Sifilis merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Infeksi bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh hingga menimbulkan komplikasi jika tidak segera ditangani. Simak cara penularan bakteri ini serta pencegahannya.
Apa itu bakteri Treponema pallidum?
Treponema pallidum adalah bakteri berbentuk spiral yang menjadi penyebab utama penyakit sifilis atau dikenal dengan raja singa.
Bakteri ini termasuk dalam keluarga Spirochaetaceae yang memiliki bentuk khas berupa spiral panjang yang memungkinkan bakteri bergerak dengan fleksibel.
Bakteri ini bersifat mikroaerofilik, artinya hanya dapat bertahan dalam kondisi oksigen rendah seperti dalam jaringan manusia.
Bakteri penyebab sifilis ini sangat rapuh di luar tubuh manusia karena sensitif terhadap perubahan suhu, paparan cahaya, dan lingkungan kering. Treponema pallidum tidak dapat bertahan lama di permukaan benda mati atau dalam lingkungan terbuka.
Penularan bakteri ini hampir selalu terjadi melalui kontak langsung, terutama melalui hubungan seksual dengan individu yang terinfeksi.
Selain itu, sifilis dapat ditularkan dari ibu ke janin melalui transmisi plasenta (sifilis kongenital) atau melalui transfusi darah yang terkontaminasi meski jarang terjadi.
Cara penularan bakteri Treponema pallidum
Infeksi sifilis yang disebabkan oleh Treponema pallidum umumnya ditularkan melalui cara-cara berikut.
- Kontak seksual. Melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan individu yang terinfeksi sifilis.
- Transmisi vertikal. Dari ibu yang terinfeksi ke janinnya selama kehamilan atau persalinan, yang disebut sifilis kongenital.
- Kontak langsung dengan luka sifilis. Bakteri sifilis dapat masuk melalui luka kecil atau selaput lendir yang terkena infeksi.
- Transfusi darah (jarang terjadi). Infeksi sifilis bisa ditularkan jika darah yang diterima mengandung bakteri.
Dikutip dari Cleveland Clinic, infeksi bakteri ini terjadi dalam 4 tahap yaitu tahap primer, sekunder, laten, dan tersier.
Berikut penjelasan setiap tahap infeksi bakteri Treponema pallidum.
- Primer. Tahap pertama terjadi selama 12 minggu setelah terpapar. Selama masa ini, muncul luka kecil tidak nyeri disebut chancre yang terbentuk di alat kelamin dan mulut pasien.
- Sekunder. Muncul ruam pada tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Gejala lain dapat berupa demam, sakit tenggorokan, dan bengkak.
- Laten. Tidak ada gejala sifilis yang muncul, tetapi bakteri tetap ada dalam tubuh dan bisa berkembang ke tahap berikutnya.
- Tersier. Dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh, seperti jantung, otak, saraf, dan tulang.
Komplikasi infeksi Treponema pallidum

Ulkus (chancre) yang tidak sembuh dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri lain sehingga meningkatkan risiko infeksi sekunder.
Luka yang terbuka dan dibiarkan tanpa pengobatan dapat mengalami peradangan, pembengkakan, atau bahkan bernanah akibat infeksi tambahan oleh bakteri lainnya.
Selain itu, jika sifilis tidak segera ditangani, Treponema pallidum dapat menyebar dari lokasi awal infeksi ke jaringan sekitar, masuk ke aliran darah, dan mencapai organ-organ lain dalam tubuh.
Penyebaran ini berpotensi menyebabkan komplikasi sistemik, seperti sifilis sekunder yang ditandai dengan ruam kulit menyeluruh.
Penyebaran ini bahkan bisa berkembang menjadi sifilis tersier yang dapat merusak organ vital seperti jantung, otak, dan sistem saraf pusat.
Selain itu, berikut ini potensi yang mungkin terjadi jika infeksi bakteri Treponema pallidum tidak segera ditangani.
- Lesi kulit yang menyebar dan bisa menyerang telapak tangan dan kaki.
- Muncul lesi seperti kutil di daerah genital sistem reproduksi dan anus yang sangat menular.
- Bisa menyebabkan hepatitis sifilitik, nefritis, atau iritis (radang iris mata).
- Muncul lesi destruktif pada kulit, tulang, dan organ dalam.
- Sifilis kardiovaskuler dapat menyebabkan aneurisma aorta atau insufisiensi katup jantung.
- Sifilis saraf yaitu infeksi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan meningitis sifilitik, gangguan mental, atau kelumpuhan.
- Kelainan tulang, seperti tulang kering berbentuk pedang (saber shin).
- Gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Cacat neurologis yaitu bayi bisa mengalami keterbelakangan mental atau kejang.
Cara mencegah infeksi Treponema pallidum
Satu-satunya cara untuk mencegah infeksi menular seksual ini adalah dengan tidak bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan intim.
Selain itu, ikuti berbagai pencegahan infeksi bakteri Treponema pallidum yang efektif Anda lakukan berikut.
- Jika aktif secara seksual dengan berbeda pasangan, Anda dapat mengurangi risiko infeksi dengan selalu menggunakan kondom saat berhubungan intim.
- Gunakan dental dam saat seks oral guna mengurangi risiko kontak langsung dengan luka sifilis.
- Lakukan tes infeksi menular seksual, terutama jika Anda aktif secara seksual dengan lebih dari satu pasangan.
- Diskusikan dengan pasangan seksual, apakah ia memiliki riwayat terkena penyakit menular seksual atau tidak.
- Kontrol kehamilan dan lakukan tes sifilis pada ibu hamil untuk mencegah penularan ke janin.
- Hindari berbagi barang pribadi, seperti jarum suntik, pisau cukur, atau benda tajam lainnya yang dapat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pembawa infeksi.
- Ketahui gejala infeksi bakteri penyebab sifilis agar dapat mendeteksi dan mengobatinya sejak dini.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami luka di area genital, ruam, atau gejala lain yang mencurigakan.
Dengan begitu, dokter dapat memberikan antibiotik untuk mencegah komplikasi dan penyebaran infeksi yang lebih luas.
Ringkasan
- Treponema pallidum adalah bakteri penyebab sifilis, penyakit menular seksual yang dapat menyerang berbagai organ tubuh.
- Penularan bakteri sifilis ini utamanya melalui hubungan seksual, dari ibu ke janin, atau transfusi darah yang terkontaminasi.
- Infeksi sifilis berkembang dalam empat tahap: primer (luka chancre), sekunder (ruam dan gejala flu), laten (tanpa gejala), dan tersier (kerusakan organ serius).
- Jika tidak diobati, infeksi bakteri penyebab sifilis dapat menyebabkan infeksi sekunder, gangguan saraf, jantung, dan bahkan kematian.
[embed-health-tool-ovulation]