Penyembuhan juga tergantung pada apakah Anda mengurangi penekanan terhadap bagian kaki atau tangan yang mengalami lepuhan. Penekanan terus menerus membuat blood blister lama sembuhnya. Contohnya, jika mengalami lepuhan di bagian jari kaki, jangan paksakan kaki untuk terus menerus menggunakan sepatu yang tertutup dan menekan lepuhan tersebut.
Lepuhan ini umumnya tidak membutuhkan perawatan medis khusus. Pasalnya, jaringan kulit baru di bawah lepuhan itu akan tumbuh dengan sendirinya. Lama-lama jaringan kulit akan menyerap cairan pada lepuhan sampai mengering dan bisa terkelupas.
Akan tetapi, lepuhan yang muncul sebaiknya ditutup dengan penutup luka yang steril dan lepuhan harus dicuci secara rutin agar tetap bersih. Sangat penting juga untuk menjaga agar lepuhan tidak pecah. Sebab jika sampai pecah, ini bisa menyebabkan infeksi dan memperlambat proses penyembuhan. Jika lentingan darah pecah, jagalah agar area sekitarnya tetap bersih dan kering. Anda juga bisa memberikan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Lepuhan darah ini sering kali menimbulkan rasa nyeri, apalagi jika sampai pecah. Untuk meredam rasa sakit, tempelkan kompres es pada lepuhan darah tersebut. Masukan es ke dalam handuk kecil untuk ditempelkan ke lepuhan, jangan langsung es yang ditempelkan ke kulit. Biarkan selama 10-30 menit dan ulangi beberapa kali sehari atau setiap nyeri terasa.
Kapan harus ke dokter?
Lepuh darah umumnya tidak berbahaya dan tidak membutuhkan penanganan medis dari dokter. Akan tetapi, ada juga saatnya di mana Anda perlu memeriksakan kondisi Anda. Ini dia tanda-tandanya.
- Muncul infeksi. Tanda-tandanya adalah lentingan berisi nanah kuning atau hijau, terasa sangat nyeri, dan panas.
- Lepuhan tidak hilang-hilang, selalu muncul lagi beberapa kali.
- Berada di tempat yang tidak biasa, seperti di kelopak mata atau di dalam mulut.
- Jika lepuhan timbul disebabkan oleh reaksi alergi, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut dan ingat-ingat apa jenis obat yang menimbulkan efek ini.
- Jika timbul gejala lain seperti menggigil, demam, sakit perut, muntah atau diare, serta nyeri otot atau sendi.