sehingga seks terasa tidak memuaskan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dokter menganjurkan Anda untuk beristirahat penuh selama 2 sampai 3 minggu untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis.
Setelah dokter menyatakan Anda sehat dan pulih, barulah Anda dan pasangan boleh kembali berhubungan seksual. Jika Anda tiba-tiba mengalami nyeri tajam di bagian perut saat berhubungan seks setelah aborsi, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
2. Gunakan alat kontrasepsi yang tepat
Bila Anda memutuskan untuk kembali berhubungan seks setelah aborsi, tapi tidak menginginkan kehamilan, maka konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan saran alat kontrasepsi terbaik untuk Anda.
Dilansir dari Women’s Health, menurut Leah Millheiser, M.D, direktur asal Stanford University Medical School, mengatakan bahwa hari ketika Anda melakukan aborsi terhitung menjadi hari pertama siklus haid Anda. Ini artinya, Anda akan mengalami masa subur dan berpeluang untuk kembali hamil saat berhubungan seks setelah aborsi.
Oleh karena itu, pertimbangkan bersama dokter mengenai jenis alat kontrasepsi apa yang sesuai dengan kondisi Anda. Salah satu pilihannya adalah kondom, alat kontrasepsi yang dapat membantu mengurangi infeksi pasca aborsi sekaligus mencegah kehamilan.
3. Anda tidak perlu menunggu lama untuk bisa menggunakan alat kontrasepsi
Kabar baiknya, kondisi tubuh Anda pasca aborsi memungkinkan untuk menerima alat kontrasepsi jenis apapun, baik dengan pil KB, IUD, atau alat kontrasepsi lainnya.
Jadi, Anda tidak perlu menunggu waktu lama untuk bisa menggunakan alat kontrasepsi. Bahkan, Anda bisa meminta dokter untuk memasangkan IUD pada waktu yang bersamaan dengan prosedur aborsi medis.
Kalau Anda ingin benar-benar menunda kehamilan setelah aborsi, baiknya gunakan IUD yang lebih efektif mencegah kehamilan. Namun bagaimanapun, tetap konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan alat kontrasepsi yang tepat untuk Anda.
[embed-health-tool-ovulation]