Intrauterine Device (IUD), atau yang lebih dikenal dengan sebutan alat kontrasepsi (KB) Spiral, disematkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Kehamilan langsung dapat dicegah setelah pertama kali Anda memasangnya dan bisa bertahan sampai bertahun-tahun tanpa harus gonta-ganti alat atau isi ulang resep. Dengan catatan, posisi IUD harus tepat dan tidak bergeser.
Bila posisi IUD yang bergeser dari tempat semula dapat mengurangi kemanjuran alat tersebut untuk mencegah kehamilan. Maka dari itu, Anda perlu tahu dan menyadari tanda-tandanya posisi IUD sudah bergeser posisi.
Tanda-tanda yang harus Anda sadari ketika posisi IUD bergeser
Berikut tanda yang perlu Anda perhatikan bila posisi KB IUD di dalam rahim bergeser:
1. String IUD lebih panjang atau pendek, bahkan tidak terasa
Di ujung bawah alat IUD terdapat untaian tali (string) yang cukup panjang. Itu kenapa ketika baru dipasang ke rahim, dokter akan memotong sedikit tali tersebut.
Idealnya, Anda bisa merasakan di mana letak tali tersebut.
Ketika Anda menyadari bahwa tali tersebut malah memendek atau memanjang dari sebelumnya, ini tanda bahwa posisi IUD bergeser.
Pada beberapa kasus, posisi IUD yang bergeser bahkan bisa menarik tali tersebut ke dalam vagina sehingga tampak seperti “tertelan”.
2. Sakit saat sedang berhubungan seks
Jika belakangan Anda mengeluhkan rasa sakit saat berhubungan seks padahal sebelumnya tidak pernah begitu, ini mungkin pertanda IUD yang seharusnya ada dalam rahim melorot hingga ke leher rahim.
Di sisi lain, Anda bisa saja tidak menyadarinya. Sebaliknya, justru pasangan Anda yang merasakan kalau posisi IUD bergeser dan tidak pada tempatnya.
3. Kram perut hebat
Kebanyakan wanita akan merasakan kram perut selama beberapa hari setelah pasang IUD dan saat menstruasi, terutama jika menggunakan KB spiral tembaga.
Kram perut sebagai efek samping pemasangan ini tidak sampai terasa sangat menyakitkan.
Jika lama kelamaan Anda menyadari bahwa rasa nyeri kramnya semakin kuat dan berlangsung cukup lama, ini mungkin pertanda IUD Anda pindah lokasi.
Namun, kram perut tidak selalu menjadi jaminan posisi IUD bergeser. Maka untuk lebih pastinya, periksakan ke dokter Anda.
4. Perdarahan vagina yang tidak biasa
Sama seperti kram perut, pemasangan KB spiral bisa membuat beberapa wanita mengalami flek alias bercak darah ringan.
Jenis KB spiral yang Anda gunakan juga memengaruhi perdarahan menstruasi Anda.
Pengguna IUD hormonal cenderung mengalami perdarahan menstruasi yang jauh lebih ringan dari biasa, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali setelah tubuh beradaptasi dengan IUD.
Sebaliknya, IUD tembaga sering membuat menstruasi lebih berat.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari pola perdarahan menstruasi Anda sebelum dan selama memakai IUD.
Jika timbul perdarahan yang lebih hebat dari biasanya, mungkin karena posisi IUD bergeser dari tempatnya.
5. Keputihan yang tidak normal
Keputihan adalah cara tubuh untuk membersihkan vagina.
Di sisi lain, keputihan juga bisa menjadi tanda kalau posisi IUD telah melenceng, terutama bila jumlah cairan dan warna keputihannya tidak normal.
Keputihan yang normal seharusnya tidak berwarna dan tidak berbau.
Keputihan yang banyak, berwarna kehijauan, hingga menimbulkan bau tidak sedap bisa jadi pertanda posisi IUD bergeser.
Namun, bisa juga disebabkan oleh infeksi vagina. Sebaiknya segera hubungi dokter untuk mengetahui apa penyebab utamanya.
Mungkinkah IUD yang bergeser akan berdampak pada kesehatan?
Posisi IUD bergeser, entah sebagian atau seluruhnya hingga keluar dari rahim, dapat meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, letak IUD yang melenceng juga bisa menimbulkan beberapa komplikasi kesehatan yang cukup serius, seperti:
- Rahim berlubang atau luka pada rahim.
- Infeksi.
- Penyakit radang panggul.
- Perdarahan berat, hingga menyebabkan anemia.
Komplikasi ini memang jarang terjadi, tapi memerlukan pertolongan medis segera agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih parah.
Jadi, segera konsultasikan pada dokter jika Anda mencurigai posisi IUD telah berubah dari tempat semula.
Apabila Anda masih memakai IUD tapi kebobolan hamil, hal ini dapat meningkatkan risiko keguguran atau kehamilan ektopik.
Kapan harus ke dokter?
Peneriksaan medis diperlukan untuk wanita yang mengalami kram parah, perdarahan hebat, demam, dan nyeri vagina berlangsung cukup lama.
Gejala-gejala ini dapat menunjukkan bahwa posisi IUD yang Anda gunakan sudah berpindah posisi sehingga menyebabkan komplikasi.
[embed-health-tool-ovulation]