Sifilis atau sipilis pada wanita termasuk penyakit menular seksual (kelamin) yang berisiko membahayakan nyawa. Meskipun begitu, sipilis dapat dengan mudah diobati, terutama jika terdeteksi di tahap awal. Oleh karena itu, penting untuk dapat menyadari gejala sifilis (sipilis) agar Anda bisa mendapatkan pertolongan medis secepat mungkin. Lebih lengkap, simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Apa itu sifilis (sipilis)?
Sebelum membahas lebih jauh seputar sifilis (sipilis) pada wanita, Anda perlu memahami apa itu penyakit sipilis.
Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab sipilis adalah bakteri Treponema pallidum.
Sama seperti penyakit kelamin menular lainnya, sipilis dapat menyebar melalui berbagai jenis kontak seksual, seperti saat berciuman.
Sipilis, dikenal sebagai penyakit raja singa, juga dapat menyebar dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam kandungannya atau saat kelahiran.
Sifilis (sipilis) bawaan dari ibu ke anak dapat meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir mati, atau kematian bayi dalam beberapa hari setelah kelahiran.
Apa saja gejala sipilis pada wanita?
Sebenarnya sifilis (sipilis) dapat dengan mudah diobati, terutama jika terdeteksi di tahap awal.
Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat menyadari gejala sifilis (sipilis) pada wanita sejak dini agar bisa diberikan pertolongan medis secepat mungkin.
Setelah sembuh, sipilis tidak kambuh kembali dengan sendirinya. Namun, Anda bisa terinfeksi lagi jika melakukan kontak seksual dengan seseorang yang memiliki sipilis.
Penyakit ini berkembang secara bertahap dengan gejala sifilis yang bervariasi di setiap tahapan.
Gejala antar tahapan juga mungkin timbul tumpang tindih satu sama lainnya atau tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama.
Anda mungkin saja terinfeksi penyakit raja singa dan tidak menyadari gejala apapun selama bertahun-tahun.
Agar lebih jelas, berikut gejala sifilis (sipilis) yang khas terjadi pada wanita:
Gejala sifilis pada wanita di tahap pertama
Gejala sifilis (sipilis) pada wanita yang biasanya muncul di awal adalah sariawan kemerahan atau disebut juga sebagai chancre.
Sariawan yang tidak terasa sakit ini muncul di bagian tubuh, seperti:
- Labia (bibir luar vagina)
- Bagian dalam vagina
- Rektum (bukaan anus)
- Bagian dalam mulut
Chancre dapat berkembang mulai dari 10-90 hari setelah infeksi awal. Namun, waktu rata-rata perkembangannya yakni 21 hari setelah infeksi sampai gejala pertama berkembang.
Sariawan ini sering kali luput untuk segera disadari oleh pengidap sipilis, apalagi jika sariawan timbul di dalam leher rahim atau bukaan vagina (serviks).
Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi di dekat daerah chancre.
Chancre biasanya berlangsung selama 3-6 minggu dan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Hanya saja, chancre dapat meninggalkan bekas luka tipis di area tubuh yang terkena.
Meskipun chancre telah sembuh, jejak sipilis masih ada dalam tubuh dan Anda masih bisa menularkan infeksi kepada orang lain.
Gejala sipilis pada wanita di tahap sekunder
Gejala sipilis sekunder ditandai dengan ruam kemerahan di kulit yang muncul sekitar 2-12 minggu setelah chancre berkembang dan kadang sebelum sempat sembuh total.
Ruam biasanya terdiri dari lesi kulit datar atau sedikit terangkat dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Berwarna coklat kemerahan
- Kecil (kurang dari 2 cm)
- Terasa padat
Ruam ini bisa timbul di seluruh tubuh, tetapi seringnya di telapak tangan dan/atau kaki. Ruam mungkin terlihat seperti masalah kulit umum lainnya.
Selain ruam, luka kecil terbuka seperti kutil lembap yang mungkin berisi nanah mungkin muncul di selaput lendir, seperti di dalam mulut atau vagina.
Pada orang yang berkulit gelap, luka mungkin memiliki warna yang lebih muda dari kulit di sekitarnya. Ruam kulit dan kutil ini sangat menular.
Ruam kulit biasanya sembuh dalam waktu 2 bulan dengan sendirinya tanpa bekas jaringan parut. Setelah penyembuhan, warna kulit dapat berubah.
Namun, meski ruam kulit telah sembuh, jejak sipilis masih ada dan Anda kemungkinan masih dapat menularkan infeksi kepada orang lain.
Di samping ruam dan kutil, gejala lain juga dapat terjadi yang berarti bahwa infeksi telah menyebar ke seluruh tubuh, misalnya:
- Demam ringan yang kurang dari 38ºCelcius.
- Sakit tenggorokan.
- Kelelahan atau ketidaknyamanan tubuh.
- Penurunan berat badan.
- Rambut rontok di beberapa bagian, terutama di alis, bulu mata, dan rambut di puncak kepala.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Gejala gangguan sistem saraf, seperti leher kaku, sakit kepala, mudah marah, paralysis (kelumpuhan), refleks yang tidak sama, dan ukuran pupil mata yang tidak teratur.
- Bercak putih di hidung, mulut, dan vagina.
- Nyeri sendi.
Gejala ini akan hilang dengan sendirinya terlepas dari apakah Anda menerima pengobatan atau tidak.
Namun, tanpa pengobatan, infeksi masih ada di dalam tubuh Anda dan belum hilang. Itu sebabnya, Anda sangat berisiko menularkan penyakit sifilis selama tahap sekunder ini.
Gejala sipilis pada wanita di tahap ketiga (laten)
Jika tidak diobati, gejala sifilis (sipilis) pada wanita akan berlanjut ke tahap laten (tersembunyi). Tahap laten didefinisikan sebagai satu tahun setelah seorang wanita terinfeksi.
Setelah ruam tahap sekunder hilang, Anda tidak akan memiliki gejala untuk beberapa lama. Periode laten mungkin bisa sesingkat 1 tahun atau berkisar dari 5-20 tahun.
Gejala sipilis di tahap ketiga ditandai dengan kerusakan sejumlah sistem organ dan bahkan bisa berakibat fatal. Organ tubuh yang mungkin rusak meliputi:
- Otak (menyebabkan stroke, kebingungan mental, meningitis),
- Saraf
- Mata
- Jantung
- Pembuluh darah
- Hati
- Tulang
- Sendi
Gejala sifilis (sipilis) tahap akhir pada wanita bisa termasuk:
- Masalah dengan gerakan tubuh
- Hilangnya penglihatan secara bertahap
- Dementia
- Kelumpuhan
- Mati rasa
Diagnosis yang akurat pada tahap ini hanya dapat dilakukan melalui tes darah dan riwayat kesehatan sebelumnya.
Seseorang mungkin menularkan sifilis selama periode laten meski tidak ada gejala yang hadir.
Bahkan, seorang ibu hamil masih berisiko menularkan infeksi ini kepada bayi di dalam kandungan meski penyakit berada di tahap laten.
Ibu hamil dengan sifilis di tahap laten berisiko mengalami keguguran, bayi lahir mati saat persalinan (stillbirth), atau melahirkan bayi dengan sifilis kongenital.
Gejala sipilis pada wanita di tahap akhir (kambuhan)
Sekitar 20-30 dari 100 orang dengan sifilis dapat mengalami infeksi kambuhan selama tahap laten, termasuk para wanita.
Infeksi kambuhan berarti Anda sudah bebas dari gejala sipilis, tetapi kemudian mengalami gejala lagi. Kambuh dapat terjadi selama beberapa kali setelah gejala hilang.
Namun, ketika sifilis tidak lagi kambuh, seseorang tidak akan menularkan sipilis kepada orang lain.
Bagaimana mengatasi sipilis pada wanita?
Obat yang paling ampuh untuk mengatasi sipilis pada wanita di segala tahap penyakit adalah antibiotik penisilin.
Seberapa banyak dan berapa lama Anda mengonsumsi obat sifilis ini tergantung dari tahap penyakit dan gejalanya.
Dikutip dari situs Office on Women’s Health, penisilin aman dikonsumsi untuk wanita yang sedang hamil.
Wanita hamil yang mengidap sipilis harus secepatnya diobati agar mencegah penularan penyakit pada bayinya.
Selain minum obat yang dianjurkan untuk sipilis pada wanita, Anda juga perlu menghindari berhubungan seksual sampai benar-benar sembuh.
Sifilis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan jika dideteksi dini dan diobati dengan tepat.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter soal kondisi Anda dan lakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin.
[embed-health-tool-ovulation]