backup og meta

Kenali 6 Ciri-Ciri IUD Bergeser, Bahaya, dan Penanganannya

Kenali 6 Ciri-Ciri IUD Bergeser, Bahaya, dan Penanganannya

Intrauterine Device (IUD) atau KB spiral adalah salah satu metode KB yang efektif dan jangka panjang. Meski jarang terjadi, IUD bisa saja bergeser dari posisi semula sehingga efektivitasnya dalam mencegah kehamilan menurun, bahkan menimbulkan ketidaknyamanan.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri IUD yang bergeser agar dapat segera ditangani oleh tenaga medis.

Ciri-ciri IUD bergeser

Berikut ini tanda iud bergeser yang perlu Anda ketahui.

1. Benang IUD terasa lebih pendek atau panjang

Setiap KB IUD memiliki benang kecil yang menjuntai dari leher rahim ke dalam vagina. 

Benang ini berfungsi untuk memastikan posisi IUD tetap di tempatnya. 

Jika benang terasa lebih pendek, lebih panjang, atau bahkan benang IUD tidak terasa sama sekali, ini bisa menjadi tanda bahwa IUD telah bergeser.

2. Tidak merasakan tali IUD di dalam vagina

Jika tidak merasakan tali IUD di dalam vagina, hal ini bisa menjadi tanda bahwa IUD telah bergeser atau bahkan keluar dari rahim. 

Benang IUD berfungsi sebagai penanda posisi dan memudahkan dokter untuk melepas alat kontrasepsi tersebut. 

Jika tali tidak terasa, bisa jadi IUD tertarik lebih dalam, bergeser, atau keluar tanpa disadari. Ada juga kemungkinan bahwa tali hanya melipat atau menempel pada dinding serviks.

3. IUD terasa saat berhubungan seks

Salah satu tanda bahwa IUD (Intrauterine Device) bergeser adalah munculnya rasa tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan seksual

Jika IUD bergeser dari posisinya yang seharusnya di dalam rahim, pasangan mungkin dapat merasakan adanya benda keras atau tajam selama penetrasi. 

Dikutip dari Mayo Clinic Health System, wanita yang menggunakan IUD juga bisa merasakan nyeri yang tidak biasa saat berhubungan.

4. Ujung IUD terasa keluar dari serviks

radang panggul akibat IUD

Jika ujung IUD terasa keluar dari serviks, ini merupakan tanda bahwa IUD telah bergeser dari posisinya yang seharusnya di dalam rahim. 

Normalnya, hanya tali IUD yang bisa dirasakan di area leher rahim, sedangkan bagian utama IUD tetap berada di dalam rahim. 

Jika bagian ujung IUD terasa keluar, ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, atau bahkan meningkatkan risiko kegagalan kontrasepsi

5. Pendarahan tidak normal

Jika mengalami pendarahan di luar masa menstruasi atau pendarahan yang lebih banyak dari biasanya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa IUD telah bergeser dari posisinya. 

Selain itu, bercak darah yang berlangsung terus-menerus atau tidak kunjung berhenti juga perlu diwaspadai.

Hal ini karena bisa menunjukkan adanya iritasi atau masalah lain pada rahim akibat pergeseran IUD.

6. Keputihan berlebihan

Keputihan berlebihan juga bisa menjadi ciri KB IUD bergeser. 

Kondisi ini juga biasanya disertai dengan bau tidak sedap, perubahan warna keputihan, atau rasa gatal sekitar vagina.

Pergeseran IUD dapat memicu reaksi tubuh yang tidak normal, termasuk peningkatan produksi cairan vagina sebagai respons terhadap infeksi sehingga menyebabkan keputihan. 

Bahaya IUD bergeser

IUD (Intrauterine Device) yang bergeser dari posisinya yang seharusnya di dalam rahim bisa menimbulkan berbagai risiko dan komplikasi. 

Berikut beberapa bahaya yang perlu diwaspadai.

  • Efektifitas IUD yang berkurang. IUD bergeser mungkin tidak lagi efektif dalam mencegah kehamilan.
  • Perforasi rahim. IUD yang bergeser bisa menusuk dinding rahim, menyebabkan perforasi. Ini dapat menimbulkan nyeri hebat, perdarahan, dan memerlukan tindakan operasi.
  • Kehamilan ektopik. Jika terjadi kehamilan saat IUD bergeser, ada risiko kehamilan ektopik, yaitu kehamilan di luar rahim, seperti di tuba falopi.
  • Infeksi. Pergeseran IUD dapat menyebabkan iritasi atau luka di area rahim sehingga meningkatkan risiko infeksi.
  • Rasa sakit dan ketidaknyamanan. Beberapa wanita mungkin mengalami kram atau nyeri yang tajam dan tiba-tiba di perut bagian bawah.

Penanganan IUD bergeser

pantangan menggunakan KB spiral

Apabila Anda merasakan ciri-ciri IUD bergeser seperti sudah disebutkan, jangan coba untuk memasukannya kembali sendiri.

Menarik benang atau ujung plastik justru akan menggeser lebih jauh alat tersebut.

Jika IUD sudah sepenuhnya keluar dari vagina pun jangan coba-coba untuk memasukkannya kembali ke rahim.

Bila gejala IUD bergeser muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemasangan IUD yang lebih tepat.

Dokter mungkin akan melepas IUD yang sudah terpasang dan memasang kembali dengan IUD yang baru setelah rahim sudah sembuh dari luka.

Jika IUD menyebabkan komplikasi serius, seperti perforasi rahim atau infeksi, tindakan medis lanjutan seperti operasi atau pemberian antibiotik akan dilakukan.

Setelah penanganan, pasien akan disarankan untuk melakukan kontrol rutin guna memastikan IUD tetap pada posisinya.

Pasien juga disarankan untuk rutin memeriksa tali IUD sendiri di rumah.

Jika mengalami ketidaknyamanan atau risiko berulang, dokter mungkin akan menyarankan untuk memilih metode kontrasepsi lain yang lebih sesuai.

Ringkasan

  • Tanda-tanda IUD bergeser meliputi perubahan panjang benang, tidak merasakannya di vagina, nyeri saat berhubungan, ujung IUD terasa keluar, pendarahan tidak normal, dan keputihan berlebihan.
  • IUD yang bergeser berisiko menyebabkan kehamilan tidak diinginkan, perforasi rahim, infeksi, dan ketidaknyamanan.
  • Jika mengalami gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter dan hindari mencoba memperbaiki sendiri.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Okechukwu Osuebi, M. D. (2024). FAQ: Troubleshooting your IUD. Retrieved 17 March 2025, from https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/troubleshooting-your-iud

What is an IUD (intrauterine device) or copper coil?. (N.d.). Retrieved 17 March 2025, from https://www.nhs.uk/contraception/methods-of-contraception/iud-coil/what-is-it/

Parenthood, P. (n.d.). IUD Birth Control: Info About Mirena & Paragard IUDs. Retrieved 17 March 2025, from https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/iud

Rowlands, S., Oloto, E., & Horwell, D. H. (2016). Intrauterine devices and risk of uterine perforation: current perspectives. Open access journal of contraception, 7, 19–32. https://doi.org/10.2147/OAJC.S85546

IUD Expulsion: Is it as scary as it sounds? (2015). Retrieved 17 March 2025, from https://www.bedsider.org/features/643-iud-expulsion-is-it-as-scary-as-it-sounds

Lanzola, E. L. (2023). Intrauterine Device. Retrieved 17 March 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557403/

 

Versi Terbaru

17/03/2025

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Annisa Nur Indah Setiawati


Artikel Terkait

5 Pertimbangan Penting Saat Berniat Ganti Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi Darurat, Ini Caranya agar Efektif Cegah Kehamilan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui kemarin

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan