Selain dokter umum, terdapat pula dokter yang mempunyai keahlian khusus. Dokter ahli ini akan memeriksa, mendiagnosis, dan mengobati penyakit sesuai kompetensi yang dimilikinya. Berikut ini informasi seputar dokter spesialis dan jenis-jenisnya yang perlu Anda ketahui.
Apa itu dokter spesialis?
Dokter spesialis adalah dokter yang memiliki keahlian khusus untuk menangani gangguan kesehatan pada bagian tubuh tertentu.
Saat berkunjung ke puskesmas atau klinik, Anda biasanya akan bertemu dengan dokter umum. Jika Anda memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu, dokter akan merujuk Anda untuk periksa ke dokter spesialis.
Akan tetapi, Anda juga bisa langsung konsultasi ke dokter spesialis di rumah sakit tanpa harus meminta rujukan terlebih dahulu dari dokter umum.
Tahapan pendidikan dokter spesialis di Indonesia
Tahapan pendidikan untuk mendapatkan gelar dokter spesialis cukup panjang. Pertama, Anda harus berkuliah dan menyelesaikan program sarjana kedokteran selama 3,5–4 tahun.
Setelah memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked), Anda harus mengikuti program profesi atau koas (co-assistant) yang diselenggarakan di rumah sakit.
Durasi koas berlangsung sekitar 1,5–2 tahun. Kemudian, Anda akan menjalani Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) untuk memperoleh gelar dokter (dr.) dan Surat Tanda Registrasi (STR).
Meski sudah bergelar dokter, Anda harus mengikuti internship alias magang dengan berpraktik di bawah pengawasan dokter senior. Program ini berlangsung selama satu tahun.
Selanjutnya, barulah Anda akan mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP) untuk melakukan praktik dokter umum atau meneruskan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
PPDS di Indonesia hanya tersedia di fakultas kedokteran universitas negeri. Lama program ini bervariasi tergantung spesialisasi yang diambil, yakni mulai dari 4–6 tahun.
Macam-macam dokter spesialis
Berikut ini merupakan macam-macam dokter spesialis yang ada di Indonesia.
1. Dokter spesialis penyakit dalam
Dokter ahli penyakit dalam (Sp.PD) atau disebut juga internis akan membantu pasien yang mengalami penyakit jantung, gangguan pencernaan, atau diabetes.
Maka dari itu, terdapat beberapa subspesialis dari internis, salah satunya dokter penyakit dalam kardiovaskular (Sp.PD-KKV) yang menangani gangguan jantung dan pembuluh darah.
Ada pula dokter ahli endokrin (Sp.PD-KEMD) yang menangani gangguan kesehatan terkait sistem hormon/endokrin, seperti diabetes melitus, penyakit tiroid, dan sindrom Cushing.
2. Dokter spesialis THT
THT merupakan kependekan dari telinga, hidung, dan tenggorokan. Dokter ahli THT (Sp.THT) bertugas untuk menangani gangguan pada ketiga bagian tubuh tersebut.
Umumnya, saat Anda mengalami gangguan hidung, hal ini juga akan memengaruhi fungsi telinga. Begitu pun bila tenggorokan atau telinga yang mengalami masalah tertentu.
Jika Anda mengalami hidung tersumbat, telinga berdenging, atau sakit tenggorokan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter THT.
3. Dokter spesialis mata
Dokter spesialis mata (Sp.M) atau oftalmologis merupakan dokter yang memiliki keahlian khusus dalam mendiagnosis dan mengobati gangguan pada indra penglihatan.
Pasien yang berkunjung ke dokter ahli ini mengalami gangguan mata, seperti rabun dekat dan rabun jauh, katarak, glaukoma, hingga tumor atau kanker mata.
Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter mata bila hendak melakukan pemeriksaan mata untuk meminta resep kacamata.
4. Dokter ahli ortopedi
Dokter ahli ortopedi (Sp.OT) merupakan dokter yang memiliki keahlian terkait gangguan tulang. Dokter akan fokus pada diagnosis, koreksi, pencegahan, dan perawatan tulang.
Bukan hanya itu, jenis dokter spesialis ini juga dapat mendiagnosis gangguan pada sendi, otot, ligamen, tendon, dan saraf.
Ahli ortopedi bertugas dalam merawat pasien dari segala usia, mulai dari bayi yang baru lahir dengan clubfoot hingga atlet muda yang memerlukan operasi arthroscopic.
5. Dokter ahli obstetri dan ginekologi
Segala macam gangguan terkait organ reproduksi wanita, kehamilan, dan persalinan bisa dikonsultasikan dengan dokter ahli obstetri dan ginekologi (Sp.OG).
Obstetri merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kehamilan dan persalinan, sedangkan ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menangani masalah reproduksi wanita.
Dokter kandungan atau obgyn membantu memeriksa kehamilan, memantau kondisi rahim, atau melakukan pemeriksaan rutin dalam rangka menjaga kesehatan organ intim perempuan.
6. Dokter spesialis anak
Pediatri atau dokter spesialis anak (Sp.A) merupakan dokter yang merawat dan mendiagnosis masalah kesehatan pada bayi dan anak-anak.
Faktanya, gangguan pada bayi dan anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Dokter ahli ini umumnya akan menangani pasien yang berusia 0–18 tahun.
Gangguan kesehatan pada anak, seperti cacat bawaan, masalah genetik, dan perkembangan anak yang terhambat sebaiknya diperiksakan ke dokter anak.
7. Dokter ahli saraf
Dokter ahli saraf (Sp.N) disebut juga neurologis. Mereka berfokus dalam memeriksa dan menangani masalah pada sistem saraf, termasuk otak, sistem saraf tepi. dan saraf tulang belakang.
Seorang ahli saraf dapat membantu Anda menangani penyakit sistem saraf, misalnya stroke, epilepsi, multiple sclerosis, demensia, dan penyakit Parkinson.
Apabila Anda sering mengalami kejang, tremor, kesulitan berjalan, dan mudah lelah, lebih baik segera jadwalkan konsultasi dengan neurologis.
8. Dokter ahli kulit dan kelamin
Dokter spesialis kulit dan kelamin (Sp.KK) menangani gangguan kesehatan pada kulit dan area kelamin.
Beragam masalah yang bisa ditangani antara lain penyakit kulit, mulut, rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan masalah yang berhubungan dengan alat kelamin Anda.
Jenis dokter ahli yang juga disebut dermatolog ini tidak hanya menangani pasien wanita, tetapi juga pasien pria, anak-anak, dan bahkan lansia.
9. Psikiater
Psikiater (Sp.KJ) merupakan dokter ahli yang menangani masalah kejiwaan. Umumnya, dokter akan melakukan diagnosis, terapi, dan konseling sesuai kondisi pasien.
Secara umum, psikiater berbeda dengan psikolog. Selain berbeda dalam tahapan pendidikannya, psikiater bisa meresepkan obat-obatan, sedangan psikolog tidak.
Beberapa gejala yang penanganannya membutuhkan bantuan psikiater yakni serangan panik, halusinasi, pikiran untuk bunuh diri, atau mendengar suara yang orang lain tidak dengar.
10. Dokter gigi
Dokter gigi bertugas mengatasi masalah kesehatan gigi dan gusi. Tidak hanya itu, mereka juga menangani masalah rahang, kelenjar ludah, dan area di sekitar mulut Anda.
Secara umum, dokter gigi mirip seperti dokter umum. Ada berbagai cabang ilmu kedokteran gigi dengan fokus dan keahlian yang berbeda-beda.
Macam-macam dokter gigi spesialis di antaranya spesialis bedah mulut (Sp.BM), kedokteran gigi anak (Sp.KGA), dan ortodonti (Sp.Ort).
Kesimpulan
Dokter spesialis memiliki keahlian khusus untuk menangani gangguan kesehatan pada bagian tubuh tertentu. Jika Anda ragu untuk memilih dokter ahli, sebaiknya konsultasi dengan dokter umum terlebih dahulu untuk memperoleh rujukan yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]