Inses adalah hal yang terlarang di hampir setiap kebudayaan manusia. Tidak hanya bertentangan dengan norma dan agama, keturunan dari pernikahan sedarah juga akan sangat berisiko mengalami masalah kesehatan dan menderita penyakit genetik langka.
Mengapa anak akibat pernikahan sedarah rentan bermasalah?
Inses, alias pernikahan sedarah, adalah sistem pernikahan antardua orang yang sedarah alias masih dalam satu garis keluarga.
Bagi banyak orang, membayangkan berhubungan seks dengan kakak atau adik kandung adalah mimpi buruk yang sangat mengerikan.
Namun kejadiannya tidaklah mustahil, terbukti dari begitu banyaknya rekam sejarah yang melaporkan kasus perkawinan sedarah.
Padahal, hubungan sedarah dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi populasi atau keturunan dari hasil perkawinan tersebut.
Anak hasil hubungan sedarah akan memiliki keragaman genetik yang sangat minim dari DNA-nya. Kurangnya variasi dari DNA dapat meningkatkan peluang terjadinya penyakit genetik langka.
Hal ini juga bisa membuat sistem kekebalan tubuh anak melemah.
Pada pembentukan sistem kekebalan tubuh, ada komponen penting dalam DNA yang disebut Major Histocompatibility Complex (MHC).
MHC terdiri dari sekelompok gen yang bertugas sebagai penangkal penyakit.
Agar MHC bisa bekerja dengan baik, keanekaragaman alel (varian gen) harus sebanyak mungkin. Semakin banyak alel dalam tubuh, akan semakin baik kerja tubuh untuk memerangi penyakit.
Lagi-lagi, anak akibat pernikahan sedarah memiliki rantai DNA yang tidak variatif. Alhasil, jumlah dan keberagaman alelnya sedikit.
Alel MHC yang terbatas akan membuat tubuh kesulitan dalam mendeteksi zat-zat asing.
Dampaknya, individu yang memiliki kondisi ini akan lebih cepat jatuh sakit karena imun tubuhnya tidak dapat bekerja dengan optimal.
Dampak lain dari pernikahan sedarah yakni peningkatan infertilitas (masalah kesuburan), baik pada orangtua maupun keturunannya. Ada pula risiko cacat lahir dalam bentuk:
- asimetri wajah,
- bibir sumbing,
- tubuh kerdil,
- gangguan jantung,
- peningkatan risiko terhadap beberapa tipe kanker, dan
- kematian neonatal.
Satu studi juga pernah menemukan bahwa 40% anak hasil hubungan sedarah antara dua individu tingkat pertama (keluarga inti) lahir dengan kekurangan intelektual yang parah.
Penyakit yang sering menyerang anak hasil pernikahan sedarah
Berikut adalah berbagai jenis penyakit langka yang sering dialami oleh anak-anak hasil pernikahan sedarah.
1. Albinisme
Albinisme merupakan suatu kondisi ketika tubuh kekurangan melanin, yakni pigmen yang memberikan warna pada rambut, mata, dan kulit.
Seorang albino cenderung memiliki warna mata yang terang. Kulit dan rambut mereka pun sangat pucat atau hampir putih susu, bahkan jika mereka berasal dari etnis berkulit gelap.
Albinisme merupakan penyakit resesif autosomal. Ini berarti ketika dua orang dengan kode genetik sama berkembang biak, peluang anak-anak mereka untuk mewarisinya jadi semakin besar.
Tidak semua orang albino merupakan hasil dari perkawinan sedarah. Akan tetapi, praktik inses antara sepupu dekat, saudara kandung, serta orangtua dan anak kandung berisiko tinggi untuk mewariskan masalah ini.
2. Fumarase deficiency (FD)
Defisiensi fumarase (FD), dikenal juga sebagai polygamist’s down, adalah gangguan yang dapat memengaruhi sistem saraf otak.
Kondisi cacat lahir ini menyebabkan pengidapnya menderita kejang tonik-klonik, keterbelakangan mental, serta kelainan fisik seperti bibir sumbing, club foot, hingga skoliosis.
Keterbelakangan mental akibat FD menyebabkan skor IQ yang hanya mencapai 25, hilangnya bagian tertentu pada otak, tidak bisa duduk dan/atau berdiri, serta kemampuan berbahasa yang minim atau bahkan nol.
Anak hasil pernikahan sedarah yang memiliki FD juga mungkin mengidap mikrosefalus, yaitu kondisi saraf yang ditandai dengan ukuran kepala bayi yang jauh lebih kecil dari normalnya.
Tahukah Anda?
Tidak ada pengobatan efektif yang tersedia untuk defisiensi fumatase. Individu dengan FD biasanya hanya dapat bertahan hidup selama beberapa bulan. Hanya segelintir dari penyintas FD yang dapat hidup cukup lama sampai tahap dewasa muda.
3. Habsburg Jaw
Habsburg Jaw merupakan kecacatan fisik bawaan dengan ciri rahang bawah menonjol, diikuti oleh penebalan bibir bawah yang ekstrem serta ukuran lidah yang luar biasa besar.
Maloklusi (penyimpangan rahang atas dan bawah) akibat kondisi ini menyebabkan cacat fungsi rahang, ketidaknyamanan dalam mengunyah, masalah pencernaan, dan kesulitan berbicara.
Individu yang memiliki kondisi ini dilaporkan juga mengalami keterbelakangan mental dan fungsi motorik yang hampir nol besar.
Jejak awal Habsburg Jaw diyakini berasal dari keluarga bangsawan Polandia. Keluarga kerajaan zaman dulu kerap mempraktikkan perkawinan sedarah untuk melindungi keturunan darah bangsawan murni.
4. Hemofilia
Meski dapat dialami oleh siapa pun, hemofilia disebut sebagai salah satu penyakit yang bisa terjadi akibat pernikahan sedarah.
Hemofilia merupakan contoh dari penyakit X-linked, karena gen yang cacat merupakan gen dari kromosom-X.
Perempuan memiliki dua pasang kromosom X, sedangkan laki-laki hanya memiliki satu kromosom X dari ibunya.
Seorang laki-laki yang mewariskan salinan gen cacat akan mengidap hemofilia, sedangkan keturunan perempuan harus mewarisi dua pasang gen cacat untuk bisa mengidap penyakit ini.
Keturunan hasil inses akan mewarisi dua salinan dari gen rusak yang diturunkan dari ibunya.
5. Philadelphoi
Kata “philadelphoi” yang berarti “cinta saudara” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata ini digunakan sebagai julukan kepada kakak-adik yang terlibat dalam hubungan inses.
Meski begitu, Philadelphoi tidak tercatat sebagai kondisi medis resmi dan berbeda dari penyakit Philadelphia Chromosome (Ph).
Philadelphoi dikaitkan dengan kondisi cacat lahir, kelainan genetik bawaan, atau kasus bayi lahir mati akibat pernikahan sedarah.
Maka dari itu, kejadian pernikahan sedarah harus dihentikan. Sekalipun seseorang menikah dengan sepupu, risiko masalah fisik dan mental pada keturunannya akan tetap tinggi.
[embed-health-tool-bmi]