backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Myofascial Pain Syndrome (Nyeri Kronis Miofasial)

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 31/08/2022

Myofascial Pain Syndrome (Nyeri Kronis Miofasial)

Setiap bagian otot memiliki jaringan ikat putih yang disebut dengan fasia. Gangguan muskuloskeletal yang umumnya menyerang bagian ini adalah myofascial pain syndrome (MPS) atau nyeri kronis miofasial.

Ketahui gejala, penyebab, dan pengobatan MPS secara lebih lengkap. 

Apa itu myofascial pain syndrome?

Myofascial pain syndrome atau MPS adalah penyakit nyeri kronis yang memengaruhi persendian dan otot (muskuloskeletal). 

Myo berarti otot dan fascial berarti fasia. Fasia adalah jaringan ikat putih tipis yang membungkus setiap otot.

Fasia mengelilingi setiap tingkat jaringan serat otot, otot tunggal, dan sistem otot.

Myofascial pain syndrome biasanya terjadi akibat otot yang aus setelah digunakan berulang kali, misalnya ketika berolahraga atau mengoperasikan mesin berat. 

Pada kondisi ini, memberikan tekanan di titik-titik sensitif pada otot (trigger point) bisa menyebabkan nyeri kronis. Terkadang nyeri bisa muncul pada bagian tubuh yang tidak terdampak.

Tanda dan gejala myofascial pain syndrome

Jika memiliki sindrom nyeri miofasial, Anda mungkin merasakan nyeri dan tekanan pada otot di area bagian tubuh tertentu. 

Gejala sindrom nyeri miofasial yang mungkin terjadi antara lain:

  • nyeri otot yang semakin lama semakin memburuk,
  • jika otot yang nyeri ditekan, rasa nyerinya bisa menjalar ke bagian tubuh lain,
  • sulit tidur atau tidur terlalu cepat,
  • otot melemah dan kaku, dan
  • gerak terbatas.
  • Penyebab sindrom nyeri miofasial

    otot lengan terkilir

    Orang yang memiliki myofascial pain syndrome, akan mempunyai titik nyeri yang berpusat di dalam fasia. Saat daerah ini ditekan, rasa nyeri bisa terasa di area tubuh lainnya.

    Titik nyeri itu sendiri mirip seperti simpul (nodul) yang terbentuk dari banyak serat otot yang terjebak saat berkontraksi.

    Cleveland Clinic menjelaskan ketika serat otot terjebak dalam kontraksi, aliran darah berhenti.

    Jika aliran darah ke area tersebut berhenti, area otot tersebut tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. 

    Rasa sakit ini bisa terus berlanjut dan semakin memburuk. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko nyeri otot ini, antara lain:

    • cedera otot,
    • ketegangan otot/penggunaan otot yang berulang (misalnya, memalu),
    • kelemahan otot/kurang beraktivitas,
    • postur tubuh yang buruk,
    • bekerja di atau tinggal di lingkungan yang dingin,
    • stres emosional, 
    • saraf terjepit,
    • kecemasan,
    • masalah metabolik atau hormonal seperti penyakit tiroid atau neuropati,
    • kekurangan vitamin, termasuk vitamin D dan folat, dan
    • adanya infeksi kronis.

    Diagnosis

    Dalam mendiagnosis kondisi ini, dokter akan mencari titik yang menjadi memicu nyeri otot.

    Dokter akan mencari nodul lunak yang memicu nyeri ketika ditekan. 

    Terdapat dua jenis titik pemicu di antaranya sebagai berikut. 

  • Titik pemicu aktif: dapat berupa simpul lunak di dalam otot yang memicu nyeri dan kedutan ketika ditekan
  • Titik pemicu laten: titik ini mungkin tidak akan menimbulkan nyeri dalam jangka waktu lama, tetapi dapat terpicu ketika ada stres atau trauma (benturan).
  • Pengobatan myofascial pain syndrome

    Ada banyak cara mengobati myofascial pain syndrome, mencakup pengobatan medis, terapi, hingga perawatan di rumah dengan mengubah gaya hidup. 

    1. Obat-obatan

    Obat-obatan yang digunakan untuk sindrom nyeri myofascial di antaranya sebagai berikut. 

    • Relaksan otot, seperti benzodiazepine dan tizanidin untuk mengurangi kejang otot.
    • Antinyeri NSAID, seperti ibuprofen atau paracetamol.
    • Antikonvulsan, seperti gabapentin dan pregabalin dapat mengurangi rasa sakit dan mengurangi kejang otot.
    • Analgesik, seperti lidocaine, koyo diclofenac, tramadol, tropisetron.
    • Suntik botoks.
    • Antidepresan trisiklik untuk mengobati rasa sakit kronis, fibromyalgia, dan nyeri saraf, yang merupakan kondisi yang menyerupai MPS.

    2. Terapi

    Fisioterapi

    Ada banyak terapi yang bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat myofascial pain syndrome. Di bawah ini adalah beberapa contohnya.

    • Peregangan: terapis fisik untuk membantu meringankan rasa sakit pada otot. 
    • Fisioterapi: latihan yang memperkuat otot-otot di sekitar titik pemicu membantu menghindari kerja otot yang berlebihan.
    • Ultrasound: penggunaan gelombang suara untuk meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan penyembuhan pada otot. 

    3. Perawatan di rumah

    Di bawah ini ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan di rumah untuk mengurangi rasa sakit.

    • Pilih kursi kantor yang lebih baik untuk memperbaiki postur tubuh Anda.
    • Ganti kasur baru atau sesuaikan posisi tidur.
    • Berlatih yoga, pilates, atau teknik peregangan lainnya.
    • Gunakan alat pijat.
    • Melatih otot atau beraktivitas fisik setiap hari.
    • Kurangi tingkat stres.
    • Kompres es segera setelah mengalami cedera otot. 
    • Mandi air panas.

    Rangkuman

    • Sindrom nyeri miofasial adalah penyakit umum yang melemahkan otot dan jaringan lunak otot.
    • Gejala berbeda untuk setiap orang dengan sindrom nyeri miofasial.
    • Nyeri miofasial dapat dikurangi atau dihilangkan dengan perawatan yang tepat

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 31/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan