backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Makanan Andalan untuk Anda Konsumsi Selama Diresepkan Antibiotik

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 21/06/2021

    3 Makanan Andalan untuk Anda Konsumsi Selama Diresepkan Antibiotik

    Mungkin Anda selama ini berpikir bahwa minum antibiotik saja sudah cukup supaya cepat sembuh. Nyatanya, tidak demikian. Apa yang Anda makan selama sedang berobat dapat membantu mempercepat proses penyembuhannya. Apalagi antibiotik juga notabene riskan menimbulkan berbagai efek samping masalah pencernaan, seperti diare, mual, hingga perut kembung yang bikin tidak nyaman beraktivitas.

    Nah, di bawah ini adalah pilihan makanan terbaik untuk mempercepat pemulihan sekaligus mengurangi efek samping obat, yang bisa Anda makan selama dan setelah selesai minum antibiotik sampai habis.

    Makanan terbaik untuk dikonsumsi selama minum antibiotik

    Antibiotik bekerja melawan bakteri dalam tubuh. Namun, zat obat antibiotik tidak bisa membedakan mana bakteri yang baik dan buruk (penyebab penyakit). Semua akan dibasmi tanpa pandang bulu.

    Padahal, ada jutaan bakteri baik di dalam usus kita yang memang tugasnya menjaga daya tahan tubuh untuk melawan infeksi. Bakteri baik bekerja melindungi lapisan usus dan membantu meningkatkan kinerja usus dalam menyerap nutrisi dari makanan, yang pada akhirnya membantu menguatkan sistem imun.

    Sayangnya, antibiotik juga akan membunuh hampir sebagian besar baikteri baik dalam tubuh kita. Itu kenapa stamina tubuh bisa cepat menurun selama dan setelah minum antibiotik. Nah, beberapa makanan ini dapat membantu Anda meningkatkan kadar bakteri baik dalam usus secara alami.

    1. Makanan sumber probiotik

    Probiotik adalah bakteri baik yang biasanya terdapat dalam makanan fermentasi. Misalnya, yogurt, tempe, susu kefir, dan kimchi.

    Selain meningkatkan daya tahan tubuh, probiotik juga dapat membantu mengurangi beberapa efek samping antibiotik seperti perut kembung dan diare. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi probiotik sangat efektif mengurangi risiko diare akibat efek samping antibiotik.

    Namun ingat: karena antibiotik dapat membunuh bakteri baik, jangan langsung makan makanan sumber probiotik setelah minum antibiotik. Berikan jeda setidaknya dua jam setelah minum antibiotik untuk makan probiotik.

    2. Makanan sumber prebiotik

    Prebiotik merupakan jenis serat tidak mudah dicerna, yang banyak terkandung dalam makanan sehari-hari Anda. Prebiotik adalah makanan bagi probiotik agar bisa terus berkembang biak dalam tubuh. Semakin banyak bakteri baik yang ada di usus Anda, semakin mudah bagi tubuh untuk melawan penyakit.

    Beberapa contoh makanan tinggi prebiotik adalah bawang bombay, bawang putih, dan pisang. Beberapa makanan jadi seperti yogurt, susu formula bayi, sereal, dan roti juga telah ditambahkan (fortifikasi) prebiotik dalam proses pembuatannya,

    Pada label kemasan makanan, prebiotik biasanya muncul dengan nama:

  • Galactooligosaccharides (GOS)
  • fructooligosaccharides (FOS)
  • Oligofruktosa (OF)
  • Serat chicory
  • Inulin
  • Namun ingat: prebiotik adalah serat. Jika terlalu banyak mengonsumsinya, Anda bisa mengalami kembung. Maka, tambahkan makanan ber-prebiotik secara perlahan dan sedikit-sedikit selama Anda minum antibiotik.

    3. Makanan kaya vitamin K

    Defisiensi vitamin K bisa jadi salah satu efek samping minum antibiotik. Pasalnya, beberapa jenis bakteri baik menghasilkan vitamin K yang dibutuhkan tubuh untuk membantu proses pembekuan darah.

    Untuk mengurangi efek samping antibiotik ini, Anda dapat memperbanyak makan kubis, bayam, lobak hijau, dan sawi hijau selama dan setelah berobat.

    Tetap makan juga setelah obat habis

    Meski antibiotik sudah habis, ada baiknya Anda tetap rutin makanan-makanan di atas untuk menyeimbangkan kadar bakteri baik dalam usus seperti sedia kala.

    Tambahkan juga makanan berserat setelahnya. Serat dapat merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus untuk mengembalikan keseimbangannya seperti sedia kala. Makanan yang kaya serat meliputi pisang, buah beri, kacang polong, brokoli, kacang-kacangan dan gandum utuh.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 21/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan