HIV bukanlah penyakit yang mudah menular. Penularan HIV terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, sperma, atau cairan vagina. Kasus penularan dari pasien pada caregiver (orang yang merawat) sebenarnya jarang terjadi. Meski begitu, tidaklah berlebihan bila Anda atau anggota keluarga lain menerapkan cara pencegahan penularan HIV saat merawat pasien di rumah.
Cara aman merawat pasien HIV/AIDS di rumah
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, terutama sel CD4 yang berperan penting dalam melawan infeksi.
Infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) yaitu kondisi yang membuat sistem imun lebih lemah sehingga rentan terkena berbagai penyakit infeksi.
Karena sering jatuh sakit, pasien yang mengalami AIDS, terutama anak-anak, sering kali membutuhkan bantuan perawatan dari anggota keluarga lain.
Risiko penularan dari interaksi biasa memang rendah. Namun, Anda bisa mengikuti cara merawat pasien HIV/AIDS ini untuk semakin meminimalkan risiko.
1. Membersihkan cairan tubuh
Kontak dekat dengan pasien HIV/AIDS, seperti bertatap muka atau berbicara atau bahkan menyentuh kulit secara langsung, tidak menyebabkan penularan.
Meskipun HIV menular melalui cairan tubuh, tapi tidak semua cairan tubuh membawa virus HIV.
Melansir HIV.gov cairan tubuh yang dapat menularkan HIV adalah darah, cairan vagina, dan sperma. Sementara cairan tubuh seperti air mata, keringat, muntahan, urine, dan feses tidak dapat menularkan HIV.
Anda perlu mewaspadai kontak dengan cairan tubuh yang menjadi media penularan HIV. Risiko penularan akan meningkat ketika Anda perlu menyentuh secara langsung cairan tubuh orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Saat merawat luka pasien HIV misalnya, Anda bisa terinfeksi ketika darah dari luka masuk ke dalam luka terbuka pada kulit Anda.
Oleh karena itu, bersihkan segera permukaan benda apapun yang terkena darah, sperma, cairan vagina yang terinfeksi virus HIV.
Gunakan pembersih disinfektan atau yang mengandung alkohol untuk membersihkannya. Untuk luka terbuka, oleskan salep antibiotik, lalu tutup luka dengan plester atau perban.
Dengan cara merawat pasien HIV/AIDS ini, Anda dapat membunuh virus pada permukaan dan mengurangi risiko Anda terkena infeksi.
2. Melindungi diri dari paparan virus
Saat merawat pasien HIV/AIDS, Anda mungkin akan sering membersihkan darah atau cairan tubuh dari pasien. Untuk itu, Anda perlu melindungi diri dengan mengenakan sarung tangan lateks setiap kali membersihkan paparan cairan yang terinfeksi.
Tak hanya ketika membersihkan darah atau cairan kelamin pasien, pakailah selalu sarung tangan setiap kali membersihkan benda yang terkena urin, feses, atau muntahan.
Cara merawat pasien HIV/AIDS ini bertujuan untuk menghindari infeksi oleh kuman penyebab penyakit lain. Pasalnya, pasien yang memiliki AIDS mengalami infeksi oportunistik sehingga rentan terkena berbagai penyakit infeksi yang mudah menular.
Sama halnya dengan ODHA, Anda juga perlu menutup setiap luka terbuka pada kulit Anda dengan plester atau perban guna menghindari masuknya virus ke dalam luka.
Di samping itu, jangan lupa untuk menjaga barang-barang pribadi Anda. Hindari berbagi penggunaan pisau cukur atau benda tajam lainnya dengan pasien. Darah yang tertinggal pada pisau bisa masuk ke dalam luka gores akibat menggunakan pisau cukur.
3. Gunakan kantong sampah khusus
Satu hal yang juga penting diperhatikan dalam merawat pasien HIV adalah cara pengelolaan sampah yang tepat. Anda harus menggunakan kantong khusus untuk membuang benda-benda yang terkena darah dan cairan kelamin.
Pastikan Anda menutup kantongnya dengan rapat dan menyemprotkan disinfektan sebelum menempatkannya pada wadah sampah.
Saat membuangnya, pastikan tidak ada orang lain yang menyentuh sampah selama beberapa saat, Anda bisa menjemurnya agar terkena sinar matahari terlebih dulu.
Di samping itu, Anda harus mematuhi peraturan mengenai penanganan limbah pasien HIV yang diatur oleh lembaga kesehatan setempat guna melindungi keselamatan masyarakat lain.