Kebiasaan buang sampah sembarangan bukan hanya bisa membahayakan kesehatan lingkungan seperti adanya bahaya banjir. Nyatanya, kesehatan fisik manusia juga dapat bermasalah akibat sampah berserakan di mana-mana. Apa saja penyakit yang bisa disebabkan oleh buang sampah sembarangan? Ketahui di sini.
Berbagai penyakit yang disebabkan oleh sampah
Sampah atau limbah, seperti sisa makanan, plastik, rokok, dan kertas, baiknya dibuang di tempat sampah. Jika tidak, sampah-sampah akan menumpuk.
Sampah yang menumpuk dan bertebaran, terutama sisa makanan, biasanya akan membusuk dan menyebarkan bau tak sedap, sehingga menjadi tempat berkembang biak yang ideal untuk kuman.
Jika Anda bersentuhan langsung dengan kuman tersebut, berbagai penyakit bisa terjadi pada Anda.
Tumpukan sampah yang membusuk juga bisa mengundang serangga dan hewan, seperti lalat, kecoa, atau tikus, yang akan membawa dampak buruk untuk kesehatan tubuh manusia.
Berikut adalah beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat membuang sampah sembarangan.
1. Hepatitis A
Virus hepatitis A merupakan penyebab infeksi yang menimbulkan adanya gangguan fungsi hati akut.
Infeksi ini termasuk penyakit yang dapat disebabkan oleh sampah dan menyebar melalui sampah.
Dilansir dari Epidemic Control Toolkit, salah satu penyebaran virus hepatitis A, yaitu melalui kontaminasi makanan dan air yang kemudian keduanya dikonsumsi oleh orang yang sehat.
2. Disentri
Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Diare sendiri ditandai dengan sering buang air besar yang lunak atau cair.
Kondisi ini disebabkan oleh ameba dan bakteri yang banyak ditemukan pada sampah yang berserakan.
Bakteri penyebab disentri juga dapat berpindah ke manusia melalui kontak langsung dengan bakteri pada feses (misalnya karena tidak mencuci tangan dengan bersih sehabis buang air besar).
Bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Maka dari itu, disentri termasuk penyakit yang bisa disebabkan oleh sampah dan sangat menular. Jika tidak segera ditangani, disentri dapat menyebabkan dehidrasi berat yang mengancam jiwa.
Bahaya buang sampah sembarangan terhadap lingkungan
3. Salmonellosis
Salmonellosis adalah penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri Salmonella di dalam perut dan usus.
Sebagian besar pasien salmonellosis hidup dalam kondisi lingkungan yang miskin, berpolusi, serta kebanyakan dekat dengan lingkungan yang tercemar dan penuh sampah.
Oleh karena itu, penyakit ini bisa mengalami peningkatan risiko yang disebabkan oleh sampah.
Selain dari sampah, penularan penyakit ini juga dapat terjadi ketika orang makan makanan yang terkontaminasi bakteri atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
Sebagian besar pasien dengan infeksi ringan akan sembuh dalam waktu 4—7 hari tanpa pengobatan. Namun, beberapa orang dengan diare akut dirawat di rumah sakit untuk diinfus dan memperoleh antibiotik.
4. Penyakit pes
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersina pestisia yang ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya.
Umumnya, penyakit pes tersebar di daerah yang lingkungan padat penduduk dan pastinya memiliki tingkat kebersihan yang buruk, alias sampah tersebar di mana-mana.
Maka dari itu, risiko penyakit ini bisa mengalami peningkatan yang disebabkan oleh sampah.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi jika Anda melakukan kontak langsung atau tergigit oleh hewan tertentu.
Perlu diketahui bahwa penyakit ini bukan hanya disebarkan lewat tikus. Hewan seperti kelinci, anjing, kucing berkutu yang sudah terinfeksi pes bisa menjadi sumber penularan penyakit.
5. Demam berdarah
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Kondisi ini dulu disebut dengan penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot, sehingga membuat tulang terasa retak.
Nyamuk demam berdarah sering berkembang biak di genangan air pada sampah yang dibuang sembarangan. Maka dari itu, penyakit ini merupakan salah satu dampak dari membuang sampah sembarangan.
Sebagai pencegahan, ada baiknya sampah-sampah tidak dibuang secara sembangan, tetapi dikubur untuk mencegah terbentuknya sarang nyamuk.