Sama halnya dengan manusia, anabul (anak bulu) juga bisa mengalami masalah kesehatan, salah satunya muntah kuning. Muntah kuning pada kucing peliharaan tentu bisa menimbulkan kekhawatiran karena kondisi ini bisa menandakan beragam penyakit.
Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen · Kesehatan · None
Sama halnya dengan manusia, anabul (anak bulu) juga bisa mengalami masalah kesehatan, salah satunya muntah kuning. Muntah kuning pada kucing peliharaan tentu bisa menimbulkan kekhawatiran karena kondisi ini bisa menandakan beragam penyakit.
Lalu, kenapa kucing bisa muntah kuning dan bagaimana cara mengatasinya? Ketahui selengkapnya dalam pembahasan berikut ini.
Umumnya, muntah kucing yang berwarna kuning terdiri dari asam lambung dan cairan empedu.
Asam lambung diproduksi oleh lambung, sedangkan empedu diproduksi oleh hati dan disimpan dalam kantong empedu. Kedua cairan ini berperan dalam proses pencernaan.
Warna kuning tersebut muncul karena kucing peliharaan Anda muntah dalam kondisi perut kosong, misalnya saat kucing tidak mau makan atau terlambat makan.
Ketika tidak menerima makanan, cairan empedu akan masuk ke usus halus dan lambung. Asam lambung juga akan mengiritasi lapisan lambung dan menyebabkan kucing muntah.
Selain perut kosong, kucing juga bisa memuntahkan cairan berwarna kuning karena memakan sesuatu yang berwarna kucing dan tidak mampu mencernanya dengan baik.
Muntah kuning merupakan salah satu ciri-ciri kucing sakit, terutama penyakit yang memengaruhi pencernaan.
Berikut ini beberapa alasan kenapa kucing muntah kuning dan gejala-gejala yang perlu Anda waspadai.
Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas. Organ ini berfungsi memproduksi hormon dan enzim untuk memecah karbohidrat, protein, dan lemak dalam makanan kucing.
Gangguan pencernaan ini dapat menyebabkan kucing muntah, lesu, berhenti makan, dan diare.
Gastritis atau peradangan lambung dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, konsumsi makanan basi, keracunan, stres, hingga penyakit kronis, seperti diabetes.
Selain muntah kuning, gastritis bisa menimbulkan gejala lain tergantung penyebabnya, seperti diare, hilang nafsu makan, hingga munculnya bercak darah pada muntahan.
Sama halnya dengan manusia, diabetes pada kucing disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh kucing untuk mengontrol kadar gula darah sehingga melebihi batas normal.
Kucing dengan diabetes mungkin lebih sering muntah, memiliki rasa haus dan lapar yang berlebihan, buang air kecil lebih sering, hingga mengalami penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Penyakit kronis lain yang menyebabkan anabul muntah kuning ialah penyakit ginjal. Kondisi ini membuat produksi asam lambung meningkat sehingga bisa memicu mual dan muntah.
Selain itu, kucing yang mengidap penyakit ginjal umumnya lebih sering buang air kecil, kurang nafsu makan, diare, dan mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Kucing sering kali menelan benda-benda asing, seperti tali, kain, atau plastik. Benda asing yang ukurannya terlalu besar bisa menyebabkan penyumbatan atau obstruksi pada usus.
Tergantung tingkat keparahannya, kondisi ini dapat menyebabkan kucing muntah kuning, lebih sedikit buang air besar, kelelahan, dan berperilaku tidak normal.
Bilious vomiting syndrome (BVS) adalah salah satu penyakit kucing yang memicu muntah kuning. Gangguan ini umumnya muncul sebelum kucing makan pertama kali pada pagi hari.
Meski tidak berbahaya, BVS menjadi tanda bahwa kucing peliharaan Anda mengalami masalah pada pola makan. Ini mungkin membuat mereka perlu makan lebih sering dari biasanya.
Selama merawat kucing, Anda mungkin pernah melihat anabul sesekali muntah. Hal ini cukup wajar bila tidak disertai dengan gejala yang menandakan penyakit lainnya.
Namun, jika kucing Anda muntah cairan berwarna kuning, berikut sejumlah pertolongan pertama yang bisa dilakukan.
Apabila masalah ini berlanjut atau disertai dengan gejala lain yang mencemaskan, segera bawa kucing peliharaan Anda ke klinik dokter hewan.
Untuk menentukan penyebab muntah kuning, dokter terlebih dahulu akan melakukan tes diagnostik berupa tes darah, tes urine, rontgen, atau ultrasound (USG).
Sembari menunggu hasil diagnosis, kucing Anda akan menerima perawatan suportif, misalnya obat antimual untuk meredakan mual serta infus intravena (IV) untuk menjaga kecukupan cairan tubuh.
Dalam kebanyakan kasus, kucing dapat pulang pada hari yang sama setelah perawatan. Dokter mungkin meresepkan obat dan terapi pakan untuk melancarkan pencernaannya.
Namun, pada kasus serius, seperti muntah kuning akibat obstruksi usus, hewan peliharaan Anda harus menjalani operasi untuk menghilangkan penyumbatan pada saluran pencernaannya.
Kucing juga perlu menjalani rawat inap dan kondisinya akan terus dipantau selama pemulihan.
Selalu ikuti petunjuk dari dokter hewan untuk memastikan kucing Anda memperoleh perawatan terbaik. Jangan mencoba memberikan obat-obatan manusia untuk peliharaan Anda.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter hewan Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar