Temuan etilen oksida (ethylene oxide) dalam salah satu varian mi instan asal Indonesia yang dijual di Taiwan menggegerkan dunia maya.
Pasalnya, senyawa berbahaya ini memiliki sifat karsinogenik atau bisa meningkatkan risiko kanker.
Apa itu etilen oksida?
Etilen oksida (C2H4O) adalah zat kimia yang berbentuk gas tidak berwarna, mudah terbakar, dan berbau agak manis.
Salah satu penggunaan gas ini adalah dalam produksi etilen glikol, senyawa alkoholik yang sempat ditemukan pada sejumlah produk obat sirop beberapa bulan lalu.
Dalam jumlah lebih kecil, gas ini dapat digunakan sebagai pestisida. Etilen oksida juga berfungsi untuk mensterilkan peralatan bedah dan produk medis lainnya.
Secara umum, orang yang bekerja di industri kimia, farmasi, dan tekstil berisiko tinggi terpapar ethylene oxide yang digunakan sebagai bahan baku produksi.
Pada masyarakat umum, paparan gas ini mungkin terjadi saat seseorang mengonsumsi produk makanan atau minuman tertentu, seperti rempah-rempah, teh, dan kopi.
Etilen oksida pada makanan mungkin berasal dari residu pestisida dalam bahan baku. Gas ini juga berfungsi sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Selain itu, Anda juga bisa terpapar ethylene oxide saat mengisap atau menghirup asap rokok.
Temuan etilen oksida pada produk makanan
Dilansir dari situs Antara, salah satu varian mi instan asal Indonesia telah dilarang peredarannnya di Taiwan pada 24 April 2023 karena terdapat cemaran pestisida etilen oksida (EtO) di dalamnya.
Food and Drug Agency (FDA) Taiwan melaporkan adanya EtO pada bumbu mi instan sebesar 0,187 mg/kg (ppm). Taiwan tidak memperbolehkan kandungan EtO dalam produk pangan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI menjelaskan bahwa metode analisis yang dilakukan FDA Taiwan adalah melalui penentuan 2-Chloro Etanol (2-CE).
Hasil uji tersebut dikonversi sebagai etilen oksida (EtO). Setelah itu, diketahui bahwa kadar EtO sebesar 0,187 ppm ini setara dengan kadar 2-CE sebesar 0,34 ppm.
Keputusan Kepala Badan POM Nomor 229 Tahun 2022 telah mengatur Batas Maksimal Residu (BMR) 2-CE sebesar 85 ppm.
Dengan demikian, kadar 2-CE pada sampel mi instan di Taiwan masih jauh di bawah BMR 2-CE di Indonesia.
Temuan ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada tahun 2022, FDA Taiwan juga menemukan adanya cemaran EtO pada bumbu, minyak bumbu, dan cabai bubuk mi instan.
Sumber kontaminasi tersebut berasal dari bahan baku, termasuk bubuk cabai, bawang merah, dan jinten, yang diberikan pestisida ethylene oxide selama penanamannya.
Selain mi instan, kandungan etilen oksida pada makanan juga pernah ditemukan pada es krim.
Diketahui bahwa kontaminasi ini berasal dari perisa vanila yang digunakan sebagai bahan baku pada beberapa jenis varian es krim.
Paparan etilen oksida meningkatkan risiko kanker
Paparan ethylene oxide dari udara atau makanan dapat menyebabkan kerusakan dan mutasi genetik pada DNA sehingga meningkatkan risiko kanker.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan etilen oksida sebagai bahan kimia yang paparannya berpotensi menjadi karsinogen bagi tubuh manusia.
Menurut National Cancer Institute, paparan bahan kimia berbahaya ini bisa meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, khususnya limfoma dan leukemia.
Limfoma merupakan jenis kanker darah yang berkembang pada sel darah putih (limfosit), sedangkan leukemia merupakan kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang belakang.
Kanker perut dan kanker payudara pada wanita juga diketahui terkait dengan paparan gas etilen oksida.
Selain kanker, paparan bahan kimia berbahaya ini juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf, organ reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh.
Apa saja gejala dari paparan etilen oksida?
Gejala paparan etilen oksida pada manusia bervariasi, tergantung pada tingkat dan lamanya paparan. Beberapa gejala yang paling umum di antaranya sakit kepala, mual, muntah, kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan, serta iritasi pada mata dan kulit.
Cara menghindari bahaya etilen oksida dalam makanan
Beberapa negara melarang penggunaan EtO dalam produksi makanan. Mereka pun menarik peredaran produk yang terkontaminasi ethylene oxide dan berisiko bagi kesehatan.
Untuk menghindari bahaya bahan kimia ini, berikut merupakan langkah-langkah sederhana yang dapat Anda lakukan.
1. Baca label dengan cermat
Ketika membeli produk makanan atau minuman, baca label kemasan produk tersebut untuk memastikan tidak ada bahan kimia berbahaya, seperti etilen oksida.
Badan POM RI menganjurkan untuk Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) agar Anda terhindar dari produk makanan yang berbahaya dan tidak memenuhi syarat.
2. Hindari makanan yang terlalu diproses
Pada umumnya, produk makanan yang diproses secara berlebihan atau yang disebut sebagai ultra-processed food cenderung lebih mudah terkontaminasi etilen oksida.
Cobalah untuk membatasi atau menghindari makanan yang diawetkan atau diproses secara berlebihan, seperti makanan olahan, camilan, dan minuman ringan.
3. Masak makanan dengan benar
Untuk mengurangi paparan ethylene oxide, masaklah makanan Anda dengan benar. Cuci bahan-bahan mentah seperti sayuran dan buah-buahan dengan air mengalir.
Pastikan juga bahwa Anda memasak dengan suhu yang tepat dan menggunakan teknik pengolahan yang aman, baik itu digoreng, direbus, maupun dibakar.
4. Pilih produk makanan organik
Salah satu cara mengurangi paparan etilen oksida pada makanan ialah dengan memilih makanan organik.
Pasalnya, produk organik diproses secara konvensional tanpa melibatkan bahan kimia, seperti pestisida buatan.
Selain itu, konsumsi makanan organik juga diklaim lebih bermanfaat karena mengandung lebih banyak vitamin dan antioksidan yang penting bagi tubuh Anda.
Kandungan etilen oksida (ethylene oxide) pada makanan tentu berbahaya bila masuk ke dalam tubuh, terutama bila jumlahnya berlebihan.
Apabila Anda merasakan gejala mencurigakan yang diduga diakibatkan oleh keracunan etilen glikol, segera hubungi dokter atau cari pertolongan medis darurat.
Kesimpulan
- Etilen oksida (ethylene oxide) adalah zat kimia yang berbentuk gas tidak berwarna, mudah terbakar, dan berbau agak manis.
- Paparan gas berbahaya ini, baik dari udara atau makanan, dapat meningkatkan risiko limfoma, leukemia, kanker perut, hingga kanker payudara.
- Untuk menghindari bahaya ethylene oxide dalam makanan, penting untuk membaca label produk dan mengolah makanan dengan cara yang benar.
- Segera hubungi dokter dan cari pertolongan medis bila Anda mengalami gejala keracunan akibat paparan bahan kimia ini.
[embed-health-tool-bmi]