backup og meta

Apa yang Terjadi Saat Mati Suri? Ini Penjelasan Medisnya

Apa yang Terjadi Saat Mati Suri? Ini Penjelasan Medisnya

Mati suri merupakan salah satu misteri yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak selamanya terkait dengan hal-hal mistis, pengalaman ini sebenarnya bisa dijelaskan secara medis. 

Apa itu mati suri?

Mati suri adalah istilah untuk menggambarkan keadaan ketika seseorang dianggap meninggal dunia, tetapi menunjukkan tanda-tanda kehidupan kembali beberapa waktu setelahnya.

Di dalam dunia medis, kondisi ini disebut autoresuscitation atau biasa dikenal sebagai Lazarus effect atau Lazarus phenomenon.

Istilah ini mengacu pada kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) setelah tindakan resusitasi jantung dan paru (RJP) atau CPR dihentikan.

Ini artinya, jantung seseorang yang dianggap telah meninggal dunia mulai berdenyut lagi tanpa bantuan sehingga bisa memompa darah ke organ dan jaringan tubuh seperti semula.

Berdasarkan kasus yang dilaporkan dalam Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine (2020), tanda-tanda kehidupan pada orang yang mati suri biasa kembali 10 menit setelah tindakan CPR berakhir.

Tahukah Anda?

Istilah Lazarus effect ini didasari oleh kisah yang tertulis pada Perjanjian Baru tentang Lazarus, yang dibangkitkan kembali oleh Yesus Kristus setelah empat hari kematiannya.

Penjelasan ilmiah tentang mati suri

penyebab kematian remaja

Banyak masyarakat yang menganggap mati suri sebagai suatu kejadian mistis. Padahal, banyak studi membuktikan bahwa kondisi ini bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. 

1. Udara terperangkap pada paru-paru

Beberapa studi berpendapat bahwa Lazarus effect diakibatkan oleh udara yang terperangkap pada paru-paru selama tindakan resusitasi jantung dan paru berlangsung.

Udara yang menumpuk membuat tekanan di dalam rongga dada meningkat. Hal ini membuat darah sulit mengalir ke jantung sehingga dapat menyebabkan henti jantung. 

Saat CPR dihentikan, udara yang terperangkap mulai keluar dan tekanan dada berkurang. Ini membuat aliran darah kembali lancar dan jantung berfungsi seperti sedia kala.

2. Efek pengobatan tertunda

Sirkulasi darah yang terhambat akibat tekanan pada rongga dada juga membuat obat yang diberikan melalui infus intravena (IV) tidak mampu mencapai jantung.

Jika tekanan dada berkurang setelah CPR dihentikan, darah yang membawa obat baru bisa mencapai jantung. Saat obat mulai bekerja, sirkulasi darah bisa kembali secara spontan.

3. Hipotermia

Efek Lazarus kemungkinan disebabkan oleh hipotermia, yakni kondisi saat suhu tubuh turun hingga di bawah 35 derajat Celsius (℃). 

Hipotermia memperlambat metabolisme dan mengurangi jumlah oksigen yang dibutuhkan otak. Hal ini memungkinkan otak bertahan hidup lebih lama tanpa aliran darah.

4. Penyebab lainnya

Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa Lazarus phenomenon dapat terjadi akibat kadar kalium yang tinggi (hiperkalemia) atau terlalu banyak asam (asidosis) dalam darah.

Kedua kondisi ini bisa membuat fungsi paru-paru dan jantung terhenti sehingga menyebabkan seseorang tampak koma atau meninggal dunia.

Pengalaman mati suri berbeda-beda tergantung budaya

menyesuaikan asupan nutrisi bagi orang sudah mendekati kematian

Fenomena mati suri ditemukan di seluruh dunia, tetapi tidak diketahui persentase kasusnya. Dilansir dari laman Cleveland Clinic, kondisi ini lebih banyak ditemui pada orang berusia 60 tahun ke atas.

Pengalaman mati suri dipengaruhi oleh kultur budaya di masing-masing daerah. Mati suri yang dialami oleh orang Indonesia mungkin berbeda dengan yang terjadi pada orang Eropa.

Berikut beberapa pengalaman terkait mati suri yang pernah tercatat.

1. Merasa meninggal betulan

Mati suri juga dikaitkan dengan pengalaman menjelang kematian atau near death experience (NDE). Perasaan telah mati kerap dilaporkan oleh orang yang mengalami Lazarus phenomenon.

Kondisi ini juga dialami oleh mereka yang mengidap sindrom Cotard, yakni kondisi langka yang ditandai dengan keyakinan keliru bahwa tubuhnya sedang sekarat atau sudah mati.

Belum diketahui alasan seseorang bisa mengalami kondisi ini. Secara logis, mungkin ini terjadi sebagai usaha orang tersebut untuk memahami peristiwa aneh yang dialaminya.

2. Perasaan jiwa keluar dari raga

Out of body experience (OBE) kerap dideskripsikan sebagai perasaan “melayang” keluar tubuh. Hal ini terkadang disertai dengan autoskopi, yakni melihat tubuh sendiri saat “melayang”.

Tidak hanya saat mati suri, OBE kerap dialami oleh seseorang yang mengalami sleep paralysis atau atau lebih dikenal dengan nama “ketindihan”.

Meski sering dianggap sebagai  pengalaman mistis, OBE sebenarnya dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Studi menunjukkan bahwa rangsangan pada bagian otak yang disebut temporoparietal junction (TPJ) dapat memicu OBE. Kondisi inilah yang mungkin terjadi saat seseorang mengalami Lazarus effect.

3. Interaksi dengan orang mati

Banyak orang menyatakan bahwa Anda akan dikelilingi oleh orang yang telah mati dan malaikat saat meninggal dunia. Hal ini turut memengaruhi pengalaman seseorang saat mati suri.

Fenomena ini diduga berkaitan dengan gangguan dopamin yang bisa menyebabkan halusinasi, khususnya pada orang yang mengidap penyakit Parkinson dan Alzheimer.

Pada pengidap degenerasi makula, penglihatan yang terganggu menyebabkan otak berusaha mengompensasinya dengan menghadirkan gambaran lain yang sebenarnya tidak ada.

4. Melihat terowongan cahaya

Penglihatan akan adanya terowongan cahaya sering dilaporkan oleh orang yang mati suri. Hal ini bisa disebabkan oleh berkurangnya pasokan darah dan oksigen ke retina mata. 

Saat retina kekurangan oksigen, penglihatan pada daerah tepi mata akan mengalami gangguan terlebih dahulu. Lalu, gangguan ini meluas ke arah tengah mata sehingga tampak seperti terowongan.

Mati suri merupakan pengalaman unik dengan beragam mekanisme yang kompleks di baliknya. 

Satu hal yang perlu digaris bawahi yakni mati suri, Lazarus effect, atau near death experience tidak sepenuhnya merupakan kejadian mistis dan sebenarnya bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Kesimpulan

  • Mati suri adalah keadaan ketika seseorang dianggap meninggal dunia, tetapi menunjukkan tanda-tanda kehidupan kembali beberapa waktu setelahnya.
  • Dalam dunia medis, istilah ini mengacu pada kembalinya sirkulasi spontan setelah tindakan resusitasi jantung dan paru (CPR) dihentikan.
  • Beragam faktor bisa menyebabkan Lazarus effect, seperti udara terperangkap pada paru-paru selama CPR, efek pengobatan tertunda, dan hipotermia.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Lazarus Effect / Phenomenon. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved August 8, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24876-lazarus-effect

Gordon, L., Pasquier, M., Brugger, H., & Paal, P. (2020). Autoresuscitation (Lazarus phenomenon) after termination of cardiopulmonary resuscitation – a scoping review. Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine, 28(1). https://doi.org/10.1186/s13049-019-0685-4

Sharma, M., Chandna, M., Nguyen, T., Franco, R., Vakil, A., Varon, J., & Surani, S. (2020). Lazarus phenomenon: When a dead patient is not really dead. Chest, 158(4), A749-A750. https://doi.org/10.1016/j.chest.2020.08.700

Smith, A. M., & Messier, C. (2014). Voluntary out-of-Body experience: An fMRI study. Frontiers in Human Neuroscience, 8. https://doi.org/10.3389/fnhum.2014.00070

Facco, E., & Agrillo, C. (2012). Near-death experiences between science and prejudice. Frontiers in human neuroscience, 6, 209. https://doi.org/10.3389/fnhum.2012.00209

Versi Terbaru

20/08/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Euthanasia, Ketika Memilih Kematian untuk Mengakhiri Hidup

Benarkah Kesepian Menyebabkan Kematian? Ini Faktanya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/08/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan