Tren konsumsi makanan organik tampaknya semakin digandrungi. Bahan makanan ini konon lebih sehat ketimbang makanan biasa. Tidak heran bila makanan organik dibanderol dengan harga lebih mahal. Namun, apa makanan ini terbukti lebih sehat?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tren konsumsi makanan organik tampaknya semakin digandrungi. Bahan makanan ini konon lebih sehat ketimbang makanan biasa. Tidak heran bila makanan organik dibanderol dengan harga lebih mahal. Namun, apa makanan ini terbukti lebih sehat?
Makanan organik adalah makanan yang diproduksi dan diproses secara konvensional (tradisional). Istilah “organik” mengacu pada proses produksi suatu bahan makanan.
Sementara itu, Pertanian dan peternakan organik tidak melibatkan teknologi rekayasa biologi, radiasi, penggunaan zat pestisida, hormon, dan antibiotik. Semua prosesnya juga tidak menggunakan pupuk yang dari bahan sintetis atau limbah lumpur.
Tanaman jenis ini cenderung menggunakan pupuk alami seperti pupuk kandang yang diproduksi sendiri. Sementara pada peternakan hewan, semua prosesnya berfokus untuk untuk meningkatkan kualitas tanah dan meminimalisasi polusi.
Selain menerapkan proses produksi yang alami, bahan makanan ini haruslah bebas dari bahan tambahan pangan atau zat aditif. Zat yang termasuk dalam kelompok ini antara lain pengawet, pewarna, pemanis buatan, pengental, dan penyedap rasa.
Tidak semua bahan pangan organik mempunyai karakteristik yang sama. Walaupun sama-sama berlabel organik, bahan-bahan yang Anda pilih mungkin saja menggunakan metode pengolahan atau bahan dasar yang berbeda.
Di bawah ini merupakan pengelompokkan bahan pangan jenis ini dengan mengacu United States Department of Agriculture (USDA).
Makanan dengan label ini harus mengandung bahan-bahan yang hanya dihasilkan secara organik. Alat bantu pengolahannya pun organik dan proses pengolahannya tidak melibatkan air dan garam.
Proses produksi bahan pangan dalam kategori ini juga tidak menggunakan metode khusus, kecuali limbah lumpur atau radiasi pengion. Label makanan menampilkan segel USDA atau segel dari agen sertifikasi.
Makanan setidaknya harus mengandung 95% bahan organik meski tidak termasuk air dan garam. Proses produksi tidak memakai metode khusus, kecuali limbah lumpur atau radiasi pengion. Label menampilkan segel USDA atau segel dari agen sertifikasi.
Makanan setidaknya harus mengandung 70% bahan organik, tapi tidak termasuk air dan garam. Proses produksi tidak menggunakan metode khusus, kecuali limbah lumpur atau radiasi pengion.
Label makanan menampilkan persentase kandungan organik dan sertifikasi agen yang digunakan, tapi tidak menggunakan segel USDA.
Secara umum, produk organik memiliki keunggulan menurut Mayo Clinic sebagai berikut.
Makanan organik umumnya mengandung bahan terkontaminasi yang lebih sedikit dan diproduksi secara tradisional. Namun, produk yang tidak dibersihkan atau diolah dengan tepat tetap bisa terkontaminasi oleh kotoran, serangga, atau sisa pestisida.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa produk organik umumnya mengandung lebih banyak vitamin dan antioksidan. Contohnya, kandungan vitamin C pada jagung dan buah berry organik rata-rata 52% lebih banyak dibandingkan produk non-organik.
Rata-rata, kandungan nitrat pada produk organik lebih rendah 30% daripada makanan biasa. Kandungan nitrat yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker serta gangguan pada hemoglobin sel darah merah.
Asam lemak omega-3 merupakan lemak menyehatkan yang bermanfaat bagi jantung dan pembuluh darah. Studi mengungkapkan bahwa produk organik memiliki kandungan omega-3 yang lebih tinggi dibandingkan produk non-organik.
Produk organik memang mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan produk biasa. Akan tetapi, USDA sendiri tidak memberikan klaim bahwa bahan pangan jenis ini lebih bergizi daripada makanan yang diproduksi secara modern.
Ada sejumlah laporan yang menunjukkan bahwa produk organik mengandung kadar antioksidan yang lebih tinggi. Akan tetapi, lingkup penelitian yang sudah ada rata-rata kecil sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membenarkan temuan ini.
Dari banyaknya penelitian mengenai manfaat makanan organik, tidak ada perbedaan signifikan antara pola makan organik dengan pola makan biasa. Faktor yang paling menentukan kualitas asupan gizi Anda tetaplah keberagaman bahan makanan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar