Proses pembekuan darah adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan. Namun, bekuan darah yang terbentuk secara tidak normal bisa membahayakan tubuh. Untuk mengatasinya, dokter kerap merekomendasikan trombektomi.
Apa yang dimaksud dengan trombektomi? Berikut penjelasan seputar manfaat, prosedur, hingga risikonya.
Apa itu trombektomi?
Trombektomi (thrombectomy) adalah operasi untuk mengangkat bekuan darah dari pembuluh darah arteri atau vena. Biasanya, bekuan darah terjadi di sekitar kaki, lengan, usus, organ otak, paru-paru, dan jantung.
Bekuan darah yang dikenal sebagai trombus dapat mengganggu aliran darah ke ekstremitas (bagian ujung tubuh) dan atau ke organ.
Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini bisa menghilangkan fungsi anggota tubuh yang terkena hingga bisa mengancam jiwa.
Prosedur pengangkatan bekuan darah ini perlu dilakukan dalam hitungan jam untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Berdasarkan situs Cleveland Clinic, ada dua jenis trombektomi yang perlu Anda ketahui.
1. Trombektomi bedah (terbuka)
Pada jenis operasi ini, dokter bedah membuat sayatan untuk mencapai pembuluh darah yang tersumbat.
Kemudian, dokter membelah pembuluh darah, mengangkat bekuan darah menggunakan balon, lalu memperbaiki pembuluh darah yang bermasalah.
2. Trombektomi perkutan (minimal invasif)
Pada jenis operasi ini, dokter bedah memasukkan perangkat khusus melalui kateter yang dapat menghancurkan atau menyedot bekuan darah dari dalam pembuluh darah.
Bila masih ada sisa bekuan darah, dokter bedah akan memasukkan obat pelarut bekuan darah lokal ke area tersebut.
Apa manfaat trombektomi?
Tujuan utama dari trombektomi adalah mengangkat bekuan darah di pembuluh arteri atau vena guna membantu memulihkan aliran darah melalui pembuluh darah.
Perlu Anda pahami bahwa tidak semua bekuan darah memerlukan operasi ini. Beberapa kasus bekuan darah dapat diatasi dengan obat antikoagulan atau trombolitik.
Antikoagulan merupakan obat pengencer darah untuk mencegah terbentuknya lebih banyak bekuan darah dan memberi waktu bagi tubuh dalam melarutkan bekuan darah yang tidak darurat dari waktu ke waktu.
Sementara trombolitik adalah obat yang melarutkan bekuan darah akut (yang terjadi secara tiba-tiba).
Jadi, butuh atau tidaknya prosedur trombektomi dilakukan bergantung dengan respons tubuh terhadap obat dan keparahan kondisi.
Siapa saja yang memerlukan tindakan trombektomi?
Trombektomi merupakan prosedur yang sering direkomendasikan untuk pasien stroke akibat sumbatan atau stroke iskemik.
Namun selain sebagai pengobatan stroke, prosedur ini juga umumnya direkomendasikan utnuk mengatasi beberapa masalah kesehatan berikut.
- Trombosis vena dalam (DVT).
- Iskemia arteri ekstremitas atas atau bawah akut.
- Iskemia mesenterika akut.
- Oklusi arteri ginjal (penyumbatan total atau sebagian pada arteri yang memasok darah ke ginjal).
- Serangan jantung (infark miokard).
- Emboli paru (kondisi arteri paru-paru tersumbat oleh gumpalan darah atau benda lain).
Anda umumnya memerlukan trombektomi jika memiliki bekuan darah yang tidak dapat diobati dokter dengan obat-obatan seperti antikoagulan (pengencer darah) atau trombolitik (obat penghancur bekuan darah).
Prosedur thrombectomy sangat diutamakan terutama bila Anda berisiko mengalami kondisi berikut.
- Kematian.
- Embolus (ketika trombus terlepas dari satu lokasi dan berpindah ke lokasi lain di tubuh).
- Kerusakan jaringan atau organ permanen, misalnya kerusakan otak akibat stroke.
Seperti apa prosedur trombektomi?
Agar Anda mendapatkan gambaran seperti apa prosedur pengangkatan bekuan darah, simak penjelasan berikut.
1. Persiapan sebelum trombektomi
Dalam kondisi darurat, misal akibat stroke, persiapan terkadang tidak dilakukan. Namun, bila prosedurnya direncanakan, dokter biasanya akan meminta pasien untuk melakukan beberapa hal berikut.
- Menjalani tes pencitraan, seperti USG, MRI otak, atau CT scan. Tujuannya untuk membantu dokter melihat gambar terperinci yang menunjukkan ukuran dan lokasi bekuan darah serta pembuluh darah yang memerlukan perawatan.
- Berhenti merokok karena kebiasaan ini bisa menyebabkan komplikasi selama dan setelah prosedur pembedahan.
- Berhenti mengonsumsi obat-obatan tertentu yang bisa mengganggu operasi. Beri tahu dokter tentang obat apa pun yang Anda konsumsi, termasuk vitamin, suplemen herbal, dan obat bebas seperti aspirin. Anda mungkin perlu berhenti mengonsumsi antikoagulan sebelum operasi.
2. Proses trombektomi
Umumnya, prosedur pengangkatan bekuan darah akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
- Anda menerima anestesi (obat bius) umum melalui vena di lengan. Obat bius membantu Anda merasa rileks selama prosedur berlangsung.
- Untuk jenis trombektomi terbuka, dokter bedah membuat sayatan (potongan) pada kulit di atas atau bawah pembuluh darah yang tersumbat. Dokter bedah membelah pembuluh darah untuk mengeluarkan bekuan darah.
- Jika Anda menjalani trombektomi perkutan, dokter bedah akan menusuk pembuluh darah di atas atau bawah bekuan darah (paling sering di kaki atau lengan). Lalu, dokter akan memasukkan kabel dan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pembuluh darah yang tertusuk. Dokter menggunakan pemindaian pencitraan untuk memandu kateter dan perangkat khusus melalui pembuluh darah Anda ke lokasi bekuan darah yang ingin diangkat.
- Selama trombektomi terbuka, dokter bedah menggunakan kateter balon untuk menarik bekuan darah keluar. Sementara, pada trombektomi mekanis, dokter menggunakan perangkat khusus untuk memecah, melarutkan, atau menyedot bekuan darah melalui vakum seperti kateter.
- Pada trombektomi perkutan, dokter mengangkat kawat dan kateter dari pembuluh darah. Kemudian, dokter akan menahan tekanan dengan menutup lubang di arteri atau menggunakan perangkat penutup vaskular untuk membantu menutup lubang di arteri.
Operasi pengangkatan bekuan darah dapat berlangsung selama satu jam atau beberapa jam tergantung pada lokasi dan luasnya bekuan darah.
3. Perawatan pascaprosedur trombektomi
Setelah operasi, dokter dan perawat akan memantau tanda-tanda vital saat Anda sadar dari anestesi.
Beberapa orang pulang pada hari yang sama setelah prosedur. Namun, ada pula yang perlu menjalani rawat inap di rumah sakit.
Ini bergantung pada lokasi bekuan darah, operasi yang dilakukan, serta kebutuhan perawatan lanjutan untuk mengencerkan darah.
Tenaga medis akan memberi tahu pasien mengenai cara merawat luka bekas operasi, obat-obatan yang perlu diminum, pantangan makanan, dan kapan Anda bisa kembali beraktivitas normal.
Adakah risiko atau efek samping dari trombektomi?
Seperti prosedur medis lainnya, trombektomi dapat menyebabkan efek samping. Berikut berbagai risiko atau efek samping yang mungkin terjadi selama atau setelah prosedur.
- Kerusakan pembuluh darah atau stenosis (penyempitan).
- Perdarahan.
- Hematoma (memar parah).
- Infeksi.
- Emboli paru.
- Reaksi terhadap anestesi.
- Kekambuhan bekuan darah.
Jika Anda menjalani operasi pengangkatan bekuan darah dan mengalami kondisi di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Itulah yang perlu Anda pahami seputar trombektomi, mulai dari tujuan hingga risiko efek sampingnya. Jangan ragu untuk konsultasi ke dokter jika Anda maupun anggota keluarga perlu menjalani prosedur medis ini.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]