backup og meta

Apa yang Terjadi pada Pasien Setelah Stroke Berlalu?

Apa yang Terjadi pada Pasien Setelah Stroke Berlalu?

Meski Anda sudah melalui masa kritis stroke, bukan berarti kondisi ini tidak memberikan dampak apapun terhadap kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Pasca stroke, masih terdapat beberapa dampak yang mungkin muncul. Apalagi, jika tidak konsisten menjaga kondisi kesehatan, stroke masih mungkin terjadi kembali di kemudian hari. Belum lagi, gejala-gejala stroke yang masih menetap. Lalu, apa saja sebenarnya efek yang mungkin terjadi pada hidup Anda setelah stroke?

Perubahan perilaku pasca stroke yang mungkin terjadi

Sebagian pasien mengaku mengalami berbagai macam masalah emosi setelah stroke. Depresi dan gangguan  kecemasan adalah masalah umum yang sering terjadi setelah stroke.

Efeknya, beberapa pasien mengalami kesulitan dalam mengendalikan mood dan emosi yang bisa berubah secara mendadak. Hal ini kadang membuat pasien stroke mudah tersinggung, tiba-tiba menangis, tertawa bahkan marah tanpa ada alasan yang jelas.

Sedangkan cara pasien berperilaku sering tergantung pada cara mengelola perasaan pasca stroke. Jadi jika emosi seseorang berubah setelah stroke, perilakunya pun cenderung akan berubah juga.

Oleh sebab itu, tak menutup kemungkinan jika pasien jadi lebih banyak diam, merasa acuh atau kurang tertarik dengan hal-hal yang dulu disukainya. Selain itu timbulnya rasa frustrasi karena tidak bisa melakukan sesuatu untuk diri atau kesal karena sulit berkomunikasi juga dapat membuat mereka agresif terhadap orang lain.

Namun, seiring berjalannya waktu, pasien akan mulai bisa menerima dan mulai terbiasa dengan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sehingga, secara perlahan masalah emosional dan perilakunya pun akan membaik.

Membaiknya masalah emosional dan perilaku pasien ini tentu tidak lepas dari peran keluarga dan kerabat dekat yang membantu dalam memberikan dukungan.

Itu sebabnya, sangat penting bagi para perawat pasien supaya tidak pernah bosan dalam memberikan dukungan moral dan keyakinan ke pasien pasca stroke jika kondisi mereka akan pulih seiring berjalannnya waktu.

Perubahan kehidupan seksual dengan pasangan pasca stroke

Tak hanya perubahan perilaku, Anda mungkin saja mengalami perubahan kehidupan seksual dengan pasangan pasca mengalami stroke. Pasalnya, stroke bisa saja menyebabkan disfungsi seksual pada pasien yang mengalaminya. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena sering kali, kondisi ini hanya terjadi untuk sementara waktu.

Ada beberapa masalah yang mungkin dapat memengaruhi kehidupan seks pasca stroke, seperti:

1. Takut terjadi stroke lagi

Banyak orang percaya bahwa setelah seseorang menderita stroke, gairah akan aktivitas seksual dapat menyebabkan stroke lainnya. Namun jangan khawatir, karena kondisi ini jarang terjadi.

Sayangnya, rasa takut yang dimiliki pasien adalah salah satu penyebab paling umum dari disfungsi seksual di kalangan penderita stroke.

Lebih lanjut, sebagian besar pasangan dari penderita stroke juga merasa takut untuk memulai seks karena khawatir bahwa pasangan mereka mungkin akan menderita stroke lainnya.

2. Penurunan libido

Penurunan libido pasca stroke merupakan hal lumrah akibat beberapa faktor psikologis, termasuk percaya diri yang rendah, ketidakpastian tentang masa depan hubungan, sibuk dengan masalah keuangan, dan kesulitan menerima hidup baru yang kini menjadi cacat.

Selain itu, penurunan libido dapat disebabkan oleh penggunaan beberapa obat termasuk antidepresan, dan obat-obatan tekanan darah tinggi (misalnya, beta-blocker).

3. Kelumpuhan

Stroke dapat mempengaruhi area otak yang mengontrol gerakan lengan dan kaki, sehingga mencegah pasangan mencapai posisi seksual yang paling mereka nikmati.

Tentu saja beberapa orang lebih terpengaruh dengan hal ini daripada yang lainnya, tergantung pada tingkat kerusakan otak yang terjadi akibat stroke, dan kemampuan seksual dari pasangan sebelum terkena stroke.

4. Kerusakan daerah otak yang mengatur seks

Sebagaimana dinyatakan di atas, stroke jarang menjadi penyebab langsung dari disfungsi seksual. Namun, beberapa stroke dapat mempengaruhi sensasi pada daerah kelamin, yang menyebabkan seseorang merasa mati rasa di sekitar alat kelamin mereka.

Tentu saja, salah satu dari kasus-kasus ini akan membuat seks menjadi sulit. Stroke yang mempengaruhi hipotalamus, daerah otak yang mengontrol hormon seksual, juga dapat mempengaruhi gairah seksual seseorang.

Dalam beberapa kasus langka, stroke juga dapat menyebabkan peningkatan seksualitas, atau perilaku seksual yang tidak biasa.

Perubahan pada aktivitas sehari-hari pasca stroke

Setelah mengalami stroke, tak heran jika ada beberapa faktor dalam kehidupan Anda yang berubah. Salah satunya adalah aktivitas sehari-hari, termasuk rutinitas Anda dalam bekerja. Baik stroke iskemik maupun stroke hemoragik berpotensi mengharuskan Anda untuk mengurangi aktivitas.

Kembali bekerja dan berkegiatan seperti biasa setelah sakit tentu akan terasa berbeda dari sebelumnya ketika Anda masih fit. Jangan terlalu berlarut-larut memikirkan performa kerja yang menurun.

Perubahan pada otak dan tubuh pascastroke tentu akan memengaruhi produktivitas Anda baik di kantor, di rumah, atau di mana saja. Maka, sebaiknya jangan berekspektasi terlalu tinggi agar tidak terpengaruh oleh stres.

Di samping itu, jangan lupa untuk selalu minta dukungan kepada orang di sekitar, termasuk keluarga dan teman-teman Anda di kantor. Beritahu pula pada rekan kantor Anda tindakan pertolongan pertama serangan stroke, jika terjadi kekambuhan.

Beri tahu pula siapa yang harus dihubungi saat keadaan gawat darurat, atau bahkan membantu Anda menghindari hal-hal yang dapat memicu stroke kambuh kembali. Dukungan dan kerja sama dengan rekan di kantor sangat penting ketika Anda kembali bekerja setelah terserang stroke.

Perubahan aktivitas berolahraga pasca stroke

Berdasarkan American Stroke Association, rehabilitasi dan terapi pasca stroke merupakan salah satu kunci untuk membantu Anda agar segera pulih. Namun, tak hanya itu saja, Anda juga harus rutin berolahraga untuk mempercepat proses pemulihan.

Di samping itu, olahraga setelah stroke bisa meningkatkan fungsi otak kembai normal karena olahraga memengaruhi hormon dan merubah beberapa hal di dalam tubuh pasien.

Olahraga yang dilakukan pasien akan merangsang sel-sel saraf yang sebelumnya pasif menjadi aktif dan berfungsi dengan baik kembali. Dengan begitu, pesan dan sinyal dari respon tersampaikan. Akhirnya seiring berjalannya waktu kemampuan kognitifnya kembali.

Selain itu olahraga setelah stroke yang dilakukan tersebut memiliki berbagai manfaat lain bagi pasien, seperti:

  • Mengendalikan kadar kolesterol. Menjaga jumlah kolesterol tetap rendah sangat penting bagi untuk mencegah stroke kambuh di kemudian hari.
  • Mengupayakan tekanan darah normal.
  • Membantu mengontrol berat badan. Banyak orang yang telah sembuh dari stroke yang tidak memerhatikan berat badannya. Padahal, semakin gemuk seseorang akan semakin tinggi risiko serangan stroke.
  • Mencegah depresi. Depresi adalah kondisi yang wajar terjadi pada orang yang baru saja mengalami stroke. Namun dengan berolahraga, maka suasana hati dan mood dapat kembali membaik.

Sayangnya, Anda tidak bisa sembarangan dalam menentukan jenis olahraga yang ingin dilakukan. Mengingat kondisi yang tidak fit seperti sebelumnya, Anda harus lebih selektif dalam memilih jenis olahraga.

Bila Anda dapat menggerakkan anggota tubuh, mulailah berolahraga bila dokter sudah menyatakan aman bagi Anda untuk berolahraga. Lakukanlah olahraga yang Anda sukai dan mulailah dengan perlahan. Jangan terlalu memaksakan diri.

Bila Anda masih kesulitan untuk menggerakan anggota tubuh, Anda perlu menjalani rehabilitasi dulu. Konsultasikan ini dengan dokter Anda agar Anda mendapatkan terapi yang tepat. Biasanya, salah satu olahraga yang bisa dilakukan adalah senam pasca stroke.

Setelah Anda dapat kembali menggerakkan anggota tubuh dan mendapatkan izin dokter untuk berolahraga, mulailah dengan perlahan. Lakukan semampu Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Stroke. Retrieved 26 November 2020, from https://www.world-heart-federation.org/resources/stroke/

Life After Stroke. Retrieved 26 November 2020, from https://www.stroke.org/en/life-after-stroke

Emotional changes. Retrieved 26 November 2020, from https://www.stroke.org.uk/effects-of-stroke/emotional-changes

Emotional changes after stroke. Retrieved 26 November 2020, from http://www.stroke.org.uk/sites/default/files/Emotional%20changes%20after%20stroke.pdf

Rees, P. M., Fowler, C. J., & Maas, C. P. (2007). Sexual function in men and women with neurological disorders. Lancet (London, England)369(9560), 512–525. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(07)60238-4

Giaquinto, S., Buzzelli, S., Di Francesco, L., & Nolfe, G. (2003). Evaluation of sexual changes after stroke. The Journal of clinical psychiatry64(3), 302–307. https://doi.org/10.4088/jcp.v64n0312

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Berbagai Metode untuk Mendiagnosis Stroke, Apa Saja?

Penyebab Stroke pada Anak dan Pengobatan yang Tepat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan