Banjir termasuk bencana alam yang bisa menimbulkan dampak pada kondisi kesehatan para korbannya. Bahkan, setelah air telah surut, ancaman terkena penyakit akibat banjir masih ada. Simak apa saja penyakit yang bisa terjadi akibat banjir di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Banjir termasuk bencana alam yang bisa menimbulkan dampak pada kondisi kesehatan para korbannya. Bahkan, setelah air telah surut, ancaman terkena penyakit akibat banjir masih ada. Simak apa saja penyakit yang bisa terjadi akibat banjir di bawah ini.
Banjir bisa menyebabkan berbagai penyakit akibat mikroba yang mungkin terbawa di dalam air dan kemudian menempel di tempat yang tergenang banjir.
Dilansir dari The University of Queensland, profesor Mark Blaskovich, Direktur Pusat Solusi Superbug IMB, mengatakan bahwa para korban banjir harus waspada terhadap penyakit akibat banjir yang bisa menimbulkan efek jangka panjang pada kondisi kesehatan tubuh.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering dialami oleh korban banjir.
Diare dapat terjadi sebagai gejala infeksi bakteri, jamur, maupun virus. Salah satu jenis bakteri yang paling sering menyebabkan diare adalah Escherichia coli (E. coli).
Infeksi E. coli di tubuh sering kali disebabkan oleh kontaminasi makanan yang dikonsumsi. Namun, banjir yang bercampur air selokan juga bisa mengandung bakteri E. coli yang tinggi.
Gangguan sistem pencernaan biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi akibat mikroba yang terkandung di dalam banjir.
Gejala gangguan pencernaan dapat meliputi muntah, diare, sakit perut, dan demam. Pada anak-anak dan lansia, gangguan pencernaan juga berisiko menyebabkan dehidrasi.
Sama seperti diare, infeksi kulit juga bisa disebabkan oleh berbagai macam mikroba.
Ada dua jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi akibat banjir, yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes.
Bakteri-bakteri tersebut bisa menyebabkan berbagai penyakit, di antaranya selulitis dan impetigo.
Bakeri dan jamur dalam air banjir juga bisa menyebabkan infeksi yang disebut necrotising fasciitis yang bisa menyebar secara cepat dan menyebabkan rasa nyeri yang parah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika dan Inggris, infeksi saluran pernapasan menjadi jenis infeksi akibat banjir yang paling sering membutuhkan penanganan secara medis.
Infeksi ini dapat terjadi akibat virus maupun bakteri, seperti Streptococcus pyogenes.
Gejala infeksi pernapasan biasanya meliputi batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri dada, atau penyumbatan hidung.
Leptospirosis termasuk jenis penyakit yang jarang terjadi. Namun, kasus penyakit ini sering kali meningkat saat terjadi banjir.
Penyakit akibat banjir ini disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira. Gejalanya dapat meliputi nyeri otot, demam, dan sakit kepala.
Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang hidup di tanah dan pupuk kandang.
Infeksi bakteri ini dapat terjadi melalui luka atau goresan di tubuh yang terkontaminasi langsung dengan tanah, termasuk air banjir.
Untungnya, kini sebagian besar orang sudah mendapat vaksinasi tetanus yang bisa membantu mencegah infeksi menjadi kondisi yang serius.
Gejala tetanus dapat berupa kelemahan, tubuh kaku dan kram, kelumpuhan otot, serta kesulitan mengunyah dan menelan.
Melioidosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomallei yang biasanya hidup di tanah, tetapi juga bisa terkandung dalam air yang menggenang saat banjir.
Kondisi ini termasuk penyebab jumlah kematian yang lebih tinggi dari demam berdarah dan hampir sama dengan campak.
Gejala melioidosis dapat meliputi batuk, kesulitan bernapas, demam, dan kehilangan berat badan.
Air banjir bisa menjadi lingkungan yang sempurna sebagai tempat nyamuk berkembang biak.
Jenis virus yang biasanya ditularkan oleh nyamuk, meliputi demam Ross River dan demam berdarah.
Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan gejala, seperti nyeri otot, demam, kelelahan, dan sakit kepala.
Konjungtivitis atau sakit mata termasuk penyakit yang sering terjadi akibat banjir.
Penyakit ini disebabkan oleh kuman (bakteri atau virus) atau peradangan akibat alergi pada bagian putih mata (sklera).
Penyakit ini mudah menular dari satu orang ke orang lain melalui penggunaan bersama barang-barang pribadi, seperti handuk, bantal, dan sapu tangan.
Gejala yang bisa menandai konjungtivitis, yaitu nyeri di mata, mata merah, mata berair, kotoran berlebih di mata, serta mata gatal dan sensitif terhadap cahaya.
Untuk mencegah penyakit yang yang disebabkan oleh banjir, berikut beberapa cara menghadapi banjir yang bisa Anda lakukan.
Intinya, sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan air banjir, terlebih jika Anda sedang mengalami luka terbuka di tubuh.
Jika Anda menjadi korban banjir dan mengalami gejala penyakit akibat musibah tersebut, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar